JAKARTA - Keuangan tidak sehat sering kali dialami oleh banyak karyawan yang hidup dalam pola paycheck to paycheck, yaitu hidup dari gaji ke gaji.
Fenomena ini bisa terlihat dalam pola berikut, yakni setelah menerima gaji, terasa banyak uang, tetapi akhirnya habis, dan menjelang akhir bulan, keadaan menjadi sulit, dengan fokus utama menghitung hari hingga gaji berikutnya tiba.
Namun, kondisi tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan satu langkah sederhana, yaitu mengelola keuangan dengan lebih bijaksana.
Besar atau kecilnya gaji memang relatif, tetapi yang paling penting adalah kemampuan untuk mengatur dan merencanakan keuangan dengan baik.
Pengelolaan keuangan yang sehat terbukti efektif dalam mengontrol pengeluaran tanpa mengorbankan kebutuhan penting lainnya.
Setiap orang memiliki pengeluaran yang berbeda, tergantung pada situasi dan tanggung jawab yang dimilikinya.
Beberapa orang memiliki kewajiban menafkahi keluarga, membayar cicilan utang, sementara yang lain mungkin bebas dari utang dan tanggungan.
Mengelola keuangan seringkali dipahami sebagai pengurangan gaya hidup, tetapi itu tidak berarti harus menghindari segala bentuk hiburan atau membeli barang yang diinginkan.
Oleh karena itu, berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki dan mengelola keuangan tidak sehat.
Ciri-ciri Keuangan tidak Sehat
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri keuangan tidak sehat yang penting untuk diketahui.
1. Pengeluaran Melebihi Pendapatan
Tanda pertama yang jelas dari kondisi keuangan yang tidak sehat adalah ketika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.
Jika kamu sering kali kehabisan uang sebelum akhir bulan atau bahkan harus berutang untuk memenuhi kebutuhan dasar, itu merupakan indikasi bahwa ada masalah dalam pengelolaan keuangan.
Pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan biasanya disebabkan oleh kebiasaan belanja yang tidak terkontrol atau kurangnya perencanaan anggaran yang baik.
Tanpa adanya pengelolaan keuangan yang tepat, kondisi ini bisa semakin parah dan berujung pada masalah utang yang lebih besar.
Oleh karena itu, penting untuk mulai memprioritaskan pengeluaran dan menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan finansial yang ada agar keuangan kembali terkendali.
2. Tidak Memiliki Dana Darurat
Dana darurat adalah aspek penting dalam menjaga kestabilan finansial, terutama saat menghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendesak.
Jika kamu tidak memiliki dana darurat, ini menandakan bahwa keuanganmu belum sepenuhnya sehat. Idealnya, dana darurat sebaiknya mencakup 3 hingga 6 bulan dari total pengeluaran bulananmu.
Ketika tidak memiliki dana cadangan, seseorang mungkin terpaksa berutang di saat krisis, yang justru memperburuk situasi keuangan. Oleh karena itu, mulai lah menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulannya untuk dana darurat.
Meskipun hal ini mungkin terasa berat di awal, memiliki dana darurat akan memberi rasa aman dan stabilitas keuangan di masa depan.
3. Terlalu Banyak Utang Konsumtif
Memiliki utang yang berlebihan, terutama jenis utang konsumtif seperti pinjaman tanpa agunan atau penggunaan kartu kredit secara berlebihan, merupakan tanda keuangan yang tidak sehat.
Jika sebagian besar pendapatanmu habis hanya untuk membayar cicilan utang, itu menunjukkan bahwa kamu mungkin sudah terjebak dalam lingkaran utang.
Utang konsumtif sering kali digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak penting, seperti gadget atau liburan.
Sangat penting untuk membatasi penggunaan utang hanya untuk keperluan yang mendesak atau untuk investasi yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang. Langkah pertama adalah mulai melunasi utang yang ada secara perlahan, tetapi konsisten.
4. Tidak Memiliki Perencanaan Investasi
Ketiadaan perencanaan investasi yang matang mengindikasikan bahwa keuanganmu belum sehat. Tanpa investasi, sulit untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan.
Investasi membantu uangmu berkembang dan memungkinkan pencapaian tujuan keuangan seperti membeli rumah atau mempersiapkan dana pensiun.
Banyak orang menunda berinvestasi dengan alasan belum memiliki cukup uang, padahal dengan perencanaan yang tepat, investasi bisa dimulai dengan jumlah kecil.
Mulailah dengan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko kamu, seperti reksa dana atau saham, untuk meningkatkan nilai aset yang dimiliki seiring waktu.
5. Tidak Memiliki Anggaran Bulanan yang Jelas
Tanda terakhir dari keuangan yang tidak sehat adalah tidak memiliki anggaran bulanan yang jelas.
Tanpa anggaran, kamu tidak bisa memantau aliran masuk dan keluar uang dengan baik, yang sering menyebabkan pengeluaran yang tidak terkendali dan kesulitan menabung.
Anggaran membantu dalam mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan utama seperti makanan, transportasi, dan tabungan. Dengan adanya anggaran yang baik, kamu bisa lebih disiplin dalam mengatur pengeluaran dan menghindari pemborosan.
Mulailah dengan mencatat semua pengeluaran secara rinci dan lakukan evaluasi anggaran secara berkala untuk memastikan keuangan tetap sehat.
Cara Mengatasi Keuangan yang Telanjur tidak Sehat
Jika keuangan kamu saat ini sudah telanjur tidak sehat maka berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasinya yang bisa segera diterapkan.
1. Mengurangi Rasio Utang
Utang sering kali menjadi penyebab utama dari kondisi keuangan yang tidak sehat, terutama jika rasio utang mencapai lebih dari 30%. Untuk mengatasi masalah ini, mulailah dengan menghitung cicilan utang yang harus dibayar setiap bulannya.
Buat daftar yang mencakup total utang, bunga, besaran cicilan, jangka waktu pelunasan, dan pihak yang memberi pinjaman.
Daftar ini haruslah lengkap dan rinci agar kamu bisa mendapatkan gambaran jelas mengenai betapa tidak sehatnya keuanganmu dan bisa merencanakan langkah-langkah perbaikan.
Setelah membuat daftar tersebut, periksa apakah total cicilan melebihi 30% dari pendapatan bulanan. Jika iya, inilah saatnya untuk mengurangi rasio utang.
Prioritaskan untuk melunasi utang setiap bulan dengan mengalokasikan dana lebih untuk pelunasan utang.
Salah satu caranya adalah dengan mengurangi anggaran untuk hiburan atau hangout, atau bahkan mengarahkan anggaran yang semestinya digunakan untuk investasi agar utang dapat segera dilunasi.
Hal terpenting adalah menghindari penggunaan kartu kredit atau pengajuan utang baru sebelum utang yang ada selesai dibayar. Jangan sampai kamu terjebak dalam lingkaran utang yang akan merusak kestabilan keuangan.
2. Mencatat dan Memantau Arus Kas
Salah satu indikator keuangan yang sehat adalah arus kas yang positif. Arus kas ini mengacu pada perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran.
Jika pengeluaran melebihi pemasukan, maka arus kas negatif, yang berarti keuanganmu tidak sehat. Sebaliknya, jika pemasukan lebih besar dari pengeluaran, maka arus kas positif, yang menunjukkan keadaan keuangan yang stabil.
Untuk mengetahui kondisi arus kas, mulailah dengan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran selama satu bulan. Dengan catatan ini, kamu dapat melihat apakah pengeluaranmu lebih besar daripada pemasukan.
Jika itu terjadi, segera evaluasi bagian mana dalam pengeluaranmu yang terlalu besar dan perlu dipangkas. Periksa juga apakah ada pengeluaran lain yang tidak perlu dan dapat mengurangi kerugian jangka panjang.
3. Menetapkan Tujuan Keuangan dan Disiplin
Ketiadaan tujuan keuangan yang jelas bisa menjadi penyebab keuangan yang tidak sehat. Jika kamu hidup tanpa arah atau hanya mengikuti alur, kemungkinan besar keuanganmu akan stagnan.
Oleh karena itu, memiliki tujuan keuangan yang jelas sangatlah penting. Tentukan apa yang ingin dicapai, seperti membeli rumah, melanjutkan pendidikan, atau merencanakan liburan, dan buatlah rencana untuk mencapainya.
Setelah menetapkan tujuan keuangan, tentukan juga jangka waktu dan instrumen investasi yang sesuai untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Dengan memiliki tujuan yang jelas, kamu akan lebih fokus dan termotivasi untuk mengatur keuangan dengan lebih disiplin, yang pada akhirnya akan menyehatkan kondisi finansialmu.
4. Berinvestasi
Bagi yang tidak memiliki utang, mulai berinvestasi sejak dini adalah langkah yang bijak. Saat ini banyak pilihan investasi dengan risiko rendah yang cocok untuk pemula, seperti reksa dana.
Reksa dana, yang menginvestasikan dana pada produk efek pasar uang, merupakan pilihan investasi dengan risiko rendah, tetapi potensi keuntungan yang terbatas.
Namun, dengan memilih instrumen investasi yang tepat, kamu bisa memulai investasi dengan jumlah kecil dan menumbuhkan aset secara perlahan.
5. Perencanaan Pensiun
Untuk tetap termotivasi dalam mengelola keuangan, buatlah perencanaan hari tua atau pensiun. Mulailah dengan mempersiapkan dana pensiun sejak sekarang agar tidak terbebani di masa depan.
Salah satu cara untuk mempersiapkan dana pensiun adalah dengan bergabung dengan program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), baik yang ditawarkan oleh perusahaan atau asuransi jiwa.
Alternatif lainnya adalah memanfaatkan tabungan yang sudah ada, tetapi pastikan dana tersebut tidak digunakan untuk kebutuhan lain seperti liburan atau pembelian barang.
Dengan perencanaan yang matang, kamu bisa memastikan masa pensiun yang nyaman dan terjamin.
Sebagai penutup, keuangan tidak sehat pada dasarnya bisa diperbaiki dengan tekad yang kuat, perencanaan yang matang, dan pengelolaan yang bijaksana.
Dengan mengubah kebiasaan buruk dan berfokus pada tujuan keuangan, kamu bisa menciptakan masa depan finansial yang lebih stabil dan terjamin.