Prabowo Targetkan Seluruh Desa Teraliri Listriki dalam Empat Tahun Lewat PLTS

Jumat, 27 Juni 2025 | 07:58:06 WIB
Prabowo Targetkan Seluruh Desa Teraliri Listriki dalam Empat Tahun Lewat PLTS

JAKARTA Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk mewujudkan akses listrik bagi seluruh desa di Tanah Air dalam waktu empat tahun ke depan. Target ambisius ini disampaikan Prabowo dalam acara peresmian proyek energi nasional, Kamis, 26 Juni 2025, sebagai bagian dari upaya pemerintah mengakselerasi pemerataan pembangunan infrastruktur energi, khususnya di kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Prabowo menekankan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan menjadi tulang punggung dalam program percepatan elektrifikasi desa. Ia menilai, PLTS sangat cocok diterapkan di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau jaringan listrik konvensional karena tantangan geografis. “Kita targetkan dalam empat tahun, seluruh desa di Indonesia bisa menikmati listrik. Ini bukan hanya janji, ini komitmen pemerintah,” tegas Presiden Prabowo dalam sambutannya.

Menurut Kepala Negara, listrik bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi juga menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. “Akses listrik akan membuka peluang ekonomi, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mendukung pelayanan kesehatan. Ini hak setiap warga negara yang harus kita wujudkan,” ujar Prabowo menambahkan.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggencarkan pembangunan PLTS dengan prioritas untuk daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau jaringan PLN. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan roadmap percepatan elektrifikasi desa yang selaras dengan visi pemerintah dalam menurunkan ketimpangan pembangunan. “PLTS adalah solusi praktis dan cepat untuk menjangkau desa-desa 3T. Kita akan bangun ribuan unit PLTS skala kecil maupun komunal,” ungkap Bahlil.

Menurut data Kementerian ESDM, hingga awal 2025, masih terdapat sekitar 4.000 desa yang belum menikmati listrik 24 jam penuh. Mayoritas desa tersebut berada di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, dan Kalimantan. Bahlil menegaskan, “Ini tantangan besar, tapi pemerintah tidak mundur. Dengan PLTS dan dukungan anggaran, kita optimistis semua desa akan terang dalam empat tahun.”

Pembangunan PLTS akan memanfaatkan energi terbarukan berbasis sinar matahari, yang dinilai lebih ramah lingkungan dan mendukung komitmen Indonesia menuju target Net Zero Emission pada 2060. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa program ini juga dirancang untuk melibatkan partisipasi masyarakat lokal. “PLTS ini tidak hanya dibangun, tapi juga akan dikelola dengan melibatkan warga setempat sehingga tercipta rasa memiliki dan peluang ekonomi baru,” kata Dadan.

Selain mendukung pemerataan akses listrik, proyek PLTS skala desa ini akan membuka lapangan kerja di bidang konstruksi, instalasi, dan pemeliharaan sistem. Pemerintah menargetkan setidaknya 15.000 tenaga kerja lokal akan terlibat langsung dalam pembangunan dan pengoperasian PLTS di seluruh Indonesia.

Pemerintah juga menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT PLN (Persero) dan PT Len Industri untuk mempercepat distribusi teknologi dan pembangunan PLTS. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan pihaknya telah menyiapkan tim khusus untuk menjalankan program elektrifikasi desa berbasis PLTS. “Kami siap mendukung penuh arahan Presiden untuk melistriki seluruh desa. Ini bagian dari komitmen PLN dalam menerangi nusantara,” ujar Darmawan.

PLN juga akan melakukan pelatihan untuk warga desa agar mampu mengoperasikan dan merawat instalasi PLTS secara mandiri. Langkah ini dinilai penting agar proyek tidak hanya berhenti pada pembangunan, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.

Sementara itu, sejumlah pakar energi menilai langkah pemerintah membangun PLTS untuk elektrifikasi desa merupakan solusi tepat. Direktur Institute for Energy Studies, Bambang Prasetyo, menilai PLTS lebih efisien dari sisi waktu dan biaya dibandingkan menarik jaringan listrik ke desa-desa terpencil. “Kalau menunggu jaringan PLN masuk, bisa makan waktu belasan tahun karena faktor geografis. PLTS bisa dibangun dalam waktu hitungan bulan,” jelas Bambang.

Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan ke depan adalah perawatan dan keberlanjutan operasional. “PLTS butuh perawatan rutin agar panel tidak tertutup debu atau rusak karena cuaca ekstrem. Pemerintah harus menyiapkan program pendampingan dan anggaran pemeliharaan,” tambahnya.

Dukungan dari pemerintah daerah juga menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan program ini. Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI), Surta Wijaya, mengapresiasi rencana Presiden Prabowo. Ia memastikan pemerintah desa siap mendukung program ini agar berjalan lancar. “Kami akan bantu sosialisasi dan pendataan desa yang membutuhkan PLTS. Ini sangat bermanfaat untuk warga,” kata Surta.

Selain PLTS, pemerintah juga akan mengevaluasi potensi energi terbarukan lain seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan tenaga angin untuk desa-desa yang memiliki potensi sumber energi alternatif tersebut. Namun, fokus utama tetap pada PLTS karena ketersediaan sinar matahari di sebagian besar wilayah Indonesia yang dinilai cukup memadai.

Pemerintah juga menyiapkan anggaran khusus dalam APBN 2025–2028 untuk mendukung target elektrifikasi desa ini. Dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan perangkat PLTS, biaya konstruksi, pelatihan tenaga kerja lokal, serta biaya operasional dan pemeliharaan.

Program elektrifikasi desa berbasis PLTS ini dinilai menjadi salah satu proyek strategis nasional yang paling berdampak langsung bagi masyarakat di daerah terpencil. Selain meningkatkan kualitas hidup, program ini diharapkan juga menjadi solusi dalam mengurangi ketimpangan pembangunan antara desa dan kota, sekaligus mendukung pemerataan ekonomi.

Dengan langkah ini, pemerintah optimistis seluruh desa di Indonesia dapat menikmati akses listrik dalam waktu empat tahun, mendukung peningkatan taraf hidup dan pertumbuhan ekonomi desa. Presiden Prabowo menegaskan kembali, “Kita ingin seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali, merasakan manfaat pembangunan, termasuk hak mereka untuk menikmati terang di malam hari.”

Terkini