JAKARTA – Komitmen BRI Insurance dalam memperkuat tata kelola perusahaan dan manajemen risiko kembali membuahkan hasil positif. Di tengah tantangan industri keuangan yang semakin kompleks, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini berhasil menegaskan posisinya sebagai perusahaan asuransi nasional yang tangguh dan terpercaya, dibuktikan dengan raihan dua penghargaan nasional dalam satu pekan terakhir.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko BRI Insurance, Heri Supriyadi, menegaskan bahwa penguatan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dan manajemen risiko merupakan fondasi penting yang terus diperkuat. “Dengan berpegang pada nilai-nilai GCG dan penguatan risk governance, kami akan terus bertransformasi menjadi perusahaan asuransi nasional yang tangguh dan terpercaya di tengah dinamika industri keuangan,” ujar Heri.
Dinamika Industri Asuransi Makin Kompleks
Industri keuangan, khususnya asuransi, dihadapkan pada berbagai tantangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mulai dari dinamika kebijakan global, risiko pasar yang fluktuatif, hingga tuntutan konsumen akan layanan digital yang cepat dan transparan. Di sisi lain, perusahaan asuransi dituntut memperkuat perlindungan konsumen melalui tata kelola yang semakin baik.
Kondisi tersebut juga diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dalam berbagai kesempatan menegaskan pentingnya tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang mumpuni di sektor jasa keuangan untuk memperkuat ketahanan industri nasional. BRI Insurance pun menjadi salah satu perusahaan yang berhasil menjawab tantangan ini dengan berbagai langkah nyata.
Raih Dua Penghargaan Nasional
Keseriusan BRI Insurance dalam memperkuat tata kelola perusahaan dibuktikan dengan raihan dua penghargaan prestisius sekaligus. Pertama, penghargaan pada ajang Best Insurance Award 2025 kategori Asuransi Umum – Kelas Aset Terbesar (di atas Rp5 triliun). Penghargaan ini diberikan atas kinerja unggul dan daya saing perusahaan dalam industri asuransi umum nasional.
Kedua, BRI Insurance kembali mendapat apresiasi dalam Excellence Good Corporate Governance Awards 2025 untuk kategori Asuransi Umum. Penghargaan ini diberikan atas penerapan tata kelola perusahaan yang etis, penguatan manajemen risiko, dan peran penting etika dalam mendukung ketahanan dan keberlanjutan bisnis.
“Dua penghargaan ini menjadi refleksi kami dalam memperkuat tata kelola perusahaan dan manajemen risiko sebagai fondasi penting dalam keberlanjutan bisnis,” ungkap Heri.
Tata Kelola Jadi Kunci Ketahanan Bisnis
Menurut Heri, penguatan GCG dan manajemen risiko bukan hanya kewajiban perusahaan, tetapi juga kebutuhan untuk menjawab dinamika industri keuangan modern. Di BRI Insurance, tata kelola dijalankan secara menyeluruh dengan berpedoman pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Hal ini diyakini menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan masyarakat.
“Kami selalu memastikan implementasi tata kelola tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar terintegrasi dalam setiap lini operasional perusahaan,” tegasnya.
BRI Insurance juga menempatkan manajemen risiko sebagai salah satu prioritas utama. Berbagai kebijakan dan prosedur disusun untuk memitigasi risiko yang muncul, baik risiko pasar, risiko operasional, risiko hukum, maupun risiko reputasi. Hal ini termasuk pemanfaatan teknologi digital dalam memantau dan mengelola risiko secara real time.
Dorong Inovasi Layanan Inklusif dan Berkelanjutan
Selain fokus pada tata kelola, BRI Insurance juga terus berinovasi mengembangkan produk dan layanan asuransi yang inklusif dan berkelanjutan. Perusahaan berkomitmen untuk memperluas akses layanan kepada segmen masyarakat yang belum terjangkau asuransi, khususnya pelaku UMKM di daerah.
Inovasi ini diwujudkan dengan peluncuran produk-produk asuransi mikro yang mudah diakses dan terjangkau, serta mengembangkan kanal digital untuk memudahkan proses pembelian hingga klaim secara online.
“Pencapaian ini menjadi motivasi bagi seluruh insan BRI Insurance untuk terus mendorong inovasi layanan asuransi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Heri.
Sejalan dengan Visi BRI Group
Sebagai bagian dari BRI Group, BRI Insurance memiliki tanggung jawab untuk mendukung visi induk perusahaan dalam memperkuat inklusi keuangan nasional. Presiden Direktur BRI Sunarso sebelumnya juga menegaskan pentingnya transformasi anak usaha BRI dalam mendukung pertumbuhan ekosistem keuangan yang inklusif, khususnya di segmen UMKM.
BRI Insurance pun aktif memperkuat sinergi dengan induk maupun perusahaan anak lainnya untuk menghadirkan solusi asuransi yang terintegrasi. Hal ini sekaligus mendukung penguatan ekosistem digital BRI Group yang tengah fokus mengembangkan layanan keuangan berbasis teknologi.
Kinerja Solid dan Prospek Cerah
Kinerja keuangan BRI Insurance hingga kuartal I 2025 menunjukkan tren positif. Perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan premi bruto, sejalan dengan meningkatnya permintaan asuransi dari sektor ritel maupun korporasi. Dari sisi rasio klaim, BRI Insurance juga mampu menjaga rasio loss ratio pada level yang sehat, sehingga profitabilitas perusahaan tetap terjaga.
Analis pasar asuransi menilai, tren peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan asuransi menjadi peluang besar bagi BRI Insurance untuk tumbuh lebih cepat. Apalagi dengan dukungan BRI sebagai induk perusahaan, BRI Insurance dinilai memiliki modal kuat untuk memperluas pasar di tengah ketatnya persaingan.
“Dengan semakin solidnya tata kelola perusahaan dan komitmen inovasi, BRI Insurance memiliki prospek cerah di industri asuransi nasional,” ujar analis asuransi senior dari Celios, Nailul Huda.
Sinergi dan Kolaborasi Jadi Prioritas
Ke depan, BRI Insurance juga berencana memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, regulator, maupun mitra strategis lainnya. Langkah ini diyakini dapat mendukung akselerasi penetrasi asuransi di Indonesia yang saat ini masih relatif rendah dibandingkan negara tetangga.
“Dengan sinergi yang kuat dan tata kelola yang baik, kami optimistis mampu mendukung target inklusi keuangan pemerintah dan meningkatkan literasi asuransi masyarakat,” tutup Heri.