UNWIM dan Pemda Sumedang Dukung Petani Tembakau

Selasa, 01 Juli 2025 | 09:07:48 WIB
UNWIM dan Pemda Sumedang Dukung Petani Tembakau

JAKARTA - Harga tembakau yang terus merosot menjadi lonceng peringatan bagi petani di Kabupaten Sumedang. Menyikapi situasi ini, Wakil Bupati Fajar Aldila bersama Universitas Winaya Mukti (UNWIM) mengambil langkah nyata: menyelenggarakan Farmer Field Day Budidaya Tembakau di Desa Gunungmanik, Kecamatan Tanjungsari. Momentum ini menjadi panggung kolaboratif antara kampus, pemerintah, dan petani, demi menciptakan solusi produktif di tengah tekanan pasar.

“Kami tahu harga tembakau sekarang memang sedang drop. Ini menjadi tantangan bersama. Pemerintah daerah tidak boleh tinggal diam. Kami akan berupaya hadir dengan kebijakan yang mendukung agar petani tetap bisa bertahan,” tegas Wakil Bupati Fajar saat membuka acara.

Sinergi Kunci: Kampus, Pemerintah, dan Petani

Fajar melihat kegiatan di UNWIM sebagai cerminan kerja sama konkret: kampus menyediakan tempat belajar teknologi, pemerintah membuat kebijakan pendukung, dan petani tetap menjaga produktivitas.

“Kegiatan ini contoh nyata kolaborasi. Kampus menyediakan ruang belajar, pemerintah hadir dengan dukungan kebijakan, masyarakat petani tetap produktif. Ini harus terus dijaga,” tuturnya.

Lebih dari sekadar simbolis, ini menjadi pondasi pendekatan integratif yang bertujuan menghadirkan dampak nyata: meningkatkan produktivitas tembakau sekaligus menjaga keberlanjutan ekonomi petani di tengah tren harga yang tidak menentu.

Pemanfaatan DBHCHT: Dana Tak Hanya Menguap

Selain mendorong kolaborasi, Fajar menyoroti dua sumber dukungan konkret: kebijakan daerah dan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT). Dana ini tidak hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, tetapi juga diarahkan agar memberi manfaat langsung bagi petani.

Hal tersebut ditunjukkan lewat kegiatan simbolis panen tembakau di demplot budidaya UNWIM dan peninjauan berbagai produk pertanian. Mulai dari pupuk organik, varietas unggul, hingga ragam olahan produk tembakau, seluruhnya dipamerkan untuk memberikan inspirasi dan solusi baru kepada para petani.

Pelajaran dari Lapangan: Teknologi dan Diversifikasi Usaha

Farmer Field Day ini memiliki dua tujuan utama:

Transfer teknologi budidaya modern
Dengan demonstrasi langsung, petani dapat melihat teknik pengolahan tanah, pemupukan, dan panen yang lebih efisien.

Ekspansi Produk dan Diversifikasi
Pameran berbagai produk—termasuk olahan tembakau—mendorong petani untuk melihat peluang-celah usaha lain, seperti pupuk cair atau ekstrak daun tembakau non-rokok.

Menurut Wakil Bupati, pendekatan semacam ini sangat relevan agar petani tak hanya tergantung pada harga pasar tembakau yang volatile.

Upaya Jangka Panjang: Strategi Sistemik

Beberapa langkah strategis yang dibahas dalam kegiatan ini antara lain:

Peningkatan varietas unggul tembakau: untuk meningkatkan nilai jual dan kualitas daun.

Penerapan praktik budidaya ramah lingkungan: agar mendukung keberlanjutan dan mendapatkan akses ke pasar premium.

Optimalisasi Pemanfaatan DBHCHT: sebagian dana dialokasikan untuk pengadaan infrastruktur pertanian—jalan desa, irigasi, hingga bengkel alat pertanian.

Set-up jejaring pasar baru: kampus membantu membuka akses ke calon pembeli industri atau ekspor.

Taktik ini dirancang untuk memberi tekanan balik—menawarkan value beyond price—agar petani lebih tangguh menghadapi fluktuasi harga.

Membangun Ketangguhan Ekonomi Petani

Inisiatif ini dibuat bukan hanya sebagai program di atas kertas—melainkan sebagai gerakan nyata untuk membangun ketangguhan ekonomi petani tembakau. Fajar menekankan bahwa kegagalan tidak dapat dihindari sendirian; hanya lewat kolaborasi multi-pihaklah petani dapat bertahan.

Lebih lanjut, sinergi ini juga diharapkan membuka akses terhadap permodalan, teknologi, maupun peluang pasar, sehingga petani dapat masuk ke hilir yang bernilai tinggi, alih-alih hanya menjual daun mentah dengan margin sempit.

Tantangan dan Harapan

Meski berisi potensi besar, agenda ini juga menghadapi tantangan. Diantaranya:

Kepastian implementasi kebijakan pro-petani
Komitmen pemerintah harus diterjemahkan dalam pendampingan, subsidi pupuk, atau insentif budidaya.

Adopsi teknologi yang merata
Ilmu baru hanya akan efektif jika dipahami dan dijalankan oleh petani dari berbagai skala usaha.

Keberlanjutan DBHCHT untuk petani
Dulu dana ini lebih banyak habis untuk pembangunan fisik—kini perlu lebih banyak masuk ke program produktivitas.

Namun, dari momentum di UNWIM ini, semuanya mulai terasa konkret: hingga pasar bisa merasakan hasilnya, melalui daun berkualitas, panen produktif, dan harga yang lebih stabil.

Warisan Kolaboratif untuk Masa Depan

Farmer Field Day Budidaya Tembakau di UNWIM bukan sekadar acara panen. Ia menjadi katalis rencana strategis yang menyatukan empat elemen sinergis: teknologi kampus, kebijakan pemerintah, ketahanan ekonomi petani, dan inovasi produk.
Dengan demikian, tanaman tembakau –sebagaimana komoditas utama– pada akhirnya bisa menjadi simbol ketangguhan Sumedang, di mana harga turun bukan berarti petani berhenti berproduksi. Sebaliknya, inilah saatnya membangun kapasitas kolektif demi masa depan pertanian yang lebih tangguh.

Terkini