Inovasi UMKM Tapteng Didukung Pemerintah

Selasa, 01 Juli 2025 | 14:28:08 WIB
Inovasi UMKM Tapteng Didukung Pemerintah

JAKARTA - Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menyimpan segudang potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang jika dikembangkan secara optimal bisa menjadi pilar penting perekonomian daerah. Potensi produk lokal mulai dari keripik berbahan hasil bumi hingga kerajinan tangan tradisional menunjukkan keberagaman kreativitas masyarakat Tapteng yang patut diangkat ke pasar yang lebih luas. Namun, pengembangan UMKM tidak akan maksimal tanpa adanya sinergi kuat dengan pemerintah daerah.

Seperti diungkapkan oleh Samsul Pasaribu, salah satu pelaku UMKM Tapteng, dalam program Mozaik Indonesia Pro1 RRI Sibolga, Senin, 30 Juni 2025, dukungan pemerintah menjadi kunci utama agar UMKM bisa berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi daerah. “Pemerintah daerah juga harus aktif mendukung pengembangan UMKM melalui berbagai program seperti pelatihan, bantuan sertifikasi halal, dan rencana pembangunan sentra produksi. Diharapkan, dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah,” ujar Samsul.

Potensi produk yang dimiliki UMKM Tapteng terbilang sangat kaya. Beragam olahan makanan khas seperti keripik pisang, keripik singkong, keripik bayam, keripik sambal teri, dan gula aren menjadi pilihan produk yang mampu bersaing karena memiliki cita rasa khas yang disukai konsumen. Selain itu, sektor kerajinan tangan juga berkembang pesat dengan produk-produk seperti kain tenun, aneka kerajinan dari kerang (gantungan kunci, asbak, dan hiasan dinding), kerajinan dari tali kur seperti tas dan tandok, hingga produk rotan dan bunga akrilik yang punya nilai estetika tinggi.

Inovasi dari para pelaku UMKM pun tak kalah menarik. Salah satu contoh inovasi adalah pemanfaatan pelepah sawit yang biasanya menjadi limbah, kini diolah menjadi sapu lidi berkualitas. Pengolahan ini tidak hanya menambah nilai ekonomi bagi petani dan pengrajin, tetapi juga mendukung upaya pengurangan limbah organik di kawasan perkebunan kelapa sawit. Inovasi ini menunjukkan bahwa kreativitas pelaku UMKM Tapteng dapat berjalan seiring dengan kepedulian lingkungan.

Lebih jauh, pemerintah daerah juga telah menyiapkan sejumlah program strategis untuk memperkuat UMKM. Di antaranya, pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dan keterampilan pelaku usaha. Dengan pelatihan ini, para pelaku UMKM bisa memperoleh ilmu mengenai manajemen usaha, pengemasan produk, hingga pemasaran digital yang sangat penting di era sekarang.

Selain itu, pemerintah daerah memberikan bantuan sertifikasi halal untuk produk-produk UMKM. Langkah ini sangat penting agar produk-produk dari Tapteng memiliki daya saing lebih tinggi, khususnya di pasar nasional yang mayoritas konsumen beragama Islam, serta membuka peluang ekspor ke negara-negara dengan permintaan produk bersertifikat halal.

Pemerintah daerah juga sedang merencanakan pembangunan sentra produksi untuk beberapa komoditas unggulan, seperti tikar anyam dan gula aren. Sentra ini nantinya akan menjadi pusat kegiatan produksi dan pemasaran, sehingga proses produksi lebih efisien, biaya lebih murah, dan kualitas lebih terjaga. Pembangunan sentra produksi diyakini akan memacu pertumbuhan ekonomi lokal karena akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.

Tak hanya itu, pengusulan bantuan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga menjadi bentuk dukungan penting bagi UMKM. Modal menjadi salah satu tantangan besar bagi pelaku UMKM, sehingga adanya akses KUR yang lebih mudah diharapkan mampu mendorong geliat usaha mikro dan kecil untuk berkembang.

Aspek pemasaran juga tak luput dari perhatian pemerintah daerah. Upaya memfasilitasi pelaku UMKM untuk mengikuti berbagai pameran dan promosi di berbagai acara baik tingkat lokal, regional, maupun nasional, sangat penting untuk membuka akses pasar yang lebih luas. Pemerintah daerah menyadari bahwa UMKM tidak hanya butuh keahlian produksi, tetapi juga dukungan dalam memperkenalkan produk mereka ke konsumen di luar daerah.

Inovasi bersama instansi lain seperti TNI juga terjadi di Tapteng. Misalnya, TNI aktif mendampingi UMKM dalam meningkatkan kualitas produk dan membuka akses pemasaran yang lebih luas. Kolaborasi lintas instansi ini menunjukkan bahwa pengembangan UMKM memang membutuhkan kerja sama multipihak.

Keseriusan pemerintah daerah dalam mendukung UMKM selaras dengan data bahwa sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sekaligus menjaga stabilitas perekonomian masyarakat di tingkat bawah. Saat UMKM berkembang, efek ganda (multiplier effect) akan muncul karena berbagai sektor lain seperti transportasi, distribusi, dan bahan baku akan ikut terdongkrak.

Dengan kombinasi antara potensi produk yang kaya, inovasi dari para pelaku UMKM, serta dukungan pemerintah daerah yang konsisten, UMKM di Tapanuli Tengah memiliki peluang besar untuk naik kelas. Jika didorong dengan strategi yang tepat, UMKM tak hanya berkontribusi pada perekonomian lokal, tetapi juga bisa menjadi kebanggaan nasional dengan produk yang bersaing di pasar internasional.

Harapan Samsul Pasaribu dan pelaku UMKM lainnya sangat jelas: mereka ingin melihat pemerintah daerah terus memberikan perhatian penuh agar berbagai program yang sudah berjalan bisa dilanjutkan dan ditingkatkan. Dengan begitu, UMKM Tapteng bukan hanya bertahan, tetapi bisa tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang lebih besar.

Terkini