Penyeberangan Ketapang Gilimanuk Tetap Beroperasi Normal

Jumat, 04 Juli 2025 | 08:24:18 WIB
Penyeberangan Ketapang Gilimanuk Tetap Beroperasi Normal

JAKARTA - Meski insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali masih menyisakan duka dan menjadi sorotan publik, operasional penyeberangan laut antara Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) dan Pelabuhan Gilimanuk (Bali) dipastikan tetap berjalan seperti biasa. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menegaskan bahwa aktivitas pelabuhan tidak terdampak langsung oleh kejadian tersebut.

Kepastian ini disampaikan oleh General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Banyuwangi, Yannes Kurniawan, yang menyatakan bahwa layanan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk tetap normal, tanpa hambatan berarti sejak peristiwa kecelakaan laut itu terjadi pada Rabu malam, 2 Juli 2025.

“Penyeberangan lintas Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk hingga saat ini berjalan normal. Proses pencarian korban tidak berdampak terhadap aktivitas pelabuhan,” ujar Yannes saat dikonfirmasi di Banyuwangi, Kamis.

Fokus Pemulihan dan Dukungan SAR, Operasi Pelabuhan Tetap Stabil

Yannes menegaskan bahwa ASDP terus memantau situasi secara ketat dan menjalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk tim SAR, Basarnas, dan Kepolisian Perairan, guna memastikan upaya pencarian dan evakuasi korban insiden KMP Tunu Pratama Jaya berjalan lancar, tanpa mengganggu jadwal pelayaran harian di jalur Ketapang–Gilimanuk.

Menurutnya, lokasi kejadian berada di luar titik jalur utama yang dilalui kapal ferry reguler. Hal ini membuat operasional tetap bisa berlangsung dengan lancar meskipun proses penyisiran dan pencarian korban masih dilakukan di wilayah sekitar Selat Bali.

“Kami turut prihatin atas kejadian ini. Namun, kami pastikan semua kapal yang beroperasi dalam trayek Ketapang–Gilimanuk tetap berada dalam kondisi siap, aman, dan layak berlayar,” kata Yannes.

Keamanan Penumpang Tetap Jadi Prioritas

Sebagai operator penyeberangan nasional, PT ASDP menaruh perhatian besar pada aspek keselamatan pelayaran. Meskipun rute tidak terdampak langsung oleh insiden kapal tenggelam, pihak pelabuhan tetap melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi kapal, kelaikan armada, dan kelengkapan alat keselamatan sebelum keberangkatan.

Yannes menyebut bahwa sejak insiden terjadi, pihaknya melakukan peningkatan pengawasan terhadap proses boarding, termasuk pemeriksaan jumlah penumpang, barang muatan, dan dokumentasi kelengkapan kapal.

“Kami tetap mengedepankan keselamatan pelayaran. Kami juga terus mengingatkan seluruh operator dan kru kapal untuk meningkatkan kewaspadaan dan kepatuhan terhadap prosedur pelayaran,” ujarnya.

Langkah antisipatif ini dilakukan agar tidak terjadi kecelakaan serupa, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap layanan penyeberangan yang menjadi salah satu penghubung vital antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Tak Pengaruhi Volume Penumpang

Yannes juga menampik kekhawatiran bahwa insiden tenggelamnya kapal akan menyebabkan penurunan jumlah penumpang di lintas Ketapang–Gilimanuk. Menurutnya, sejak kejadian hingga Kamis malam, tidak ada lonjakan pembatalan atau laporan kepanikan dari calon penumpang. Aktivitas pemesanan tiket dan antrian kendaraan di pelabuhan berjalan seperti hari-hari biasanya.

Data internal ASDP mencatat bahwa jumlah kendaraan dan penumpang yang melintasi jalur ini relatif stabil, termasuk truk logistik, kendaraan pribadi, dan pengguna jasa yang hendak melanjutkan perjalanan ke kawasan Bali Barat atau sebaliknya.

“Kami bersyukur bahwa kepercayaan masyarakat tetap tinggi. Tidak ada gangguan signifikan, dan layanan kami tetap tersedia 24 jam seperti biasa,” ucap Yannes.

Komunikasi dan Informasi Publik Terus Ditingkatkan

Sebagai bagian dari pengelolaan krisis, ASDP juga meningkatkan komunikasi kepada publik dan media. Pihak pelabuhan menyediakan posko informasi bagi penumpang dan keluarga korban yang ingin mengetahui perkembangan terbaru terkait insiden. Masyarakat juga dapat mengakses informasi melalui laman resmi ASDP dan media sosial resmi perusahaan.

Yannes menegaskan pentingnya keterbukaan informasi di tengah situasi darurat, sekaligus untuk mencegah munculnya kabar simpang siur yang bisa menimbulkan kepanikan.

“Kami terus bekerja sama dengan otoritas SAR dan aparat terkait agar penanganan korban berjalan efektif. Selain itu, kami pastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan tepat waktu,” tuturnya.

Pemerintah Daerah Ikut Memantau dan Menjamin Keamanan

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga turut aktif memantau situasi di lapangan. Pemerintah daerah memberikan dukungan kepada tim penyelamat serta memastikan keamanan lingkungan pelabuhan tetap terjaga. Camat Kalipuro dan aparat keamanan setempat dikerahkan untuk membantu menjaga arus kendaraan dan arus penumpang di kawasan pelabuhan.

Menurut Yannes, kerja sama antara pemerintah daerah, TNI-Polri, dan ASDP sangat penting untuk memastikan situasi pelabuhan tetap kondusif pasca-insiden.

Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya Jadi Momentum Perkuat SOP Pelayaran

Meski operasional tetap berjalan, tragedi yang menimpa KMP Tunu Pratama Jaya menjadi pengingat serius bagi seluruh stakeholder industri pelayaran untuk memperkuat standar operasional prosedur (SOP), khususnya pada jalur penyeberangan antarpulau. Banyak pihak mendesak dilakukan audit ulang terhadap armada yang masih beroperasi, termasuk soal usia kapal, kelengkapan pelampung, serta kualifikasi awak kapal.

PT ASDP juga mengaku siap mendukung langkah evaluatif ini, terutama jika berkaitan dengan peningkatan kualitas layanan dan keselamatan publik.

“Kami membuka diri terhadap evaluasi dan pembenahan, jika itu demi pelayanan yang lebih baik dan keselamatan pengguna jasa kami,” tegas Yannes.

Menjaga Stabilitas Pelabuhan, Memperkuat Kepercayaan Masyarakat

Meski tengah berada dalam bayang-bayang insiden, PT ASDP dan seluruh jajaran di Pelabuhan Ketapang berupaya menjaga ritme pelayanan tetap stabil. Kehadiran ASDP sebagai operator penyeberangan nasional tak hanya soal mengantar penumpang dari satu pulau ke pulau lain, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi laut yang aman dan andal.

Penyeberangan Ketapang–Gilimanuk tetap menjadi tulang punggung mobilitas dan logistik antara Jawa dan Bali. Komitmen untuk tetap beroperasi normal, sembari memperkuat sistem keselamatan, menjadi langkah penting dalam menjaga kesinambungan dan ketahanan transportasi laut Indonesia.

Terkini