Investasi Emas vs Perak: Mana Lebih Menarik

Senin, 07 Juli 2025 | 09:46:19 WIB
Investasi Emas vs Perak: Mana Lebih Menarik

JAKARTA - Dalam dunia investasi, emas sering menjadi pilihan pertama ketika berbicara mengenai aset aman atau safe haven. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perak mulai menunjukkan potensinya untuk menjadi alternatif yang tak kalah menarik. Baik emas maupun perak memiliki keunggulan masing-masing, dan memahami perbedaan mendasar di antara keduanya dapat membantu investor menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan dan profil risiko mereka.

Sebagai contoh, harga emas dalam satu dekade terakhir menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Jika seorang investor membeli emas Antam 10 tahun lalu ketika harganya masih sekitar Rp547.000 per gram, maka dengan harga emas hari ini di kisaran Rp1.908.000 per gram, ia sudah meraih kenaikan hampir 4 kali lipat. Lonjakan nilai ini menegaskan posisi emas sebagai instrumen lindung nilai yang efektif terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.

Harga emas dunia sendiri pada perdagangan Senin pagi, 7 Juli 2025 hingga pukul 06.34 WIB terpantau di level US$3.327,696 per troy ons di pasar spot. Sementara harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Sabtu, 5 Juli 2025 mengalami kenaikan tipis ke posisi Rp1.908.000 per gram, memperlihatkan tren positif yang masih berlanjut.

Namun di sisi lain, perak sebagai logam mulia juga mulai mencuri perhatian investor. Harga perak dunia berdasarkan data Refinitiv, pada akhir pekan lalu, 4 Juli 2025 ditutup di level US$36,91 per troy ons. Kenaikan harga perak tercatat sebesar 2,58% dalam sepekan, lebih tinggi dibandingkan emas yang hanya naik 1,94% secara mingguan ke level US$3.336,34 per troy ons.

Performa harga perak yang lebih atraktif dalam periode singkat ini menjadi sinyal bahwa logam berwarna putih tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang tak bisa diabaikan. Apalagi, perak kini memainkan peranan yang semakin krusial dalam industri teknologi, khususnya industri elektronik dan energi terbarukan seperti panel surya.

Permintaan perak untuk keperluan industri diyakini akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan seiring tren global menuju teknologi ramah lingkungan. Hal ini berbeda dengan emas yang lebih banyak digunakan sebagai cadangan kekayaan atau instrumen keuangan, bukan sebagai bahan baku industri.

Dalam hal suplai global, beberapa negara tampil dominan dalam produksi perak, yang memberi mereka keuntungan strategis di tengah potensi kenaikan harga logam ini. Meksiko menempati posisi teratas sebagai produsen perak terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 202,2 juta ons—nyaris seperempat dari pasokan perak global.

Dominasi Meksiko ini tak lepas dari sejarah panjang pertambangan perak di negara tersebut. Aktivitas tambang yang masif serta cadangan perak yang melimpah menjadikan Meksiko pemain kunci. Salah satu contoh adalah proyek Panuco milik Vizsla Silver Corp di barat laut Meksiko, yang diperkirakan memiliki cadangan sebesar 201,4 juta ons. Proyek ini menggarisbawahi besarnya potensi produksi perak Meksiko dalam mendukung pasokan global.

Selain Meksiko, China berada di posisi kedua dengan produksi sebesar 109,3 juta ons, sementara Peru menduduki posisi ketiga dengan 107,1 juta ons. Kedua negara ini juga berkontribusi signifikan terhadap pasar perak internasional.

Wilayah Amerika Selatan tak hanya diwakili oleh Peru. Chili dengan produksi 52 juta ons dan Bolivia dengan 42,6 juta ons melengkapi daftar lima besar negara produsen perak terbesar dunia. Konsentrasi produksi di kawasan ini turut memengaruhi dinamika harga perak di pasar global, mengingat ketergantungan industri teknologi terhadap pasokan bahan baku logam ini.

Selain harga dan pasokan, faktor lain yang menjadi pertimbangan investor saat memilih antara emas dan perak adalah volatilitas. Harga perak cenderung lebih fluktuatif dibandingkan emas. Fluktuasi ini bisa menjadi peluang besar bagi investor dengan profil risiko agresif yang ingin memanfaatkan pergerakan harga jangka pendek. Namun, bagi investor konservatif yang mencari kestabilan, emas tetap menjadi pilihan yang lebih aman karena pergerakan harganya yang relatif stabil.

Sebagai aset hedging, emas menawarkan kepercayaan yang sudah terbentuk selama ribuan tahun, menjadikannya pilihan utama dalam melindungi kekayaan dari tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Di sisi lain, perak memiliki nilai ganda sebagai komoditas investasi sekaligus bahan baku industri, sehingga menawarkan potensi apresiasi harga yang lebih cepat di tengah pertumbuhan industri teknologi global.

Investor yang ingin mengambil posisi dalam logam mulia perlu mempertimbangkan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu yang diinginkan. Jika fokus pada perlindungan nilai jangka panjang, emas bisa menjadi pilihan utama. Namun, jika mengincar potensi pertumbuhan lebih cepat dengan risiko yang lebih tinggi, perak patut dipertimbangkan, apalagi dengan prospek permintaan industri yang terus meningkat.

Dengan kondisi pasar saat ini, keduanya tetap relevan sebagai bagian dari portofolio investasi. Namun, memahami keunikan, risiko, serta peluang masing-masing logam mulia adalah kunci untuk meraih hasil optimal dari investasi di instrumen emas dan perak.

Terkini

Kemenkum dan Bank Sulteng Perkuat Akses Layanan Hukum

Senin, 07 Juli 2025 | 09:11:41 WIB

Peran Strategis Bank Indonesia dalam Ekonomi Nasional

Senin, 07 Juli 2025 | 09:15:30 WIB

Harga BBM Nonsubsidi Naik di Semua SPBU

Senin, 07 Juli 2025 | 14:51:23 WIB

Penyaluran Bansos Rp400 Ribu Mulai Cair untuk KPM

Senin, 07 Juli 2025 | 14:58:16 WIB