JAKARTA - Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Baik di lingkungan sekolah maupun di rumah, penggunaan perangkat seperti handphone dan tablet sering kali dianggap sebagai alat bantu belajar yang memudahkan akses informasi. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada sisi lain yang perlu mendapat perhatian serius, terutama terkait kemampuan anak dalam mempertahankan fokus saat belajar.
Menurut psikolog anak dan remaja dari Klinik Nest dan TigaGenerasi, Mutia Aprilia Permata Kusumah, M.Psi., penggunaan gadget ternyata tidak hanya memengaruhi fokus anak ketika mereka aktif menggunakan perangkat tersebut, tetapi juga saat gadget tersebut tidak sedang digunakan. Hal ini menjadi salah satu penyebab utama terganggunya konsentrasi anak selama proses belajar, baik di sekolah maupun di rumah.
Gadget dan Konsentrasi: Sebuah Hubungan Kompleks
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa gadget tidak lagi sekadar alat komunikasi atau hiburan, tetapi juga menjadi bagian dari dunia pendidikan anak-anak. Banyak sekolah yang mengintegrasikan teknologi digital dalam proses pembelajaran, sementara anak-anak juga sering kali menggunakan gadget untuk mengakses materi belajar di luar jam sekolah. Namun, penggunaan yang tidak terkontrol bisa membawa dampak negatif terhadap kemampuan mereka untuk fokus.
“Gadget yang mencakup handphone (HP) termasuk penyebab utama terganggunya konsentrasi anak saat belajar,” ujar Mutia. Gangguan ini bisa berupa perhatian yang mudah teralihkan, kesulitan mempertahankan fokus jangka panjang, dan rasa ingin terus memeriksa perangkat meskipun tidak ada keperluan mendesak.
Efek Penggunaan Gadget Meski Tidak Aktif Dipakai
Salah satu temuan menarik adalah bahwa pengaruh gadget terhadap konsentrasi anak tetap berlangsung bahkan saat perangkat tidak sedang digunakan secara aktif. Misalnya, anak yang meletakkan handphone di meja belajar cenderung mengalami gangguan fokus karena adanya dorongan psikologis untuk terus memeriksa notifikasi, pesan, atau aplikasi sosial media.
Fenomena ini dikenal sebagai “distraksi yang tersembunyi,” di mana keberadaan gadget saja sudah cukup untuk mengalihkan perhatian anak dari materi pembelajaran. Mutia menjelaskan bahwa otak anak secara otomatis memproses rangsangan visual atau auditori yang berasal dari perangkat tersebut, sehingga mengurangi kapasitas mereka untuk berkonsentrasi pada tugas belajar.
Dampak Jangka Panjang bagi Perkembangan Anak
Konsentrasi yang terganggu secara terus-menerus dapat memberikan dampak signifikan pada hasil belajar dan perkembangan kognitif anak. Anak yang kesulitan mempertahankan fokus berisiko mengalami penurunan prestasi akademik dan berpotensi kehilangan minat belajar.
Selain itu, gangguan fokus yang dialami akibat penggunaan gadget juga bisa berdampak pada keterampilan sosial dan emosional anak. Mereka mungkin menjadi lebih mudah frustrasi, cenderung menghindari tugas yang membutuhkan perhatian lama, dan kesulitan mengelola waktu dengan efektif.
Peran Orang Tua dan Sekolah dalam Mengelola Penggunaan Gadget
Mengingat pengaruh signifikan gadget terhadap konsentrasi anak, peran orang tua dan sekolah menjadi sangat penting dalam mengatur penggunaan perangkat tersebut secara bijak. Orang tua perlu menetapkan aturan yang jelas mengenai waktu dan cara menggunakan gadget di rumah, serta memastikan anak memiliki ruang dan waktu yang kondusif untuk belajar tanpa gangguan digital.
Sekolah juga diharapkan dapat memberikan edukasi kepada siswa tentang penggunaan gadget yang sehat dan efektif. Selain itu, guru dapat memanfaatkan teknologi secara terarah untuk mendukung pembelajaran tanpa menjadikan gadget sebagai sumber distraksi utama.
Strategi Mengurangi Dampak Negatif Gadget
Beberapa strategi dapat diterapkan untuk membantu anak mengurangi dampak negatif gadget terhadap konsentrasi mereka. Misalnya, mengatur waktu penggunaan gadget dengan sistem jadwal yang ketat, meminimalkan notifikasi selama jam belajar, dan menyediakan lingkungan belajar yang bebas dari perangkat elektronik yang tidak diperlukan.
Orang tua juga disarankan untuk aktif terlibat dalam kegiatan belajar anak dan mengawasi penggunaan gadget agar tidak menyimpang dari tujuan edukasi. Melibatkan anak dalam aktivitas fisik dan sosial juga dapat membantu meningkatkan kemampuan fokus mereka secara alami.
Penggunaan gadget di kalangan anak-anak memang membawa berbagai kemudahan dan peluang dalam dunia pendidikan modern. Namun, dampak negatif terhadap kemampuan fokus anak menjadi persoalan yang tidak bisa diabaikan. Seperti yang diungkapkan psikolog anak dan remaja Mutia Aprilia Permata Kusumah, gangguan konsentrasi yang diakibatkan oleh gadget tidak hanya terjadi saat perangkat digunakan secara aktif, tetapi juga saat gadget tersebut ada di sekitar anak.
Oleh karena itu, sinergi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang sehat dan efektif, di mana teknologi bisa menjadi alat bantu, bukan sumber distraksi. Pengaturan yang tepat dan edukasi yang berkelanjutan akan membantu anak-anak memanfaatkan teknologi secara optimal tanpa mengorbankan kemampuan mereka untuk fokus dan berkonsentrasi dalam belajar.