Hutama Karya Percepat Tol Distribusi Pangan Jambi

Kamis, 10 Juli 2025 | 07:14:12 WIB
Hutama Karya Percepat Tol Distribusi Pangan Jambi

JAKARTA - Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional kini mendapat dorongan nyata dari pembangunan infrastruktur jalan tol. PT Hutama Karya (Persero) mencatat kemajuan signifikan dalam pembangunan Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu) – Tempino – Jambi yang akan menghubungkan wilayah-wilayah sentra produksi pangan di Sumatra dengan pusat distribusi nasional.

Jalan tol sepanjang 170 kilometer ini diproyeksikan menjadi penghubung vital dalam rantai logistik sektor pertanian dan perikanan, sejalan dengan visi besar pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

Jalur tol ini terdiri atas empat seksi, yang masing-masing dibangun dengan pendekatan strategis untuk menopang konektivitas ekonomi Sumatra. Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa tol ini bukan sekadar proyek infrastruktur biasa, melainkan bagian penting dari realisasi Asta Cita yang digagas Presiden.

“Hingga Juni 2025, akumulasi progres konstruksi untuk seluruh seksi non dukungan konstruksi (dukon) pemerintah pada Jalan Tol Betung (Sp.Sekayu) – Tempino – Jambi (Seksi 1, 2, dan 4) telah mencapai rata-rata 28,02 persen, dengan progres pengadaan lahan sebesar 38,8 persen dari total panjang 135,2 kilometer,” kata Adjib.

Dari keempat seksi tersebut, Seksi 4 (Tempino-Ness) dengan panjang 18,5 km menjadi yang paling progresif. Konstruksinya telah mencapai 97,8 persen, dan pembebasan lahannya menyentuh 98,86 persen. Sementara itu, Seksi 1 (Betung–Tungkal Jaya) sepanjang 62,38 km telah menyelesaikan 22,22 persen konstruksi dan 30,92 persen pembebasan lahan. Seksi 2 (Tungkal Jaya–Bayung Lencir) sepanjang 54,32 km menyusul dengan progres konstruksi 10,28 persen dan pembebasan lahan 22,30 persen.

Adapun Seksi 3 (Bayung Lencir–Tempino) telah rampung dan beroperasi penuh sejak akhir 2024. Ruas ini kini dilalui ribuan kendaraan per hari dan menjadi bagian dari jalur distribusi utama hasil pertanian dan perikanan dari wilayah Jambi dan sekitarnya.

Proyek ini dirancang untuk mengatasi kendala logistik yang selama ini menjadi persoalan utama petani, seperti waktu distribusi yang lama, biaya tinggi, dan kerugian pasca panen. Kehadiran jalan tol akan memangkas waktu tempuh dan mengurangi kerusakan komoditas pertanian.

“Perjalanan Betung-Jambi melalui jalan lintas nasional saat ini membutuhkan waktu 6,5 jam untuk menempuh jarak 271 kilometer. Jika nantinya rampung, waktu tempuh melalui jalan tol Betung (Sp. Sekayu) – Tempino – Jambi dapat dipangkas menjadi 2 jam, penghematan waktu hingga 70 persen,” terang Adjib.

Efisiensi ini diperkirakan dapat memangkas biaya distribusi hingga 30 persen. Dampaknya akan langsung terasa pada stabilitas harga bahan pokok di pasaran serta meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional.

“Dengan jalan tol ini, hasil panen petani Jambi seperti beras, jagung, dan sayuran dapat sampai ke Palembang, Lampung, bahkan Jakarta dalam waktu yang jauh lebih singkat. Ini akan meningkatkan daya saing produk lokal dan kesejahteraan petani,” imbuh Adjib.

Pembangunan tol Betung–Tempino–Jambi juga didukung oleh pemerintah pusat. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono, menyatakan bahwa infrastruktur merupakan komponen penting untuk menunjang berbagai target nasional, termasuk swasembada pangan dan hilirisasi.

“Pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas ini tentu akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” jelas AHY.

Sebagai wilayah penghasil beras, kelapa sawit, dan karet, Jambi dan Sumatra Selatan akan sangat diuntungkan oleh kelancaran distribusi yang ditawarkan jalan tol ini. Selain menghubungkan petani dengan konsumen, tol ini juga membuka akses ke pasar yang lebih luas.

Tak hanya mengutamakan aspek logistik, proyek ini turut memperhatikan dimensi sosial dan ekonomi masyarakat. Di sepanjang jalan tol, lima simpang susun strategis akan terhubung langsung dengan sentra produksi. Rest area akan dirancang untuk mendukung UMKM lokal dan menjadi etalase produk-produk pertanian maupun perikanan.

Fasilitas crossing seperti overpass dan underpass disiapkan agar kegiatan pertanian masyarakat tidak terganggu oleh operasional jalan tol. Ini memperlihatkan bahwa pembangunan tetap menjunjung keberlanjutan dan inklusivitas.

Hutama Karya menargetkan penyelesaian bertahap dari 2025 hingga kuartal IV 2026, dengan fokus pada seksi-seksi yang paling berpengaruh terhadap distribusi bahan pokok.

“Proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan investasi untuk kesejahteraan rakyat dan kedaulatan pangan nasional,” tegas Adjib.

Lebih lanjut, Adjib menekankan bahwa proyek jalan tol ini adalah wujud filosofi “The greatest good for the greatest many” yang menjadi landasan pemerintahan saat ini. Harapannya, jalan tol ini dapat menjadi jembatan antara petani kecil dengan pasar nasional, menjamin harga yang adil dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan.

“Kami berharap dengan selesainya Jalan Tol Betung (Sp.Sekayu) – Tempino – Jambi, visi Presiden RI Prabowo untuk mewujudkan ketahanan pangan dapat tercapai,” tutup Adjib.

Dengan capaian ini, Hutama Karya semakin meneguhkan posisinya sebagai penggerak utama pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), yang hingga kini telah menjangkau ±1.235 km. Proyek-proyek besar seperti Tol Bakauheni – Terbanggi Besar, Tol Pekanbaru – Dumai, hingga Tol Medan – Binjai menunjukkan komitmen perusahaan dalam memperluas akses dan pertumbuhan ekonomi Sumatra.

Terkini

KAI Mini Fair 2025 Hadir di Stasiun Gubeng

Kamis, 10 Juli 2025 | 13:25:21 WIB

Transportasi Umum Rabu, Gubernur Patuh, ASN Lalai

Kamis, 10 Juli 2025 | 13:41:34 WIB