KaDieu Hadir sebagai Contoh Energi Pemerintah dan BUMN di Bandung

Kamis, 10 Juli 2025 | 07:52:40 WIB
KaDieu Hadir sebagai Contoh Energi Pemerintah dan BUMN di Bandung

JAKARTA - Di tengah meningkatnya perhatian global terhadap energi bersih dan keberlanjutan, sebuah inisiatif unik lahir di Kampung Kendeng, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Pada Selasa, 8 Juli 2025, PT Geo Dipa Energi (Persero) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit Patuha secara resmi meluncurkan Kampung Direct Use (KaDieu)—sebuah kawasan edukasi dan pemanfaatan energi panas bumi secara langsung yang digadang-gadang sebagai proyek percontohan berbasis komunitas.

Peresmian tersebut dilakukan oleh Wakil Bupati Bandung, Ali Syakieb, yang menyambut baik inovasi yang diusung oleh perusahaan milik negara tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa KaDieu bukan hanya sekadar proyek teknis, melainkan juga merupakan bentuk nyata dari sinergi antara pemerintah daerah, BUMN, dan masyarakat dalam mengembangkan potensi energi terbarukan secara inklusif dan berkelanjutan.

Kolaborasi untuk Masa Depan Energi yang Lebih Bersih

Wakil Bupati Ali Syakieb menyampaikan apresiasi atas peluncuran KaDieu dan menyebut program ini sebagai langkah strategis yang memiliki banyak dimensi manfaat. Ia menilai, KaDieu hadir sebagai inovasi yang menjembatani antara teknologi energi bersih dan pemberdayaan masyarakat lokal.

“Program ini bukan hanya berdampak pada aspek ekonomi semata, tapi juga menyentuh sisi edukasi dan kolaborasi. Ini penting untuk mendorong pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap pengembangan energi terbarukan yang selaras dengan kearifan lokal,” ujar Ali Syakieb dalam sambutannya.

Lebih jauh, ia menyebut bahwa proyek semacam ini sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang mendorong pembangunan berwawasan lingkungan dan berbasis potensi wilayah.

KaDieu: Inovasi Pemanfaatan Energi Panas Bumi secara Langsung

Kampung Direct Use atau KaDieu merupakan konsep pemanfaatan langsung panas bumi untuk kebutuhan masyarakat tanpa melalui proses konversi menjadi listrik. Di kawasan ini, panas bumi digunakan untuk berbagai kebutuhan produktif, mulai dari pengolahan hasil pertanian, pengeringan hasil bumi, hingga pemanasan air untuk keperluan sanitasi.

Konsep direct use ini memanfaatkan potensi panas yang keluar dari sumur geotermal dalam bentuk fluida panas (steam) dengan suhu menengah hingga tinggi. Keunggulan dari metode ini adalah efisiensi energi yang tinggi dan minim emisi, sekaligus membuka peluang pemanfaatan ekonomi oleh masyarakat sekitar.

Geo Dipa Energi, sebagai operator PLTP Patuha, telah beberapa tahun terakhir menggagas pendekatan community-based energy development—yakni pembangunan energi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga melibatkan dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat sekitar wilayah operasional.

Mendorong Perubahan Pola Pikir dan Kemandirian Energi Lokal

Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, KaDieu didesain sebagai pusat edukasi bagi masyarakat. Dalam kawasan ini, pengunjung—baik pelajar, akademisi, maupun masyarakat umum—dapat belajar langsung mengenai teknologi panas bumi, pemanfaatannya, dan potensi pengembangannya di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan utama KaDieu, yakni membangun pemahaman masyarakat terhadap pentingnya transisi energi, sekaligus menciptakan ruang dialog antara warga dan pengelola proyek energi.

Menurut perwakilan dari Geo Dipa Energi, edukasi publik menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan proyek energi terbarukan di tengah masyarakat. Dengan pendekatan yang partisipatif, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari ekosistem pengelolaan energi yang berkelanjutan.

Integrasi Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Energi

Salah satu nilai tambah dari KaDieu adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pendekatan teknologinya. Geo Dipa memastikan bahwa pendekatan pembangunan yang digunakan tidak merusak tatanan sosial-budaya setempat, melainkan justru memperkuatnya.

Wakil Bupati Ali Syakieb juga menyinggung hal ini dalam pernyataannya. Ia menyebut bahwa kolaborasi yang menghormati tradisi dan kearifan lokal akan lebih mudah diterima dan berkelanjutan.

“KaDieu ini bisa jadi model, bagaimana energi modern tidak harus bertentangan dengan budaya lokal. Justru jika dikelola dengan pendekatan yang tepat, akan saling menguatkan,” ujarnya.

Peluang Pengembangan Skala Lebih Luas

Keberhasilan peluncuran KaDieu di Patuha membuka peluang untuk direplikasi di wilayah lain yang memiliki potensi panas bumi. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia, menyimpan potensi besar untuk mengembangkan proyek direct use di berbagai daerah.

Geo Dipa Energi, yang mengelola beberapa unit PLTP di Indonesia, menyebut bahwa pendekatan ini akan menjadi salah satu prioritas dalam strategi pengembangan mereka ke depan. Fokusnya tidak hanya pada pembangkitan listrik, tetapi juga pemanfaatan energi secara langsung yang lebih inklusif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa energi panas bumi bukan hanya untuk industri besar, tapi juga bisa menjadi solusi kebutuhan energi masyarakat, terutama di daerah terpencil atau pinggiran kota,” ujar perwakilan perusahaan.

Menjadikan Masyarakat sebagai Subjek, Bukan Objek

Keunggulan pendekatan KaDieu terletak pada peran aktif masyarakat yang dilibatkan sejak tahap perencanaan. Hal ini membuat proyek terasa lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan lokal.

Geo Dipa menerapkan prinsip community engagement secara konsisten, dengan melibatkan tokoh masyarakat, petani, pelaku UMKM, serta perangkat desa dalam setiap tahap pembangunan KaDieu.

Hal ini mendapat respons positif dari warga sekitar. Banyak yang merasa bahwa kehadiran proyek ini bukan semata “proyek luar” yang masuk ke wilayah mereka, tetapi merupakan bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat.

Dari Bandung untuk Energi Masa Depan

Peresmian KaDieu di Kampung Kendeng bukan sekadar seremoni, melainkan awal dari sebuah model pengelolaan energi berbasis komunitas yang dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Dengan pendekatan yang kolaboratif, edukatif, dan berbasis lokal, program ini membawa harapan baru terhadap pengembangan energi bersih yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga sosial dan budaya.

Wakil Bupati Ali Syakieb menutup dengan harapan agar inovasi semacam ini terus dikembangkan, dan Pemerintah Kabupaten Bandung siap mendukung langkah-langkah yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan.

“Inilah wajah pembangunan masa depan—teknologi yang menyatu dengan masyarakat. Semoga KaDieu menjadi titik awal dari perubahan yang lebih luas,” pungkasnya.

Terkini

KAI Mini Fair 2025 Hadir di Stasiun Gubeng

Kamis, 10 Juli 2025 | 13:25:21 WIB

Transportasi Umum Rabu, Gubernur Patuh, ASN Lalai

Kamis, 10 Juli 2025 | 13:41:34 WIB