Waskita Karya Bangun LRT Fase 1B Jakarta

Kamis, 10 Juli 2025 | 07:25:33 WIB
Waskita Karya Bangun LRT Fase 1B Jakarta

JAKARTA - Upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menghadirkan moda transportasi publik yang terintegrasi dan ramah lingkungan terus menunjukkan perkembangan. Salah satu tonggak pentingnya adalah proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai yang tengah dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Proyek strategis ini mencatatkan kemajuan yang signifikan. Hingga awal Juli 2025, realisasi fisik telah mencapai 57,75 persen, melampaui setengah dari keseluruhan pekerjaan yang direncanakan. Pencapaian ini sekaligus menandai komitmen kuat Waskita dalam mendukung pengembangan sistem transportasi perkotaan yang efisien, modern, dan ramah lingkungan.

Dengan panjang lintasan 6,4 kilometer, LRT Jakarta Fase 1B akan menghadirkan lima stasiun baru yaitu Pemuda Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai. Rute ini akan menjadi kelanjutan dari Fase 1A (Pegangsaan Dua–Velodrome), dan menjangkau wilayah-wilayah padat yang selama ini menjadi simpul kemacetan harian.

Corporate Secretary PT Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyebutkan bahwa proyek ini lebih dari sekadar jalur kereta layang. “Kehadiran LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai. Tidak hanya memudahkan mobilitas masyarakat, tapi juga mendukung integrasi moda angkutan umum di Jakarta,” ungkap Ermy.

Dampak positif dari pembangunan ini diyakini akan terasa langsung oleh masyarakat, terutama dalam hal efisiensi waktu tempuh, penghematan biaya transportasi, serta peningkatan kualitas udara kota. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya transportasi berkelanjutan, pilihan seperti LRT menjadi jawaban atas tantangan urbanisasi.

Ermy menambahkan bahwa proyek ini merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menekan kemacetan yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kerugian ekonomi di wilayah metropolitan. Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, jumlah pengguna transportasi umum di Jakarta terus menunjukkan tren positif, dengan total penumpang mencapai lebih dari 30 juta pada April 2025.

“Diyakini jumlah tersebut akan terus meningkat sampai 31 persen pada akhir 2025 sesuai target Pemerintah Daerah DKI Jakarta,” ujarnya.

Komitmen Waskita Karya untuk menghadirkan transportasi publik yang andal tidak berhenti pada aspek konstruksi fisik. Perusahaan pelat merah ini juga menghadirkan sejumlah inovasi dalam proses pembangunan, baik dari sisi teknologi maupun efisiensi biaya dan waktu.

“Inovasi itu membuat Waskita berhasil meraih dua penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) pada pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, untuk Uji Coba Kereta Layang dan Konstruksi Bangun Struktur Stasiun LRT Tercepat pada November tahun lalu,” jelas Ermy.

Salah satu pendekatan inovatif yang diadopsi adalah teknologi bentang panjang (long span), termasuk metode incremental lifting steel box girder, lifting sliding PC-girder, dan traveler launcher cast-in situ balance cantilever. Metode ini sangat penting mengingat lintasan LRT melintasi area padat lalu lintas, termasuk jalan raya utama, jalur tol aktif, serta persimpangan besar dan lintasan kereta aktif di Jakarta.

Selain itu, penerapan Building Information Modeling (BIM) hingga level 7D menjadi langkah maju Waskita dalam pengelolaan proyek. Dengan BIM 7D, proses monitoring dan pengendalian proyek berjalan lebih akurat dan real-time. Implementasi ini juga akan memudahkan proses pemeliharaan setelah proyek beroperasi penuh.

Inovasi-inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi potensi keterlambatan proyek, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif. Hal ini sekaligus memperkuat posisi Waskita sebagai pemimpin dalam inovasi konstruksi berbasis digital dan berkelanjutan.

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pemilik proyek telah menunjuk konsorsium KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama LRT Jakarta Fase 1B. Dana pembangunan sebesar Rp4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakpro yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.

Pembangunan jalur baru ini merupakan bagian integral dari rencana jangka panjang pengembangan sistem transportasi massal di Jakarta. Dengan menghubungkan berbagai moda seperti KRL, MRT, TransJakarta, dan LRT dalam satu jaringan terintegrasi, kota ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Ermy menekankan, “Kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan terus meningkat, sehingga mendorong penggunaan transportasi umum secara lebih masif. Dengan begitu, pembangunan LRT ini menjadi upaya Waskita untuk mendukung target nol emisi pemerintah.”

Dengan LRT Jakarta Fase 1B, masyarakat akan memiliki pilihan transportasi tambahan yang cepat, nyaman, dan rendah emisi. Rute ini tidak hanya akan mengurai kemacetan, tetapi juga menghidupkan kawasan-kawasan urban yang dilaluinya dengan potensi ekonomi baru.

Sebagai kota megapolitan yang hampir berusia lima abad, Jakarta kini memasuki era baru dalam infrastruktur mobilitas. Proyek LRT Jakarta Velodrome–Manggarai menjadi simbol upaya kolektif antara pemerintah daerah, BUMN konstruksi, dan masyarakat untuk membangun kota yang lebih layak huni dan berorientasi masa depan.

Terkini

KAI Mini Fair 2025 Hadir di Stasiun Gubeng

Kamis, 10 Juli 2025 | 13:25:21 WIB

Transportasi Umum Rabu, Gubernur Patuh, ASN Lalai

Kamis, 10 Juli 2025 | 13:41:34 WIB