Cuaca Buruk, Penyeberangan Fast Boat Padangbai Dihentikan

Kamis, 10 Juli 2025 | 12:07:41 WIB
Cuaca Buruk, Penyeberangan Fast Boat Padangbai Dihentikan

JAKARTA - Keselamatan pelayaran kembali menjadi perhatian utama di tengah kondisi cuaca ekstrem yang melanda perairan antara Bali dan Nusa Tenggara Barat. Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padangbai, Karangasem, Bali, resmi menghentikan sementara operasional penyeberangan fast boat dari Pelabuhan Rakyat Padangbai menuju Pelabuhan Pemenang, NTB, menyusul peringatan cuaca buruk yang dikeluarkan oleh pihak terkait.

Penutupan ini diberlakukan mulai pukul 10.00 WITA sebagai respon atas meningkatnya intensitas angin kencang dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran. KSOP menegaskan bahwa keputusan ini merupakan langkah antisipatif untuk melindungi keselamatan penumpang, awak kapal, dan seluruh pihak yang terlibat dalam operasional penyeberangan cepat antarprovinsi tersebut.

Cuaca Jadi Faktor Kritis

Kepala KSOP Padangbai, I Ketut Muliana, menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa memastikan kapan layanan fast boat akan kembali dibuka. Segala keputusan akan bergantung pada hasil pemantauan kondisi cuaca dari waktu ke waktu.

“Ya benar, ditutup sementara, kami belum bisa memastikan kapan penyeberangan akan dibuka kembali. Jika cuaca membaik sore ini, kami akan segera membuka layanan. Tapi jika belum, maka kemungkinan akan dilanjutkan penutupan hingga besok,” ungkap Ketut Muliana.

Keputusan mendadak ini membuat sejumlah penumpang, termasuk wisatawan asing dan domestik, terpaksa mengubah rencana perjalanan mereka. Banyak dari mereka yang telah memesan tiket jauh-jauh hari untuk menyeberang dari Bali ke Lombok harus menunda keberangkatan, sementara sebagian besar operator pariwisata pun mengambil langkah serupa dengan menunda aktivitas mereka.

Driver Turis Terimbas, Pilih Mundur

Tak hanya penumpang, para sopir yang biasa menjemput atau mengantar wisatawan di Pelabuhan Padangbai juga terdampak oleh penutupan ini. Sejumlah driver memilih untuk meninggalkan area pelabuhan setelah menerima informasi penundaan.

“Barusan dapat informasi kalau fast boat ditunda, jadi saya balik duluan. Nggak tahu sampai kapan ditutup,” ujar seorang driver yang enggan disebut namanya.

Kondisi ini mencerminkan bagaimana cuaca ekstrem bisa memengaruhi roda ekonomi lokal yang sangat bergantung pada arus wisatawan, khususnya di kawasan Bali Timur dan destinasi sekitar NTB.

Informasi Langsung Diteruskan ke Stakeholder

Meski penutupan ini mendadak, KSOP menyatakan telah menyampaikan pemberitahuan resmi kepada seluruh pihak terkait. Penumpang, operator kapal, serta pengelola pelabuhan telah mendapatkan informasi bahwa layanan fast boat akan dihentikan sementara sampai kondisi cuaca kembali stabil.

“Langkah ini memang harus diambil untuk keselamatan bersama. Kami berharap masyarakat dan wisatawan dapat memaklumi situasi ini karena risiko pelayaran sangat tinggi di tengah kondisi alam seperti sekarang,” ujar pihak KSOP.

Layanan Ferry Masih Berjalan Normal

Menariknya, tidak semua jalur penyeberangan laut di Padangbai terdampak oleh cuaca buruk ini. Layanan kapal ferry dari Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar di NTB masih tetap berjalan seperti biasa. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik kapal ferry yang lebih besar dan stabil serta rute pelayaran yang lebih tahan terhadap gelombang tinggi.

“Untuk kapal ferry ke Lembar, sejauh ini tetap beroperasi karena jenis kapalnya lebih kuat dan mampu menghadapi gelombang saat ini,” jelas perwakilan KSOP.

Perbedaan perlakuan ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan spesifikasi teknis kapal dalam menghadapi cuaca ekstrem. Masyarakat yang membutuhkan akses laut darurat ke NTB disarankan menggunakan kapal ferry sebagai alternatif hingga operasional fast boat dibuka kembali.

Pengingat Akan Pentingnya Sistem Peringatan Dini

Situasi ini turut menjadi pengingat bagi otoritas terkait akan pentingnya kesiapan sistem peringatan dini dan infrastruktur pendukung keselamatan pelayaran. Sebelumnya, beberapa pihak telah menyoroti minimnya alat sensor cuaca atau deteksi dini yang tersedia di sejumlah wilayah, termasuk pelabuhan kecil di Indonesia timur.

Ke depan, peningkatan kapasitas prediksi cuaca dan komunikasi real-time antara BMKG, KSOP, dan stakeholder transportasi laut menjadi sangat krusial. Hal ini tidak hanya untuk menjaga keselamatan, tetapi juga untuk meminimalisir kerugian ekonomi yang terjadi akibat gangguan mendadak terhadap sektor transportasi dan pariwisata.

Penyesuaian Jadwal Jadi Solusi Sementara

Hingga saat ini, tidak ada laporan terkait kecelakaan atau insiden laut di perairan Padangbai-Pemenang akibat cuaca ekstrem. Namun, langkah antisipatif seperti ini harus terus didukung. Operator kapal fast boat dan biro perjalanan wisata pun diimbau untuk menyusun rencana cadangan dan penjadwalan ulang guna mengurangi dampak terhadap penumpang.

Sementara itu, wisatawan yang terdampak penundaan diminta untuk tetap memantau informasi resmi dari pelabuhan dan operator kapal guna menyesuaikan jadwal perjalanan mereka secara aman.

Terkini

Penerbangan Umroh dari BIJB Kertajati Diakselerasi

Jumat, 11 Juli 2025 | 11:30:29 WIB

Luis Diaz Siap Tinggalkan Liverpool

Jumat, 11 Juli 2025 | 11:34:20 WIB

Barcelona Serius Kejar Rashford

Jumat, 11 Juli 2025 | 11:40:16 WIB