JAKARTA - Optimisme pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi nasional kembali tercermin dalam kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menguat pada perdagangan. IHSG ditutup naik 0,57% ke level 6.943,92, menjadi titik tertinggi sepanjang hari dan sekaligus mengonfirmasi penguatan sejak pembukaan di level 6.907,21.
Penguatan IHSG kali ini mendapat dorongan utama dari sektor properti, barang baku, dan kesehatan, yang masing-masing mencatat kenaikan sebesar 2,02%, 1,41%, dan 1,26%. Ketiga sektor tersebut menjadi penopang utama kinerja indeks, seiring dengan sentimen positif yang menyelimuti perdagangan domestik, ditopang juga oleh likuiditas yang cukup kuat.
Pada penutupan sesi kedua, volume transaksi mencapai 26 miliar saham dengan nilai mencapai Rp10,49 triliun, dan frekuensi perdagangan sebanyak 1,06 juta kali. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 362 saham ditutup menguat, 205 saham melemah, dan 226 saham stagnan. Data ini menunjukkan adanya dominasi aksi beli investor terhadap saham-saham unggulan maupun second liner, seiring tren indeks yang positif sejak awal pekan.
Dalam situasi pasar yang tengah menunjukkan tren pemulihan ini, sejumlah sekuritas merekomendasikan saham-saham pilihan yang dinilai berpotensi mempertahankan tren naik (bullish) pada Kamis, 10 Juni 2025. Saham-saham yang direkomendasikan berasal dari berbagai sektor, mulai dari komoditas, keuangan, energi, hingga teknologi dan properti.
Rekomendasi Saham dari Sejumlah Sekuritas
Berikut adalah daftar saham pilihan dari beberapa broker dan sekuritas ternama yang patut diperhatikan pelaku pasar:
1. BRI Danareksa Sekuritas
BRPT
TOBA
DSNG
Saham-saham yang direkomendasikan BRI Danareksa berada di sektor energi dan pertanian, mencerminkan ekspektasi positif terhadap kinerja emiten yang berbasis pada sumber daya alam dan energi baru terbarukan.
2. BNI Sekuritas
MBMA
ANTM
TOBA
INET
BKSL
CENT
Rekomendasi dari BNI Sekuritas mencakup sektor pertambangan dan teknologi, serta saham properti seperti BKSL yang kembali dilirik seiring pemulihan sektor konstruksi dan real estate nasional.
3. Samuel Sekuritas
ASII
TLKM
BRPT
PTRO
PGEO
TAPG
Samuel Sekuritas mengedepankan emiten besar seperti Astra International dan Telkom, menandakan fokus pada saham-saham bluechip yang memiliki kinerja stabil dan fundamental kuat, didukung juga oleh prospek sektor energi dan perkebunan.
4. Phillip Sekuritas
INDF
PYFA
Rekomendasi Phillip Sekuritas cenderung defensif dengan menyasar sektor konsumer melalui INDF, serta sektor kesehatan lewat PYFA yang memiliki prospek menarik di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
5. MNC Sekuritas
CBDK
DSNG
RAJA
SSIA
Saham-saham yang disarankan MNC Sekuritas menunjukkan kombinasi antara sektor energi, agribisnis, dan infrastruktur. DSNG dan RAJA, misalnya, berada di sektor sawit dan energi, sementara SSIA mencerminkan potensi sektor properti dan kawasan industri.
6. CGS International Sekuritas
INDF
SSIA
AMMN
CUAN
MBMA
MAPA
CGS International mendorong investor melirik saham-saham berbasis komoditas seperti AMMN dan CUAN, sembari tetap menyeimbangkan portofolio dengan sektor konsumer dan manufaktur.
7. Phintraco Sekuritas
SCMA
EMTK
MBMA
ACES
MDKA
Pilihan saham dari Phintraco menyasar emiten media, pertambangan, dan ritel modern, menunjukkan keyakinan terhadap potensi pertumbuhan sektor digital dan konsumen di semester kedua 2025.
8. Panin Sekuritas
ESSA
BBRI
KLBF
PYFA
Panin Sekuritas mengombinasikan saham-saham sektor perbankan dan kesehatan dalam portofolionya. BBRI tetap menjadi primadona di sektor keuangan, sedangkan KLBF dan PYFA menawarkan potensi di sektor farmasi.
9. Mirae Asset Sekuritas
BBNI
BBRI
BRMS
BTPS
ACES
SIDO
SSIA
Mirae Asset menaruh fokus pada perbankan dan konsumer, sembari melengkapi dengan saham energi dan properti seperti BRMS dan SSIA. Kombinasi ini menunjukkan strategi diversifikasi yang kuat terhadap perubahan pasar jangka pendek.
Prospek IHSG dan Sentimen Pasar
Dengan semakin meningkatnya aktivitas perdagangan dan tren positif yang ditunjukkan IHSG, investor disarankan untuk tetap selektif memilih saham berdasarkan fundamental emiten dan prospek sektoralnya. Sektor energi, keuangan, dan konsumer masih menjadi pilihan utama, di tengah dinamika harga komoditas dan ekspektasi kebijakan suku bunga.
Pasar juga mencermati potensi katalis baru dari data ekonomi global dan domestik, termasuk rilis data inflasi, pertumbuhan ekonomi triwulan II/2025, serta proyeksi arah suku bunga oleh Bank Indonesia.
Di tengah dinamika tersebut, investor tetap disarankan untuk menerapkan strategi risk management yang baik dan memanfaatkan momentum dengan tetap memperhatikan tren teknikal maupun berita korporasi yang dapat memengaruhi pergerakan harga saham secara signifikan.