Peran Ibu Rumah Tangga dalam Kebangkitan UMKM Pasca Pandemi

Jumat, 11 Juli 2025 | 14:57:42 WIB
Peran Ibu Rumah Tangga dalam Kebangkitan UMKM Pasca Pandemi

JAKARTA - Bukan hanya sektor kesehatan dan pendidikan yang terdampak hebat akibat pandemi COVID-19, tetapi juga struktur sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Namun di balik krisis yang melanda sejak akhir 2019 itu, tersimpan kisah ketahanan luar biasa dari kelompok yang kerap luput dari sorotan utama: para ibu rumah tangga.

Kala pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial, lockdown, dan work from home, banyak keluarga mengalami tekanan ekonomi. Dalam kondisi penuh keterbatasan itu, para ibu justru tampil menjadi pelopor kebangkitan ekonomi rumah tangga, menjadikan dapur sebagai ruang produktif yang menyelamatkan ekonomi keluarga.

Fenomena ini menjadi sorotan Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Agusdiwana Suarni, SE., N.Sc., Acc., dalam program Obrolan Kuliner PRO 4 RRI Makassar, edisi Senin 07 JULI 2025.

Dari Tekanan Ekonomi, Muncul Kekuatan Baru: Usaha Kuliner Rumahan

Menurut Agusdiwana, masa pandemi yang memaksa masyarakat berdiam di rumah justru melahirkan gelombang baru pelaku UMKM berbasis keluarga, terutama di sektor kuliner. Banyak ibu rumah tangga mulai memanfaatkan keterampilan memasak mereka untuk memproduksi makanan ringan, kue, dan lauk-pauk siap saji.

“Usaha kecil-kecilan mulai bermunculan di berbagai sudut kota Makassar. Ibu-ibu rumah tangga melihat peluang di tengah krisis. Mereka mulai membuat produk makanan dari rumah dan memasarkannya secara mandiri,” tutur Agusdiwana.

Produk-produk tersebut dipasarkan melalui media sosial, aplikasi pesan antar makanan, hingga dari mulut ke mulut, yang dalam banyak kasus cukup efektif memperluas jangkauan pembeli.

Digitalisasi dan Kreativitas: Dua Kunci Bertahan dan Berkembang

Salah satu faktor utama yang mempercepat pertumbuhan usaha rumahan ini adalah akses terhadap teknologi digital. Banyak pelaku usaha mikro yang sebelumnya tidak melek digital, mulai belajar cara menggunakan WhatsApp Business, Instagram, Facebook Marketplace, bahkan TikTok untuk mempromosikan dagangannya.

Agusdiwana mencatat bahwa pola adaptasi digital ini sangat signifikan, mengingat sebelumnya sektor mikro di Indonesia sangat tertinggal dalam hal pemasaran digital. Namun karena dorongan keadaan, para ibu rumah tangga belajar secara otodidak dan berhasil masuk ke ranah yang lebih luas.

“Para ibu rumah tangga ini sebenarnya memiliki potensi luar biasa. Ketika diberi tekanan, mereka justru mampu mengembangkan kreativitasnya. Mulai dari pengemasan produk yang menarik, cara pengambilan foto makanan yang menggugah selera, hingga strategi promo diskon,” ungkapnya.

Makassar sebagai Contoh Pertumbuhan UMKM Kuliner

Kota Makassar disebut Agusdiwana sebagai salah satu wilayah yang mengalami lonjakan jumlah UMKM rumahan selama masa pandemi. Selain karena daya beli masyarakat yang besar di sektor makanan, juga karena budaya konsumtif masyarakat urban yang menyukai ragam kuliner baru.

Produk seperti kue basah, camilan sehat, frozen food, dan nasi kotak menjadi andalan banyak pelaku usaha rumahan. Tak sedikit pula yang berhasil mengembangkan usahanya menjadi skala produksi kecil menengah, membuka lapangan kerja, dan menjadi sumber penghidupan baru pascapandemi.

Perlu Dukungan Berkelanjutan dari Pemerintah dan Perguruan Tinggi

Meski pertumbuhan UMKM rumahan di masa pandemi terbilang pesat, Agusdiwana menekankan bahwa keberlanjutan usaha ini tetap memerlukan perhatian serius dari pemerintah, khususnya dalam hal pelatihan, akses modal, dan pembinaan manajemen.

Ia juga menyebut pentingnya peran perguruan tinggi, seperti Universitas Muhammadiyah Makassar, dalam mendampingi pelaku UMKM melalui program pengabdian masyarakat dan inkubator bisnis.

“Universitas punya peran strategis. Kita bisa hadir dengan edukasi pengelolaan keuangan sederhana, pembukuan, digitalisasi usaha, hingga legalitas seperti pengurusan izin usaha mikro dan sertifikasi halal,” jelas Agusdiwana.

Memetakan Tantangan yang Masih Menghambat

Di sisi lain, masih banyak tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM rumahan, khususnya ibu rumah tangga. Mulai dari kurangnya modal, keterbatasan jaringan distribusi, hingga waktu yang terbagi antara urusan domestik dan bisnis.

Tak sedikit pula pelaku usaha yang terjebak dalam overproduksi atau underpricing, karena belum memahami manajemen produksi dan strategi harga secara tepat. Di sinilah peran pemerintah dan akademisi menjadi penting untuk memberikan pendampingan berkelanjutan.

Agusdiwana menilai, perlu ada kebijakan khusus pemberdayaan ekonomi perempuan, terutama ibu rumah tangga yang menjalankan bisnis dari rumah. “Mereka adalah garda terdepan ketahanan ekonomi keluarga, dan kontribusinya selama pandemi layak diakui dan didukung,” ujarnya.

Menjadi Pilar Baru Ekonomi Keluarga

Fenomena kebangkitan UMKM rumahan selama pandemi membuktikan bahwa ibu rumah tangga bukan hanya penjaga dapur, tetapi juga penjaga ekonomi rumah tangga. Ketika banyak sektor formal mengalami guncangan, sektor informal justru menunjukkan daya tahan luar biasa berkat peran aktif perempuan di dalamnya.

Dengan potensi yang besar dan dukungan yang memadai, para pelaku usaha kuliner rumahan ini berpotensi menjadi pilar ekonomi nasional berbasis keluarga, yang tak hanya menopang konsumsi domestik tetapi juga menyumbang pada pertumbuhan ekonomi lokal.

Momentum yang Tak Boleh Dilewatkan

Pandemi telah mengajarkan bahwa inovasi bisa lahir dari keterbatasan, dan bahwa ibu rumah tangga bisa menjadi agen perubahan ekonomi yang tangguh. Kisah para perempuan yang menghidupkan dapur menjadi ladang rezeki adalah narasi kebangkitan yang layak dijadikan fondasi pembangunan ekonomi ke depan.

Kini, saat dunia mulai pulih, tantangannya adalah memastikan agar inisiatif ekonomi rumah tangga ini tidak kembali tenggelam. Dengan penguatan kebijakan, literasi keuangan, dan dukungan digitalisasi, para ibu rumah tangga di Makassar dan seluruh Indonesia bisa terus berdaya, berdikari, dan memberi warna pada wajah UMKM Indonesia yang baru.

Terkini

Mutasi Kendaraan ke Banten Kini Gratis

Jumat, 11 Juli 2025 | 16:11:33 WIB

Aceh Kembangkan Arun Jadi Pusat Transisi Energi

Jumat, 11 Juli 2025 | 16:15:09 WIB

Batam Dilirik Korea untuk Industri Daur Ulang Oli

Jumat, 11 Juli 2025 | 16:22:01 WIB

Promo Pelni Dongkrak Wisata Laut Semarang

Jumat, 11 Juli 2025 | 16:24:53 WIB