Tebas Tegas Tolak Permintaan Jadwal Real Madrid

Senin, 14 Juli 2025 | 11:33:14 WIB
Tebas Tegas Tolak Permintaan Jadwal Real Madrid

JAKARTA - Dalam dinamika kompetisi elite seperti LaLiga, tidak ada tempat untuk perlakuan khusus, bahkan untuk klub sekelas Real Madrid. Hal inilah yang ditegaskan oleh Presiden LaLiga, Javier Tebas, ketika dimintai respons atas permintaan El Real yang ingin menunda laga perdana mereka di musim 2025/2026. Permintaan tersebut langsung ditolak tanpa kompromi.

Permintaan tersebut diajukan Real Madrid menyusul partisipasi mereka dalam Piala Dunia Antarklub 2025, di mana mereka harus bertarung hingga babak semifinal sebelum dikalahkan oleh Paris Saint-Germain (PSG). Klub ibu kota Spanyol itu beralasan butuh waktu lebih panjang untuk masa pemulihan dan persiapan sebelum kembali berlaga di kompetisi domestik. Namun argumen itu dianggap tidak cukup kuat oleh otoritas tertinggi liga.

Javier Tebas dengan lantang menolak permintaan tersebut dan menegaskan bahwa jadwal pertandingan telah ditetapkan bersama Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF). “Real Madrid menginginkan 21 hari untuk persiapan, mereka akan punya 20 hari. Saya kira mereka tidak akan kalah melawan Osasuna hanya karena satu hari,” ujar Tebas dengan nada menyindir.

Ia menambahkan bahwa klub-klub besar lainnya yang juga terlibat di kompetisi internasional tidak mengajukan permintaan serupa. "PSG tidak mengubah tanggal pertandingan pertama mereka di Ligue 1, begitu juga Chelsea di Premier League,” katanya seperti dikutip oleh Football Espana.

Keputusan itu pun memperlihatkan konsistensi Tebas dalam menjaga struktur jadwal yang telah disusun dengan matang. Ia menolak anggapan bahwa Real Madrid seharusnya mendapatkan perlakuan khusus hanya karena reputasi dan sejarah besar mereka. Sebaliknya, ia menginginkan kesetaraan di antara semua peserta LaLiga.

Real Madrid dijadwalkan langsung menghadapi Osasuna di Santiago Bernabéu pada 19 Agustus, hanya berselang 41 hari sejak mereka tersingkir dari Piala Dunia Antarklub. Meski jaraknya tergolong singkat, Tebas menilai waktu tersebut cukup bagi klub untuk melakukan persiapan.

Sebagai informasi tambahan, musim lalu Real Madrid memang menjalani jadwal super padat. Total 68 pertandingan mereka lakoni di semua kompetisi, mulai dari LaLiga, Copa del Rey, Liga Champions, hingga Piala Dunia Antarklub. Padatnya jadwal ini tentu menjadi beban tersendiri bagi pemain dan staf pelatih yang harus menjaga kondisi tim tetap prima sepanjang musim.

Namun, dalam pandangan Tebas, padatnya jadwal bukanlah alasan sah untuk mengubah struktur kalender yang sudah disepakati. Hal tersebut bisa menjadi preseden buruk bagi penyelenggaraan liga ke depan jika satu klub mendapat pengecualian, sementara klub lain harus tetap mengikuti aturan.

Penolakan terhadap permintaan Real Madrid ini memperkuat posisi Tebas sebagai pemimpin yang teguh dan tidak mudah goyah terhadap tekanan dari klub besar. Sikap tegas ini juga merefleksikan pendekatan LaLiga yang menjunjung tinggi asas keadilan dan integritas kompetisi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Real Madrid adalah salah satu ikon terbesar LaLiga yang berkontribusi besar terhadap daya tarik global liga tersebut. Namun Tebas tampaknya ingin menekankan bahwa tidak ada klub yang berada di atas aturan.

Situasi ini juga mengundang sorotan dari para pengamat sepak bola yang menilai bahwa keputusan LaLiga dapat memunculkan ketegangan antara otoritas liga dengan klub-klub besar. Meski begitu, banyak pula yang mendukung pendekatan fair play tersebut sebagai bagian dari reformasi tata kelola sepak bola yang lebih transparan dan profesional.

Sebagian analis juga menilai bahwa langkah Madrid yang mengajukan penundaan jadwal bukan sepenuhnya tak berdasar. Dalam kalender sepak bola modern, pemain dituntut tampil di banyak kompetisi dengan waktu pemulihan yang minim. Ketika jeda antarkompetisi semakin sempit, risiko cedera pun meningkat. Maka tak heran jika beberapa pelatih dan direktur teknis di klub besar mulai menyuarakan keprihatinan soal jadwal yang terlalu padat.

Namun pertanyaan besarnya tetap: apakah jadwal kompetisi harus selalu menyesuaikan dengan kondisi klub-klub elite, atau justru klub-lah yang mesti menyesuaikan diri dengan sistem yang telah disusun?

Tebas telah menjawabnya dengan jelas. Baginya, yang utama adalah menjaga integritas liga secara keseluruhan. Jika satu klub diberi pengecualian, maka akan sulit menjaga keadilan bagi klub lainnya.

Menarik untuk ditunggu bagaimana respon lanjutan dari Real Madrid atas keputusan ini. Apakah mereka akan mengajukan banding atau menerima keputusan dengan lapang dada?

Yang pasti, laga pembuka musim antara Real Madrid dan Osasuna akan tetap digelar sesuai jadwal awal. Para pendukung Los Blancos tentu berharap tim kesayangannya bisa langsung tampil meyakinkan di awal musim, meskipun dengan waktu persiapan yang terbatas.

Sementara itu, Tebas dan pihak LaLiga tampaknya akan terus melanjutkan agenda besar mereka dalam menyempurnakan struktur kompetisi, meningkatkan nilai komersial liga, dan menjaga kredibilitas kompetisi di mata dunia.

Di tengah tekanan berbagai kepentingan, keputusan menolak permintaan Real Madrid menjadi bukti bahwa LaLiga ingin menempatkan prinsip keadilan di atas segala-galanya dan tidak memberi ruang pada keistimewaan yang bisa menggerus fondasi integritas kompetisi.

Terkini

Tiket Kapal Pelni Surabaya Jakarta Mulai Rp183 Ribu

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:16:58 WIB

KAI Pasang PLTS di 10 Fasilitas

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:20:10 WIB

Garuda Indonesia Buka Rute Umrah dari Palembang

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:23:00 WIB

Strategi Transportasi Rendah Emisi Indonesia

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:28:23 WIB

Harga Sembako Stabil di Pacitan

Rabu, 16 Juli 2025 | 14:33:03 WIB