IHSG Menguat, BNI Sekuritas Rekomendasikan 6 Saham Unggulan

Selasa, 15 Juli 2025 | 11:10:57 WIB
IHSG Menguat, BNI Sekuritas Rekomendasikan 6 Saham Unggulan

JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan tanda-tanda penguatan setelah sempat melemah akibat tekanan eksternal. Di tengah volatilitas pasar yang tinggi dan tekanan jual dari investor asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menutup perdagangan dengan kenaikan signifikan.

IHSG tercatat menguat 49,71 poin atau 0,71%, mengakhiri sesi perdagangan di level 7.097,15. Penguatan ini terjadi meski investor asing masih melanjutkan aksi jualnya, dengan mencatatkan net sell senilai Rp 1,17 triliun di seluruh pasar. Saham-saham besar seperti BMRI, BBCA, CUAN, BBNI, dan SSIA menjadi yang paling banyak dilepas asing dalam sesi tersebut.

Meski tekanan jual masih membayangi, BNI Sekuritas tetap optimistis akan potensi pergerakan pasar. Dalam laporan riset terbarunya, Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyampaikan bahwa IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan tren penguatan.

“IHSG berpeluang menguji resisten kuat di level 7.100 hingga 7.150. Namun, jika gagal menembus area tersebut, koreksi masih berpeluang terjadi,” ungkap Fanny.

Lebih lanjut, Fanny menjelaskan bahwa batas bawah atau area support IHSG berada di kisaran 7.000 hingga 7.050. Artinya, selama indeks tidak menembus batas support tersebut, potensi penguatan jangka pendek tetap terbuka lebar.

Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas

Seiring dengan peluang penguatan IHSG, BNI Sekuritas merekomendasikan enam saham unggulan yang dinilai memiliki potensi teknikal dan fundamental menarik untuk perdagangan jangka pendek. Rekomendasi ini dikategorikan sebagai speculative buy, yang berarti investor disarankan masuk dengan strategi berhati-hati sambil tetap memperhatikan batas cut loss.

Berikut daftar lengkap saham pilihan tersebut:

1. PT Petrosea Tbk (PTRO)

Rekomendasi: Speculative buy

Area beli: Rp 3.800 – Rp 4.000

Target harga: Rp 4.250 – Rp 4.400

Cut loss: Di bawah Rp 3.600

Petrosea dinilai memiliki potensi teknikal kuat seiring dukungan dari sektor konstruksi dan energi. Investor bisa mulai mengoleksi di area beli yang direkomendasikan, sembari mencermati volume dan pergerakan pasar global yang berkaitan dengan sektor energi.

2. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

Rekomendasi: Speculative buy

Area beli: Rp 7.100 – Rp 7.300

Target harga: Rp 7.600 – Rp 7.900

Cut loss: Di bawah Rp 6.850

Sebagai emiten energi baru terbarukan, BREN mendapat perhatian karena posisinya dalam transisi energi nasional. Potensi jangka menengah hingga panjang cukup menjanjikan, terutama jika tren global menuju energi bersih berlanjut.

3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Rekomendasi: Speculative buy

Area beli: Rp 112 – Rp 115

Target harga: Rp 118 – Rp 122

Cut loss: Di bawah Rp 110

BUMI tetap menjadi pilihan menarik meski pergerakannya kerap fluktuatif. Dukungan dari tren komoditas batubara dan potensi restrukturisasi membuat saham ini masih menarik untuk dikoleksi dalam jangka pendek.

4. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)

Rekomendasi: Speculative buy

Area beli: Rp 1.450 – Rp 1.475

Target harga: Rp 1.520 – Rp 1.570

Cut loss: Di bawah Rp 1.430

Sebagai bagian dari ekosistem BUMN energi, PGEO menunjukkan performa stabil di tengah isu transisi energi. Kinerja perusahaan dan fundamental sektor yang prospektif membuatnya layak diperhatikan oleh investor yang fokus pada energi ramah lingkungan.

5. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)

Rekomendasi: Speculative buy

Area beli: Rp 1.650 – Rp 1.700

Target harga: Rp 1.900 – Rp 2.000

Cut loss: Di bawah Rp 1.580

Saham CUAN termasuk yang paling aktif diperjualbelikan oleh investor domestik dan asing. Volatilitas harga cukup tinggi, namun volume transaksi besar bisa menjadi indikator likuiditas dan peluang jangka pendek.

6. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)

Rekomendasi: Speculative buy

Area beli: Rp 498 – Rp 500

Target harga: Rp 510 – Rp 530

Cut loss: Di bawah Rp 490

MBMA menarik sebagai emiten di sektor material baterai, yang berperan penting dalam industri kendaraan listrik. Sektor ini secara global mendapat perhatian besar, yang bisa mendukung sentimen positif terhadap saham ini di jangka menengah.

Arah IHSG Masih Sensitif

Meskipun ada peluang penguatan, kondisi IHSG masih sangat sensitif terhadap sentimen global. Beberapa faktor yang bisa memengaruhi pergerakan ke depan antara lain rilis data inflasi dari Amerika Serikat dan China, serta perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Pasar juga akan mencermati pernyataan bank sentral utama dunia, termasuk The Fed, yang dapat mengubah arah pergerakan modal asing.

“Investor sebaiknya tetap waspada terhadap volatilitas pasar dan memperhatikan dinamika global serta data ekonomi domestik,” kata Fanny dalam risetnya.

Dengan menggabungkan analisis teknikal dan fundamental, serta disiplin dalam menerapkan batas risiko (cut loss), investor bisa tetap memperoleh peluang dari pasar yang dinamis ini.

Terkini