BNI Bidik 1,7 Juta Pengguna Kartu Kredit

Selasa, 15 Juli 2025 | 09:45:04 WIB
BNI Bidik 1,7 Juta Pengguna Kartu Kredit

JAKARTA - Di tengah percepatan digitalisasi sistem pembayaran yang semakin masif di Indonesia, alat pembayaran konvensional seperti kartu kredit justru masih menunjukkan daya tarik yang signifikan. Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa jumlah kartu kredit yang beredar per April 2025 mencapai 18,68 juta kartu. Angka ini menunjukkan bahwa di tengah berkembangnya e-wallet, QRIS, dan sistem pembayaran berbasis aplikasi, kartu kredit masih menjadi instrumen yang dipilih sebagian masyarakat untuk bertransaksi.

Fakta ini menggarisbawahi bahwa meskipun transformasi digital semakin dominan dalam lanskap keuangan nasional, keberadaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), khususnya kartu kredit, tetap memiliki ruang tersendiri dalam sistem pembayaran Indonesia.

Kartu Kredit Masih Relevan di Era QRIS dan Dompet Digital

Banyak pihak mengira bahwa meningkatnya adopsi pembayaran digital akan menggeser sepenuhnya metode lama seperti penggunaan kartu. Namun, realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya. Kartu kredit masih digunakan secara luas, baik untuk transaksi daring (online) maupun luring (offline), terutama oleh kalangan menengah ke atas dan pelaku usaha.

Keunggulan seperti limit transaksi yang fleksibel, fitur cicilan tanpa bunga, hingga program cashback dan reward point membuat kartu kredit tetap kompetitif. Tak sedikit pula konsumen yang merasa kartu kredit memberi kenyamanan tambahan saat berbelanja, terutama dalam transaksi bernilai besar atau ketika bepergian ke luar negeri.

Menurut pelaku industri, fleksibilitas dan daya jangkau kartu kredit membuatnya tetap menjadi pilihan di tengah era digital. Ini juga menunjukkan bahwa adopsi teknologi pembayaran baru tidak serta-merta menghilangkan penggunaan metode yang lebih tradisional.

Data BI: Volume dan Nilai Transaksi Kartu Kredit Masih Signifikan

Bank Indonesia dalam laporan statistik terbarunya merinci bahwa per April 2025, jumlah kartu kredit yang beredar mencapai 18,68 juta unit. Tidak hanya itu, volume transaksi yang dilakukan menggunakan kartu kredit juga tercatat cukup besar, menunjukkan adanya tingkat kepercayaan dan kenyamanan yang tinggi dari masyarakat terhadap instrumen ini.

Kartu debit masih memegang porsi dominan dalam penggunaan APMK, namun kartu kredit tetap menyumbang angka signifikan, baik dalam hal volume maupun nilai transaksi. Meskipun trennya menunjukkan fluktuasi dari bulan ke bulan, kestabilan kartu kredit tetap terjaga.

Sejumlah analis menilai bahwa pertumbuhan kartu kredit masih akan berlanjut, terutama karena segmen ritel dan e-commerce yang terus berkembang. Hal ini menjadi indikasi bahwa kartu kredit bukan hanya bertahan, tetapi juga ikut beradaptasi dengan tren digital.

Perbankan dan Fintech Gandeng Kartu Kredit sebagai Mitra Ekosistem

Bank-bank besar nasional pun tidak tinggal diam. Mereka terus berinovasi untuk mempertahankan relevansi kartu kredit di tengah persaingan ketat. Salah satu strateginya adalah mengintegrasikan kartu kredit ke dalam ekosistem digital perbankan dan fintech.

Misalnya, bank kini menyediakan fitur kartu kredit virtual yang dapat langsung diakses dari aplikasi mobile banking. Selain itu, banyak layanan dompet digital atau e-commerce yang juga menyediakan metode pembayaran melalui kartu kredit dengan proses yang seamless.

Langkah-langkah ini memperlihatkan bagaimana perbankan memposisikan kartu kredit bukan sebagai pesaing teknologi pembayaran baru, tetapi sebagai bagian dari sistem pembayaran yang saling melengkapi.

Daya Tarik Kartu Kredit di Mata Konsumen

Berbagai survei menunjukkan bahwa konsumen masih melihat kartu kredit sebagai alat yang praktis, terutama dalam kondisi darurat atau untuk pembelian besar. Banyak kartu kredit juga menawarkan fitur yang tidak tersedia di metode pembayaran digital lain, seperti asuransi perjalanan, diskon eksklusif, hingga program loyalitas.

Salah satu pengguna kartu kredit, Tania (34), seorang karyawan swasta di Jakarta, mengaku tetap menggunakan kartu kredit meski ia juga aktif menggunakan QRIS dan e-wallet. "Saya pakai e-wallet untuk bayar kopi atau makanan cepat saji, tapi kalau beli tiket pesawat, elektronik, atau belanja online di luar negeri, saya lebih nyaman pakai kartu kredit. Limit-nya cukup dan kadang bisa dicicil," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Andre (40), seorang pebisnis yang memanfaatkan kartu kredit untuk mengatur arus kas usahanya. "Transaksi pakai kartu kredit memberi ruang waktu untuk mengatur cash flow. Itu penting bagi pelaku usaha kecil menengah," jelasnya.

Regulasi dan Keamanan Terus Diperketat

Untuk memastikan kartu kredit tetap menjadi instrumen yang aman digunakan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperketat regulasi, termasuk standar keamanan chip EMV, penggunaan PIN untuk otorisasi, serta perlindungan konsumen dari fraud.

Selain itu, edukasi keuangan bagi masyarakat juga gencar dilakukan untuk meningkatkan literasi dalam penggunaan kartu kredit yang bijak dan bertanggung jawab. Edukasi ini penting, mengingat kartu kredit memiliki risiko jika tidak digunakan dengan perencanaan keuangan yang baik.

Kartu Kredit Tak Tergeser, Justru Bertransformasi

Melihat seluruh data dan kecenderungan yang ada, dapat disimpulkan bahwa kartu kredit belum akan tergeser sepenuhnya oleh metode pembayaran digital baru. Justru, alat pembayaran ini sedang mengalami transformasi agar lebih relevan dengan kebiasaan baru masyarakat yang digital-savvy.

Industri keuangan tampaknya melihat potensi sinergi antara kartu kredit dan kanal pembayaran digital. Sejumlah bank bahkan mengembangkan fitur “kartu kredit digital” yang dapat langsung digunakan di e-commerce atau layanan ride-hailing tanpa perlu membawa kartu fisik.

Transformasi digital dalam sistem pembayaran nasional memang tak terhindarkan. Namun, keberadaan kartu kredit masih memiliki tempat khusus di hati pengguna. Dengan berbagai keunggulan, serta kemampuan beradaptasi dengan ekosistem digital baru, kartu kredit tetap menjadi alat pembayaran yang kuat di tengah gempuran teknologi finansial modern.

Data Bank Indonesia yang mencatat 18,68 juta kartu kredit beredar per April 2025 menjadi sinyal jelas bahwa instrumen ini masih diminati dan dipercaya oleh masyarakat. Maka, di masa depan, peran kartu kredit kemungkinan besar akan tetap eksis—bukan sebagai kompetitor, melainkan sebagai bagian dari ekosistem pembayaran yang lebih luas dan terintegrasi.

Terkini