JAKARTA - Di tengah semakin menguatnya kesadaran global terhadap pentingnya pengurangan emisi karbon dan pengembangan ekonomi hijau, peran Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) semakin diperhitungkan di kancah internasional. Keberhasilan IDXCarbon dalam membangun infrastruktur bursa karbon di negara berkembang seperti Indonesia, kini mendapat pengakuan global setelah meraih penghargaan prestisius sebagai Best Official Carbon Exchange in an Emerging Economy pada ajang Carbon Positive Awards 2025 yang diselenggarakan pada 5 Juni 2025.
Penghargaan tersebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan IDXCarbon sebagai lembaga yang mendapat lisensi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyelenggarakan perdagangan karbon di Indonesia. Sebagai bursa karbon pertama di Tanah Air, pencapaian ini menunjukkan bahwa infrastruktur dan tata kelola pasar karbon Indonesia mulai mendapat kepercayaan dan pengakuan komunitas internasional.
Pencapaian yang Merefleksikan Komitmen Indonesia
Penganugerahan Best Official Carbon Exchange in an Emerging Economy bukan sekadar simbol apresiasi semata. Gelar ini mencerminkan keberhasilan Indonesia melalui IDXCarbon dalam membangun sistem perdagangan karbon yang kredibel, transparan, dan efisien, khususnya di tengah dinamika pasar negara berkembang yang kerap menghadapi tantangan dari sisi regulasi, kapasitas teknologi, dan pemahaman pasar.
Ajang Carbon Positive Awards sendiri merupakan platform global tahunan yang memberikan penghargaan kepada institusi, regulator, dan perusahaan yang dianggap memberikan kontribusi luar biasa dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon. Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari pakar-pakar lingkungan, pelaku pasar karbon, dan perwakilan dari organisasi internasional seperti UNEP, World Bank, serta Climate Action Reserve.
IDXCarbon dianggap berhasil menyeimbangkan antara aspek komersial dan keberlanjutan, serta membuka peluang luas bagi berbagai sektor industri di Indonesia untuk berkontribusi secara aktif dalam upaya dekarbonisasi melalui mekanisme perdagangan karbon.
Perjalanan IDXCarbon: Dari Regulasi Menuju Implementasi
IDXCarbon lahir dari amanat Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yang menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan mekanisme pasar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sejak diluncurkan secara resmi pada 26 September 2023, IDXCarbon telah menjalankan tugas strategis sebagai tempat tercatat dan diperdagangkannya unit karbon yang dihasilkan dari berbagai skema pengurangan emisi.
Sebagai bagian dari ekosistem ekonomi hijau Indonesia, IDXCarbon tidak hanya menjalankan fungsi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat referensi data dan informasi terkait harga karbon, volume transaksi, serta sektor-sektor penyumbang utama kredit karbon. Seiring waktu, keberadaan IDXCarbon juga menjadi instrumen untuk mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia dalam Paris Agreement.
Meningkatkan Daya Saing Pasar Karbon Nasional
Pengakuan internasional terhadap IDXCarbon diharapkan dapat menjadi daya dorong baru bagi pelaku industri di dalam negeri untuk lebih aktif terlibat dalam skema perdagangan karbon. Selama ini, salah satu tantangan terbesar adalah masih rendahnya pemahaman dan keterlibatan sektor industri terhadap mekanisme pasar karbon.
Dengan pengakuan seperti Carbon Positive Awards 2025, kepercayaan pasar internasional terhadap kredibilitas sistem perdagangan karbon Indonesia dipastikan meningkat. Ini penting, mengingat potensi karbon Indonesia sangat besar, baik dari sektor kehutanan, energi terbarukan, hingga proyek-proyek mitigasi di sektor industri dan transportasi.
Menurut laporan IDXCarbon pada awal tahun ini, terdapat lebih dari 20 proyek penghasil kredit karbon yang telah tercatat dan diperdagangkan, dengan sektor kehutanan dan energi menjadi kontributor utama. Volume perdagangan karbon juga menunjukkan tren meningkat, meski belum signifikan jika dibandingkan dengan negara lain seperti Tiongkok atau Uni Eropa.
Namun, Presiden Direktur IDXCarbon menyatakan optimismenya terhadap masa depan pasar karbon nasional. “Kami terus berupaya memperluas basis partisipan, termasuk pelaku UMKM dan sektor energi berbasis komunitas agar bisa masuk dalam ekosistem karbon ini,” ujarnya dalam wawancara terpisah.
Dukungan Pemerintah dan Regulator Jadi Kunci Keberhasilan
Peran aktif pemerintah dan regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sangat menentukan keberhasilan IDXCarbon dalam mencapai prestasi ini.
Kebijakan yang mendukung transparansi, akuntabilitas, serta tata kelola yang baik dalam perdagangan karbon menjadi fondasi penting dalam membangun kepercayaan pasar. Selain itu, inisiatif pemerintah untuk mempercepat digitalisasi sistem pencatatan karbon dan integrasi dengan registri nasional juga memperkuat posisi IDXCarbon di tingkat global.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Penghargaan internasional ini menjadi momentum penting untuk terus memperkuat posisi IDXCarbon, namun juga menghadirkan tantangan baru. Diperlukan upaya berkelanjutan untuk menjaga integritas pasar, meningkatkan literasi karbon di kalangan pelaku usaha, serta mendorong investasi di sektor-sektor penghasil kredit karbon.
Indonesia juga masih perlu mempercepat harmonisasi antara registri nasional dan sistem bursa karbon, agar perdagangan tidak hanya bersifat domestik, tetapi juga bisa menjangkau pasar internasional. Hal ini akan membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem perdagangan karbon dunia.
Dengan potensi yang sangat besar, dukungan kebijakan yang kuat, serta infrastruktur bursa yang mulai mendapatkan pengakuan dunia, Indonesia melalui IDXCarbon memiliki peluang untuk menjadi hub karbon terdepan di Asia Tenggara.
Keberhasilan IDXCarbon menyabet penghargaan Best Official Carbon Exchange in an Emerging Economy di Carbon Positive Awards 2025 bukan sekadar prestasi simbolik, tetapi penanda penting bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat dalam membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan. Tantangan memang masih panjang, tetapi pengakuan ini menjadi bukti bahwa kerja keras membangun infrastruktur karbon nasional telah mulai membuahkan hasil nyata.