Bupati Tegaskan Dukungan Penuh pada Transisi Energi Nasional

Selasa, 15 Juli 2025 | 11:34:37 WIB
Bupati Tegaskan Dukungan Penuh pada Transisi Energi Nasional

JAKARTA - Di tengah upaya pemerintah pusat mendorong percepatan transisi energi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menunjukkan komitmen nyata. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan bahwa daerah yang ia pimpin telah mengadopsi berbagai langkah strategis dalam mendukung program transisi energi nasional, termasuk dengan menerapkan penggunaan kendaraan listrik dalam operasional pemerintahan daerah.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Bupati Achmad Fauzi dalam sebuah kesempatan resmi pada Senin 14 JULI 2025. Ia menekankan bahwa langkah tersebut bukan sekadar respons terhadap program pusat, melainkan bagian dari visi Sumenep untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakatnya.

“Masyarakat Sumenep sudah sejak lama menggunakan kendaraan listrik. Kami di pemerintah daerah juga berkomitmen untuk ikut serta dalam mewujudkan ketahanan energi dan udara yang bersih,” kata Fauzi.

Langkah Nyata dari Pemerintah Daerah

Komitmen yang diutarakan bukan sekadar slogan. Di lapangan, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah mulai menggunakan kendaraan listrik, khususnya untuk kendaraan dinas di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Langkah ini menjadi bukti bahwa kebijakan energi hijau dapat diimplementasikan secara bertahap di daerah, bahkan di wilayah non-metropolitan seperti Sumenep.

Pemkab Sumenep juga diketahui telah melakukan sinergi dengan pelaku usaha lokal serta mendorong masyarakat, khususnya di kawasan pesisir dan kepulauan, untuk mulai mengenal dan mengadopsi teknologi ramah lingkungan, termasuk motor listrik dan panel surya.

Sumenep: Kabupaten Kepulauan yang Berinovasi

Sebagai kabupaten kepulauan yang memiliki lebih dari 120 pulau, Sumenep menghadapi tantangan tersendiri dalam aspek distribusi energi. Ketergantungan pada BBM untuk kendaraan dan generator listrik di pulau-pulau kecil menjadi beban tersendiri, baik dari segi biaya operasional maupun dampaknya terhadap lingkungan.

Dalam konteks ini, penggunaan kendaraan listrik serta potensi pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya menjadi solusi ideal. Pemerintah daerah pun membuka ruang kerja sama dengan investor dan akademisi untuk mengembangkan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya (charging station) dan sistem pembangkit energi skala kecil.

“Kami sadar bahwa sebagai wilayah kepulauan, kami harus mencari terobosan agar tidak selamanya bergantung pada energi fosil. Elektrifikasi dan energi terbarukan adalah masa depan kami,” ujar salah satu pejabat Dinas Lingkungan Hidup Sumenep.

Selaras dengan Kebijakan Pemerintah Pusat

Langkah yang diambil oleh Pemkab Sumenep selaras dengan arah kebijakan nasional. Pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan mendorong konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya pengurangan emisi karbon nasional dan untuk mengurangi impor BBM.

Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa transisi energi bukan hanya kebutuhan, tetapi sebuah keharusan untuk mencapai net-zero emission (NZE) pada 2060. Langkah-langkah konkret di daerah seperti yang dilakukan Sumenep menjadi indikator positif bahwa agenda nasional tersebut mulai mendapat dukungan dari akar rumput pemerintahan.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian ESDM, per Juni 2025, terdapat lebih dari 80 kabupaten/kota di Indonesia yang telah mulai mengimplementasikan kendaraan listrik untuk dinas pemerintahan, dan Sumenep termasuk dalam barisan daerah yang paling progresif.

Peran Masyarakat Lokal dan Potensi Ekonomi Baru

Menariknya, penggunaan kendaraan listrik di Sumenep bukan hanya inisiatif pemerintah. Beberapa komunitas nelayan dan petani garam juga mulai mencoba kendaraan roda dua listrik untuk keperluan aktivitas harian. Efisiensi biaya dan perawatan yang lebih murah menjadi alasan utama mereka beralih.

Menurut Bupati Achmad Fauzi, keberhasilan adopsi kendaraan listrik juga bisa membuka potensi ekonomi baru di daerah. Selain munculnya bengkel konversi dan layanan servis motor listrik, ada peluang untuk menciptakan rantai pasok lokal, seperti pengadaan baterai dan panel surya dari UKM dalam negeri.

“Kami ingin memastikan bahwa transisi energi ini juga mendatangkan manfaat ekonomi bagi warga kami. Bukan hanya sebagai pengguna, tapi juga sebagai pelaku usaha yang ikut terlibat,” tegasnya.

Tantangan Infrastruktur dan Edukasi

Meski berbagai langkah telah dilakukan, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya dan pasokan suku cadang kendaraan listrik. Pemkab Sumenep telah menjalin komunikasi dengan Kementerian ESDM dan mitra swasta untuk mengatasi hal ini.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang manfaat jangka panjang dari kendaraan listrik juga terus dilakukan. Pemerintah daerah secara rutin menggelar sosialisasi dan uji coba kendaraan listrik di sekolah-sekolah dan pusat kegiatan masyarakat.

“Masih banyak yang belum tahu bahwa kendaraan listrik itu lebih hemat dan ramah lingkungan. Edukasi adalah kunci,” kata seorang penyuluh dari Dinas Perhubungan Sumenep.

Harapan untuk Masa Depan Energi Sumenep

Dengan fondasi yang telah diletakkan, Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap dapat menjadi percontohan dalam pelaksanaan transisi energi tingkat daerah, terutama bagi kabupaten kepulauan lain di Indonesia.

Langkah-langkah nyata seperti adopsi kendaraan listrik, dorongan pada energi terbarukan, serta sinergi dengan masyarakat dan dunia usaha menjadikan Sumenep sebagai contoh bahwa perubahan besar bisa dimulai dari daerah.

Di tengah tantangan perubahan iklim global dan keterbatasan sumber daya fosil, inisiatif seperti ini menjadi bukti bahwa pembangunan berkelanjutan bukan hanya wacana, tetapi bisa diwujudkan, bahkan dimulai dari pelosok negeri.

Terkini