JAKARTA - Dalam konteks perekonomian global yang semakin kompleks, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggarisbawahi pentingnya membangun arsitektur keuangan global yang inklusif. Pernyataan ini disampaikan saat ia menghadiri Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG) yang berlangsung di Afrika Selatan. Dalam forum internasional ini, Sri Mulyani menekankan bahwa untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata, arsitektur keuangan global harus mampu mencakup seluruh spektrum perekonomian, termasuk negara berpenghasilan rendah, negara berkembang, dan negara maju.
Pentingnya arsitektur keuangan yang inklusif tidak dapat dipandang sebelah mata, terutama di tengah tantangan yang dihadapi oleh banyak negara akibat dampak pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi global. Negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang sering kali menghadapi kesulitan dalam mengakses sumber daya keuangan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur, meningkatkan kapasitas produksi, dan mendukung program-program sosial. Dalam konteks ini, Sri Mulyani menekankan bahwa kolaborasi internasional dan dukungan dari negara-negara maju sangat diperlukan untuk menciptakan sistem keuangan yang adil dan berkelanjutan.
Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya keuangan dapat memperburuk kondisi ekonomi di negara-negara yang sudah rentan. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara maju untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan di negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang. Ini bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga merupakan investasi strategis untuk menciptakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik.
- Baca Juga Harga Sembako Jogja Turun
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengusulkan beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk membangun arsitektur keuangan global yang lebih inklusif. Salah satunya adalah memperkuat kerjasama antara negara-negara G20 dalam hal pertukaran informasi dan pengalaman terkait kebijakan keuangan. Dengan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik, negara-negara dapat belajar satu sama lain dan mengadopsi strategi yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan ekonomi.
Selain itu, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya inovasi dalam sektor keuangan, termasuk penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan akses keuangan. Di era digital saat ini, teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh sistem keuangan formal. Dengan memanfaatkan teknologi, negara-negara dapat menciptakan solusi yang lebih efisien dan inklusif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sri Mulyani juga mengajak negara-negara G20 untuk memperhatikan isu-isu lingkungan dan keberlanjutan dalam pengembangan arsitektur keuangan global. Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, penting bagi negara-negara untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Ini tidak hanya akan membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Dalam konteks ini, peran lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan IMF juga sangat penting. Sri Mulyani mendorong lembaga-lembaga ini untuk lebih proaktif dalam mendukung negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang, baik melalui penyediaan dana maupun bantuan teknis. Dengan dukungan yang tepat, negara-negara ini dapat lebih mudah mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa arsitektur keuangan global yang inklusif harus didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Negara-negara harus berkomitmen untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan digunakan secara efisien dan efektif, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan demikian, kepercayaan publik terhadap sistem keuangan dapat terjaga, dan masyarakat akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi.
Secara keseluruhan, pernyataan Sri Mulyani di Pertemuan G20 mencerminkan komitmen Indonesia untuk mendorong terciptanya arsitektur keuangan global yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, kolaborasi internasional dan dukungan dari semua pihak menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan yang merata dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah konkret dan komitmen yang kuat, diharapkan arsitektur keuangan global dapat berfungsi sebagai alat yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di dunia.