Holloway Tumbangkan Poirier di UFC

Selasa, 22 Juli 2025 | 10:34:54 WIB
Holloway Tumbangkan Poirier di UFC

JAKARTA - Dalam dunia UFC, momentum dan strategi bisa mengubah arah pertandingan secara drastis. Max Holloway menunjukkan hal itu dalam laga penuh tensi tinggi melawan Dustin Poirier. Duel yang mempertemukan dua petarung kelas dunia ini bukan sekadar soal teknik dan kekuatan, tetapi juga tentang keberanian dan daya tahan. Holloway sukses membalikkan keadaan dan keluar sebagai pemenang dalam duel klasik yang memikat publik pencinta seni bela diri campuran.

Pertarungan ini menjadi ajang pembuktian sekaligus kelanjutan dari rivalitas lama antara kedua petarung. Dustin Poirier, yang dikenal dengan julukan "The Diamond", selama ini dikenal sebagai petarung tangguh yang telah menghadapi sejumlah nama besar di UFC, mulai dari Khabib Nurmagomedov, Conor McGregor, hingga Islam Makhachev. Namun, meski memiliki reputasi tinggi, sabuk juara UFC selalu berada di luar jangkauannya.

Pertemuan dengan Max Holloway kali ini bukanlah yang pertama bagi Poirier. Sebelumnya, keduanya pernah bentrok di ajang UFC 143, di mana Poirier berhasil menang lewat teknik kuncian triangle arm bar. Pertemuan kedua terjadi beberapa tahun setelahnya dalam duel sengit yang juga dimenangkan Poirier melalui kemenangan angka mutlak. Namun, pada pertemuan kali ini, cerita berubah.

Laga dimulai dengan intensitas tinggi. Holloway mengambil inisiatif lebih awal. Sejak bel ronde pertama dibunyikan, ia langsung menekan dan melancarkan pukulan lurus yang akurat ke arah Poirier. Serangannya bahkan membuat Poirier sempat tersungkur. Meski demikian, Poirier mampu bertahan dan kembali bangkit, menunjukkan kelas dan mental baja yang membuatnya disegani di arena UFC.

Tidak tinggal diam, Poirier merespons dengan sebuah uppercut tajam yang menjadi pengingat bahwa pertarungan ini tidak akan mudah dimenangkan oleh salah satu pihak. Kedua petarung terlihat sangat fokus, mengandalkan strategi dan kemampuan bertahan di tengah serangan brutal yang silih berganti.

Ronde kedua menjadi milik Poirier secara agresif. Ia tampil lebih menekan, mencoba mengambil kendali ritme pertarungan. Namun Holloway tetap tenang, mengatur jarak, dan menahan tekanan dengan kombinasi pukulan cepat. Ia tidak terburu-buru, memilih mengatur tempo agar bisa memaksimalkan peluang di momen-momen tertentu.

Serangan Holloway semakin efektif saat ia berhasil merapatkan jarak dan menekan Poirier ke pagar oktagon. Dari situ, ia melanjutkan dengan teknik ground and pound, membuat Poirier hanya bisa bertahan dalam posisi terdesak. Namun kemampuan bertahan Poirier kembali terbukti. Ia mampu bangkit dan membalas dengan pukulan bertubi-tubi. Salah satu overhand kanannya bahkan menjatuhkan Holloway, menunjukkan bahwa pertandingan ini benar-benar seimbang.

Momen paling menarik datang menjelang akhir ronde, saat sebuah pukulan siku dari Poirier mendarat telak di wajah Holloway. Tapi Holloway tetap berdiri, menunjukkan daya tahan luar biasa yang menjadi ciri khasnya. Kedua petarung tampak tidak ingin memberi celah sedikit pun.

Masuk ke ronde berikutnya, Holloway mulai lebih banyak bermain di jarak dekat. Ia mengunci arah gerak Poirier dengan pukulan kombinasi yang presisi. Sementara itu, Poirier terus mencoba mencari celah serangan balik. Meski sempat berada dalam tekanan, dia tetap bisa membalas dengan pukulan-pukulan yang efektif.

Ronde kelima menjadi ajang jual beli pukulan terbuka. Keduanya sama-sama tidak mau mengalah. Holloway membuka ronde dengan body kick yang menghantam tubuh Poirier. Lalu disusul dengan pukulan lurus yang membuat lawannya goyah. Meski Poirier sempat membalas dengan kombinasi serangan, energi kedua petarung tampak mulai menurun.

Menjelang akhir pertarungan, atmosfer di dalam oktagon makin panas. Holloway, dengan gaya khasnya, mengajak Poirier bertarung terbuka di tengah-tengah arena. Dalam momen-momen terakhir, Holloway melancarkan kombinasi pukulan yang lebih tajam dan akurat. Ia mengakhiri pertarungan dengan tangan di atas, mencuri kemenangan dari lawannya dengan gaya penuh determinasi.

Kemenangan ini menjadi pembalasan manis bagi Max Holloway. Setelah dua pertemuan sebelumnya dikuasai Poirier, akhirnya ia berhasil menunjukkan kedewasaan dan perkembangan permainannya. Ia tidak hanya unggul dalam serangan, tetapi juga berhasil memanfaatkan momentum, bertahan di bawah tekanan, dan mengatur strategi yang membuatnya keluar sebagai pemenang.

Sementara bagi Poirier, kekalahan ini tentu menjadi pukulan berat. Namun perjalanan panjangnya di UFC tetap dihormati. Ia telah menunjukkan keberanian luar biasa, menghadapi lawan-lawan terbaik, dan tetap menjadi salah satu petarung paling dihormati dalam sejarah olahraga ini.

Pertarungan antara Holloway dan Poirier bukan hanya soal menang atau kalah. Ini adalah perwujudan dari semangat bertarung sejati dalam UFC. Pertarungan ini akan dikenang sebagai salah satu duel terbaik di oktagon, di mana dua petarung menunjukkan segala yang mereka miliki untuk meraih kemenangan.

Terkini

10 Wisata Terbaik di Trenggalek untuk Liburan Singkat

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:21:18 WIB

Penerbangan Langsung Lombok–Labuan Bajo Diresmikan

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:24:20 WIB

Pemutihan Pajak Kendaraan di Jatim

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:27:44 WIB

Poirier Pensiun dari UFC, Makhachev Beri Tribut

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:30:48 WIB