MIND ID Dorong Budidaya Ikan untuk Ekonomi Pesisir

Selasa, 22 Juli 2025 | 13:16:35 WIB
MIND ID Dorong Budidaya Ikan untuk Ekonomi Pesisir

JAKARTA - Dalam upaya menjembatani pengelolaan sumber daya alam dengan pemerataan kesejahteraan, MIND ID, Holding Industri Pertambangan Indonesia, menaruh perhatian serius terhadap penguatan ekonomi masyarakat pesisir. Fokus ini diwujudkan melalui program-program pengembangan budidaya ikan laut sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), demi menciptakan lapangan kerja baru yang berkelanjutan dan berkualitas.

Upaya tersebut bukan hanya sekadar strategi tanggung jawab sosial korporasi, namun juga menjadi langkah nyata untuk mengalihkan paradigma ekonomi pesisir dari eksploitasi penangkapan ikan ke arah yang lebih terencana, ramah lingkungan, dan menguntungkan secara ekonomi. Pendekatan ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan apresiasi atas kontribusi MIND ID dalam pemanfaatan ruang laut secara produktif. Ia menekankan pentingnya transformasi ekonomi masyarakat pesisir menuju praktik budidaya ikan yang tidak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati laut dan ketahanan gizi nasional.

“Kegiatan budidaya memang masih kecil, yakni sekitar 5 juta ton produksi per tahun. Namun, kami terus mendorong marine culture di setiap ruang laut agar terus dikembangkan. Awalnya berburu dan menangkap, kini kami arahkan masyarakat untuk beralih ke budidaya,” ujarnya.

Transformasi ekonomi pesisir melalui budidaya ikan kini menjadi pilar penting bagi keberlanjutan sumber daya kelautan. Di tengah tantangan cuaca ekstrem dan ketidakpastian hasil tangkapan, budidaya menawarkan stabilitas dan prediktabilitas ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat nelayan.

Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menegaskan bahwa pengembangan budidaya ikan merupakan bagian dari strategi pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional laut perusahaan-perusahaan anggota Grup MIND ID. Program ini dijalankan dengan pendekatan yang menyeluruh meliputi pelatihan teknis, bantuan fasilitas, serta pendampingan intensif.

“Program pengembangan kegiatan budidaya ikan ini terus dijalankan secara konsisten dan kami harap dampaknya semakin signifikan dan bisa menjadi salah satu sumber kekuatan ekonomi bagi masyarakat daerah,” katanya.

Salah satu inisiatif unggulan adalah program POS PELAUT (Polikultur Silvofishery sebagai Pemberdayaan Nelayan Sawang Laut) yang dikelola oleh PT Timah Tbk. Melalui program ini, puluhan nelayan diarahkan untuk membudidayakan ikan kakap putih sebagai alternatif penghasilan yang lebih aman saat musim buruk melanda dan menghambat aktivitas melaut.

POS PELAUT telah berkembang menjadi kekuatan ekonomi lokal yang berbasis pada kearifan masyarakat daerah. Hingga tahun 2024, program ini telah mencakup lebih dari 100 nelayan yang tergabung dalam 11 kelompok pembudidaya ikan di Pulau Kundur. Lebih dari 100 keluarga kini memperoleh sumber penghasilan yang lebih pasti dan berkelanjutan.

Tak hanya di Kepulauan Riau, program serupa juga dijalankan di Sumatera Utara. INALUM, salah satu anggota Grup MIND ID, menjalankan program budidaya udang vaname di Kabupaten Batu Bara. Awalnya, masyarakat lokal hanya mampu mengelola kolam Bioflok dengan kapasitas 50 ribu benur udang vaname. Namun, dengan bantuan teknis dan pendampingan dari perusahaan, kapasitas tersebut kini meningkat tiga kali lipat.

Saat ini, kolam yang dikelola masyarakat telah mampu menampung hingga 150 ribu benur dengan hasil panen mencapai 2 ton setiap empat bulan. Lonjakan kapasitas ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membawa dampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat pesisir, yang sebelumnya hanya bergantung pada hasil tangkapan laut yang tak menentu.

Pria Utama menekankan bahwa komitmen MIND ID adalah terus mendampingi masyarakat dalam setiap tahapan pengembangan. Melalui pendekatan ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman menyeluruh tentang tata kelola budidaya yang profesional dan berkelanjutan.

“Kami percaya program ini akan semakin menarik minat masyarakat di sekitar daerah operasional laut. Komitmen kami adalah terus mendampingi dan mengembangkan potensi masyarakat agar dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan semakin besar di masa mendatang,” tuturnya.

Langkah MIND ID ini merupakan bukti bahwa integrasi antara industri ekstraktif dan pemberdayaan masyarakat pesisir bukanlah sekadar narasi ideal, tetapi dapat diwujudkan melalui program yang terstruktur, konsisten, dan berbasis kebutuhan riil masyarakat. Transformasi ini juga selaras dengan agenda pemerintah dalam mengembangkan ekonomi biru, di mana potensi kelautan Indonesia dimanfaatkan secara optimal dan bertanggung jawab.

Ke depan, keberhasilan program-program seperti POS PELAUT dan budidaya udang vaname di Batu Bara diharapkan menjadi contoh replikasi bagi daerah pesisir lainnya di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, korporasi, dan masyarakat itu sendiri, budidaya ikan dapat menjadi jembatan menuju kemandirian ekonomi lokal yang tidak bergantung pada hasil laut yang semakin terancam oleh perubahan iklim dan overfishing.

Melalui kolaborasi yang terus dibangun antara MIND ID dan berbagai pemangku kepentingan, masa depan ekonomi pesisir Indonesia tampaknya akan melangkah lebih jauh, menuju keberlanjutan dan kemandirian yang berbasis pada sumber daya yang dikelola dengan bijak dan bertanggung jawab.

Terkini

10 Wisata Terbaik di Trenggalek untuk Liburan Singkat

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:21:18 WIB

Penerbangan Langsung Lombok–Labuan Bajo Diresmikan

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:24:20 WIB

Pemutihan Pajak Kendaraan di Jatim

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:27:44 WIB

Poirier Pensiun dari UFC, Makhachev Beri Tribut

Selasa, 22 Juli 2025 | 15:30:48 WIB