Pemangkasan Suku Bunga Dorong Optimisme BRI di Sektor KPR

Rabu, 23 Juli 2025 | 11:16:13 WIB
Pemangkasan Suku Bunga Dorong Optimisme BRI di Sektor KPR

JAKARTA - Di tengah kebijakan pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan ke level 5,25%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melihat peluang besar untuk memperkuat portofolio pembiayaan di sektor properti, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) nonsubsidi. Bank pelat merah ini optimistis tren penyaluran KPR akan tetap menguat hingga akhir tahun.

Langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan dinilai menjadi katalis positif bagi perbankan untuk menyesuaikan suku bunga kredit, termasuk KPR. Dalam hal ini, BRI turut merespons dengan membuka ruang penyesuaian suku bunga KPR, terutama pada skema floating rate yang menjadi pilihan banyak nasabah.

Di tengah kondisi pasar yang dinamis, BRI telah beberapa kali melakukan penyesuaian suku bunga KPR selama kuartal kedua tahun 2025. Hal ini mencerminkan fleksibilitas BRI dalam merespons kebijakan makroekonomi, sekaligus menjaga daya tarik produknya di pasar properti yang semakin kompetitif.

Sekretaris Perusahaan BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan bahwa performa penyaluran KPR BRI sepanjang semester pertama menunjukkan tren yang cukup menggembirakan. “Hingga akhir Juni 2025, pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI menunjukkan kinerja yang cukup kuat dan solid,” ujarnya.

Dari sisi angka, pertumbuhan penyaluran KPR BRI mencapai 13,31% secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga akhir Juni. Capaian ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya dan menjadi sinyal bahwa permintaan terhadap pembiayaan perumahan masih tinggi di tengah pelonggaran kebijakan moneter.

BRI juga terus menyempurnakan penawaran produknya, salah satunya dengan memberikan promo suku bunga menarik. Saat ini, bank tersebut menawarkan suku bunga promo mulai dari 1,5% fixed selama satu tahun pertama. Program ini secara khusus ditujukan bagi pembelian rumah melalui pengembang yang telah menjalin kerja sama dengan BRI dalam skema Developer Kerjasama Pilihan. Sementara itu, suku bunga floating saat ini berada di kisaran 13%.

Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk mendorong akuisisi nasabah baru, tetapi juga memberikan insentif bagi masyarakat untuk segera merealisasikan kepemilikan rumah. Kebijakan suku bunga yang kompetitif menjadi salah satu kunci utama dalam meningkatkan penyaluran KPR, apalagi di tengah masih tingginya backlog atau kekurangan kebutuhan rumah di Indonesia.

Hendy menjelaskan lebih lanjut bahwa pihaknya tetap optimistis tren pertumbuhan ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2025. Ia memperkirakan penyaluran KPR BRI masih akan mencatatkan pertumbuhan double digit secara tahunan.

Optimisme ini tidak datang tanpa dasar. Menurut Hendy, program-program strategis pemerintah, termasuk target pembangunan 3 juta rumah, menjadi dorongan kuat bagi pertumbuhan sektor properti secara keseluruhan. Dengan sinergi antara kebijakan fiskal pemerintah dan pelaku industri perbankan, sektor pembiayaan perumahan diperkirakan akan tetap bergairah.

“Hal ini tentunya akan menjadi katalis bagi pertumbuhan sektor properti dan pembiayaan perumahan,” ujarnya, menegaskan keyakinan BRI terhadap prospek bisnis properti nasional dalam beberapa bulan mendatang.

Faktor lain yang turut menopang ekspektasi pertumbuhan adalah masih kuatnya permintaan terhadap rumah pertama, terutama dari kalangan milenial dan generasi muda. Permintaan ini menjadi peluang besar bagi perbankan seperti BRI yang memiliki jaringan luas serta skema pembiayaan yang fleksibel dan kompetitif.

Dengan penyesuaian suku bunga dan strategi promosi yang agresif, BRI berharap dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di sektor KPR, khususnya untuk produk nonsubsidi. Dalam jangka panjang, strategi ini juga akan mendukung pencapaian target pertumbuhan kredit BRI secara umum.

Kinerja positif di lini KPR ini juga menegaskan bahwa meskipun suku bunga sempat tinggi pada awal tahun, pelonggaran yang dilakukan oleh BI berhasil memberikan dorongan nyata terhadap permintaan kredit di sektor riil.

Secara keseluruhan, prospek pertumbuhan KPR BRI hingga akhir tahun tampaknya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama: penurunan BI Rate, keberlanjutan program perumahan nasional, penyesuaian suku bunga kredit oleh perbankan, serta daya beli masyarakat terhadap rumah pertama.

Dengan semua elemen tersebut, BRI mengukuhkan posisinya sebagai salah satu bank yang paling aktif dan agresif dalam mendorong penyaluran KPR, sekaligus turut menyukseskan agenda pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan rakyat.

Terkini