Geo Dipa dan Energi Panas Bumi Indonesia

Sabtu, 26 Juli 2025 | 10:07:13 WIB
Geo Dipa dan Energi Panas Bumi Indonesia

JAKARTA - Di tengah upaya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, sumber energi terbarukan seperti panas bumi kembali menjadi perhatian. Salah satu legislator muda, Puteri Komarudin, mengingatkan pentingnya langkah konkret dalam memanfaatkan potensi besar energi panas bumi nasional yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Ia menekankan bahwa PT Geo Dipa Energi sebagai badan usaha milik negara memegang peranan vital dalam proses transisi energi tersebut.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, mencapai sekitar 23,6 Giga Watt (GW). Namun sayangnya, baru sekitar 11 persen atau 2,6 GW dari potensi itu yang dimanfaatkan. Melihat kondisi tersebut, Puteri menyampaikan pentingnya dorongan dan strategi yang tepat dari pihak-pihak terkait, khususnya Geo Dipa Energi, untuk mempercepat pemanfaatannya.

“Artinya, Geo Dipa Energy punya peran strategis untuk menggali dan memanfaatkan potensi yang besar ini. Dengan demikian, kita bisa mempercepat proses transisi energi untuk menggantikan PLTU Batu bara yang akan dipensiunkan secara bertahap,” kata Puteri dalam pernyataan tertulis.

Ia menyebutkan bahwa pemanfaatan energi panas bumi menjadi bagian integral dari komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon, sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Paris. Dengan adanya roadmap atau peta jalan yang telah ditetapkan pemerintah, arah kebijakan energi nasional menjadi lebih terarah dan mengikat semua pemangku kepentingan.

Pemerintah sendiri telah menetapkan target kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi mencapai 22,7 GW pada 2060. Target ambisius ini termuat dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2025 tentang Peta Jalan Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan. Menyikapi hal tersebut, Puteri mendorong Geo Dipa Energi untuk memastikan seluruh rencana bisnisnya sejalan dengan kebijakan tersebut, serta didukung strategi dan inovasi yang mumpuni.

“Peta jalan ini merupakan panduan untuk mencapai target pengurangan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan. Dengan adanya target ini, Geo Dipa harus bisa menyusun strategi dan terobosan, terutama dengan mengeksplorasi potensi sumber panas bumi lainnya,” ujarnya.

Puteri juga mengutip data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki 362 titik panas bumi yang telah teridentifikasi. Ini membuka peluang besar bagi perusahaan seperti Geo Dipa untuk memperluas cakupan proyek dan memperkuat kontribusinya terhadap bauran energi nasional.

Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) dan BUMN yang ditugaskan untuk mengembangkan potensi panas bumi di Tanah Air, Geo Dipa saat ini telah mengoperasikan dua unit pembangkit di Dieng dan Patuha dengan total kapasitas 120 MW. Namun langkah pengembangan terus berlanjut.

Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, Yudistian Yunis, mengungkapkan berbagai rencana strategis yang sedang dijalankan perusahaan. Menurutnya, saat ini Geo Dipa tengah membangun dua unit tambahan yakni Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2, yang masing-masing memiliki kapasitas 55 MW. Kedua unit ini diharapkan mulai beroperasi pada 2027.

Tak hanya itu, Yudistian menjelaskan pihaknya juga tengah melakukan studi kelayakan untuk tambahan kapasitas sebesar 245 MW dari Dieng Unit 3 dan 4. Selain itu, perusahaan sedang menjajaki kemitraan untuk pengembangan Unit 6, 7, dan 8 di wilayah Dieng.

“Kami juga sedang melakukan eksplorasi sebesar 610 MW yang ada di daerah Dieng, Patuha Utara, Candi Umbul Telomoyo, dan Arjuno Welirang,” ujar Yudistian dalam forum Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI.

Langkah-langkah yang ditempuh Geo Dipa tersebut menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon nasional. Namun tetap saja, keberhasilan semua inisiatif itu akan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, BUMN, sektor swasta, serta dukungan regulasi yang berkelanjutan.

Puteri Komarudin menyampaikan bahwa selain dari sisi operasional, Geo Dipa juga perlu memperkuat aspek bisnisnya agar dapat berjalan beriringan dengan kebijakan negara dalam mengakselerasi transisi energi. “Geo Dipa harus mampu menunjukkan kesiapan dari sisi perencanaan dan manajemen proyek agar target yang ditetapkan pemerintah bisa tercapai,” tegasnya.

Langkah untuk memperkuat energi bersih seperti panas bumi juga menjadi bagian penting dari upaya menjaga ketahanan energi nasional dalam jangka panjang. Apalagi, di tengah dinamika geopolitik global dan krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, keberadaan sumber energi yang berkelanjutan menjadi semakin krusial.

Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dan memperkuat ekosistem energi terbarukan, Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam pengembangan energi panas bumi di kawasan. Peran PT Geo Dipa Energi, dalam hal ini, akan sangat menentukan arah dan keberhasilan dari transformasi energi yang dicanangkan pemerintah.

Terkini