Transportasi Kereta KAI Perkuat Wisata Sejarah Jawa Tengah

Sabtu, 26 Juli 2025 | 11:52:39 WIB
Transportasi Kereta KAI Perkuat Wisata Sejarah Jawa Tengah

JAKARTA - Pemanfaatan moda transportasi kereta api tidak lagi sebatas sebagai alat mobilitas harian masyarakat. Di Jawa Tengah, kereta api kini diposisikan sebagai tulang punggung strategi pengembangan wisata sejarah yang terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui penguatan konektivitas kawasan dan promosi UMKM.

Hal ini menjadi sorotan utama dalam acara talkshow bertajuk “Meniti Wisata Sejarah: Jawa Kalungan Wesi” yang diadakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah di Lawang Sewu, Semarang. Acara ini tidak hanya sekadar diskusi, melainkan menjadi panggung gagasan untuk menjadikan kereta api sebagai jembatan bagi penguatan ekonomi lintas kota melalui sektor pariwisata dan digitalisasi.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, mengungkapkan bahwa konektivitas kereta api bisa menjadi fondasi kuat dalam mengembangkan ekosistem wisata sejarah yang terstruktur dan berkelanjutan di kawasan Joglosemarkarto  wilayah yang mencakup Yogyakarta, Surakarta, Semarang, hingga Purwokerto.

“Kita ingin meningkatkan kunjungan ke destinasi wisata berbasis sejarah dengan konektivitas kereta api, daya saing UMKM, dan mendorong digitalisasi ekonomi daerah melalui penggunaan QRIS,” ujarnya.

Rahmat menambahkan, pihaknya tidak hanya berhenti pada wacana. Tahun ini, Bank Indonesia bersama para mitra telah merancang dan mendorong implementasi Jasirah Race, sebuah paket wisata berbasis transportasi kereta api yang menjadi terobosan baru dalam pengembangan pariwisata berbasis sejarah dan budaya.

Dengan keterlibatan moda transportasi yang dinilai ramah lingkungan serta memiliki cakupan jangkauan lintas wilayah, Jasirah Race diyakini akan membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih merata antar kota dan kabupaten. Selain itu, inisiatif ini juga mendorong integrasi antarsektor, dari pariwisata, UMKM, hingga ekonomi digital.

Menurut Rahmat, pendekatan berbasis konektivitas transportasi memberikan efek domino yang besar. "Moda kereta api tidak hanya membawa wisatawan ke lokasi tujuan, tapi juga menciptakan pasar baru bagi UMKM lokal, membuka lapangan kerja, serta memperkuat ekosistem ekonomi digital melalui sistem pembayaran nontunai seperti QRIS,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan pentingnya membangun sektor pariwisata yang terintegrasi dengan pendekatan ekonomi kreatif dan event olahraga. Ia menyebut sport tourism sebagai salah satu strategi unggulan dalam mendatangkan wisatawan.

"Penguatan sektor ekonomi adalah dengan mendatangkan orang masuk ke Jawa Tengah, pintunya melalui wisata,” kata Sumarno.

Ia mencontohkan, kegiatan seperti lomba lari dapat menjadi daya tarik utama karena sangat mudah mendatangkan partisipan dari berbagai daerah. Bukan hanya untuk berolahraga, wisatawan juga akan menghabiskan uang mereka untuk konsumsi makanan lokal, membeli oleh-oleh, hingga menginap di penginapan setempat.

“Event sport tourism seperti olahraga lari adalah kegiatan yang paling mudah mendatangkan orang. Mereka tidak hanya mengikuti evennya, tapi juga belanja makanan, oleh-oleh, menginap, dan sebagainya,” tambah Sumarno.

Lebih lanjut, Sumarno menyatakan bahwa kekuatan destinasi wisata di Jawa Tengah sejatinya sudah sangat besar, hanya saja tantangan terbesar adalah pada aspek promosi, distribusi informasi, dan penguatan konektivitas antarwilayah.

“Destinasi wisata di Jateng bagus-bagus. Namun, faktor promosi, informasi, dan konektivitasnya yang perlu terus digenjot,” tegasnya.

Dengan adanya kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia, pendekatan inovatif seperti ini diharapkan bisa memberikan model yang bisa direplikasi di provinsi lain. Pengembangan wisata sejarah tidak lagi hanya soal pelestarian situs-situs masa lalu, tetapi bagaimana menjadikan sejarah sebagai magnet ekonomi modern.

Upaya ini juga mencerminkan transformasi cara pandang dalam mengelola pariwisata. Bahwa konektivitas transportasi publik terutama kereta api merupakan tulang punggung yang bisa menghidupkan kawasan yang sebelumnya tidak terlalu tersentuh wisatawan. Terlebih, transportasi berbasis rel memiliki keunggulan dalam hal kapasitas besar, efisiensi energi, dan rendah emisi.

Integrasi antara dunia sejarah, moda transportasi, ekonomi digital, dan promosi UMKM dalam satu kesatuan strategi adalah langkah konkret menuju pembangunan daerah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dengan terus mendorong konektivitas berbasis kereta api, memperkuat digitalisasi ekonomi melalui sistem pembayaran nontunai, serta menyinergikan potensi lokal melalui promosi wisata sejarah dan budaya, Provinsi Jawa Tengah memberikan contoh bagaimana sektor transportasi dapat memainkan peran sentral dalam memajukan daerah.

Terkini