JAKARTA - Upaya Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dalam memperkuat fondasi spiritual masyarakat melalui pendidikan keagamaan kembali menuai perhatian. Bukan hanya karena pembangunan fisik semata, tetapi karena pendekatan menyeluruh yang mereka terapkan dalam menanamkan nilai-nilai religius di tengah pembangunan daerah. Langkah ini mendapat apresiasi tinggi dari Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Nasaruddin Umar, yang menilai strategi tersebut sebagai bentuk investasi jangka panjang yang sangat berharga.
Dalam kunjungan silaturrahminya ke Sidrap, Menteri Agama menyampaikan kekagumannya terhadap keseriusan pemerintah daerah dalam memperluas akses pendidikan berbasis agama. Menurutnya, pembangunan madrasah, pondok pesantren, dan rumah tahfidz bukan sekadar bentuk layanan pendidikan alternatif, tetapi merupakan instrumen strategis dalam mencetak generasi muda yang memiliki integritas moral dan kekuatan spiritual.
“Kami menyambut baik komitmen Pemkab Sidrap dalam penguatan pendidikan agama. Ini adalah langkah penting untuk membangun generasi yang kuat iman dan akhlaknya,” tutur Nasaruddin, menggarisbawahi urgensi dari pendekatan berbasis nilai dalam pembangunan manusia.
Ia menekankan bahwa kemajuan suatu daerah tidak semata-mata bergantung pada aspek teknokratis atau ekonomi. Sebaliknya, kekuatan spiritual dan ketulusan doa masyarakat juga menjadi fondasi utama keberkahan yang menopang pembangunan. “Buka semua pintu langit, karena rezeki dari langit itu seperti hujan yang menghidupkan bumi,” ujarnya dengan penuh makna.
Komitmen yang ditunjukkan oleh Sidrap ini, menurut Menag, sejalan dengan misi Kementerian Agama dalam mendorong hadirnya pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menumbuhkan kepekaan sosial dan religiusitas yang mendalam. Dalam konteks Indonesia yang majemuk, pendidikan agama yang kuat mampu menjadi perekat sosial dan pelindung moral bangsa.
Pernyataan Menteri Agama ini bukan tanpa alasan. Sidrap telah menunjukkan pencapaian konkret dalam mengembangkan sistem pendidikan keagamaan. Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, dalam kesempatan yang sama memaparkan bahwa daerahnya kini memiliki 89 rumah tahfidz dan 19 pondok pesantren yang aktif. Pemerintah daerah juga terus mendorong pemerataan serta peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam tersebut agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
“Kami berkomitmen memperkuat pendidikan agama sebagai fondasi membangun masyarakat Sidrap yang religius dan berdaya saing,” tegas Syaharuddin.
Baginya, penguatan pendidikan agama bukan semata-mata soal pembangunan lembaga fisik, melainkan juga tentang penanaman nilai. Pendidikan agama dianggap sebagai dasar pembentukan karakter dan daya saing masyarakat secara keseluruhan. Hal ini pun selaras dengan strategi pembangunan daerah yang tidak melulu berfokus pada pertumbuhan ekonomi, melainkan juga pada ketahanan sosial budaya dan spiritual masyarakat.
Lebih jauh lagi, komitmen Sidrap dalam membangun sektor pendidikan keagamaan juga beriringan dengan capaian mereka di sektor lain, terutama pertanian. Dalam penjelasannya, Bupati menyebut bahwa produksi gabah di Sidrap telah mencapai 350 ribu ton per panen. Pemerintah daerah bahkan menargetkan peningkatan menjadi satu juta ton per tahun dengan tiga kali masa panen. Target ambisius ini tentu didukung dengan potensi nilai ekonomi yang besar, yakni sekitar Rp7,1 triliun per tahun.
Menurut Syaharuddin, keberhasilan ini tidak terlepas dari peran serta tokoh agama, para guru, serta ulama yang terus mendoakan kemajuan daerah. Ia menyebut bahwa Sidrap ingin dikenal bukan hanya sebagai lumbung beras dan telur, tetapi juga sebagai pusat energi terbarukan serta tempat lahirnya para penghafal Al-Qur’an dan ulama nasional.
“Ini semua berkat doa para guru dan ulama. Sidrap siap menjadi lumbung beras, lumbung telur, energi terbarukan, dan pusat para penghafal Al-Qur’an serta ulama nasional,” kata Bupati dengan penuh semangat.
Kunjungan Menteri Agama ke Sidrap pun menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengarusutamakan pendidikan agama sebagai bagian penting dari pembangunan bangsa. Rangkaian kegiatan ini turut dihadiri oleh istri Menteri Agama, Hj. Helmi Halimatul Udhmah, yang juga menjabat sebagai Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama RI. Hadir pula jajaran staf ahli dan pejabat eselon I Kemenag, serta sejumlah tokoh penting lainnya.
Sambutan hangat diberikan oleh Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, Kepala Kemenag Sidrap, H. Muhammad Idris Usman, para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), hingga tokoh masyarakat yang turut hadir dalam acara tersebut. Kebersamaan ini semakin menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan program pendidikan keagamaan di daerah.
Usai kunjungan di Sidrap, rombongan Menteri Agama melanjutkan agenda ke Kabupaten Wajo untuk menghadiri Wisuda Santri As’Adiyah sekaligus peluncuran Kurikulum Cinta sebuah inovasi baru dalam pendekatan pembelajaran agama yang lebih menyentuh sisi emosional dan spiritual peserta didik.
Pendidikan agama yang kuat, terbukti bukan hanya mencetak generasi beriman, tapi juga memperkuat pilar pembangunan daerah. Sidrap telah menunjukkan bahwa dengan sinergi antara doa, kerja nyata, dan kebijakan berpihak pada nilai-nilai spiritual, sebuah daerah mampu melesat maju tanpa kehilangan jati diri.