Cek Kesehatan Gratis untuk Siswa

Jumat, 01 Agustus 2025 | 14:08:56 WIB
Cek Kesehatan Gratis untuk Siswa

JAKARTA - Kesehatan siswa sekolah kembali menjadi fokus pemerintah melalui pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program ini menyasar peserta didik usia 7 hingga 17 tahun di seluruh jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas, termasuk madrasah, pesantren, dan sekolah rakyat. Cakupan layanan yang luas tersebut mencerminkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat deteksi dini berbagai masalah kesehatan pada anak-anak dan remaja.

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, Maria Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa usia 7–17 tahun merupakan kelompok yang masih menghadapi banyak tantangan kesehatan. Karena itu, upaya skrining dan pemantauan kesehatan secara berkala menjadi penting untuk mencegah risiko jangka panjang.

“Ini kelompok usia yang masih menghadapi berbagai tantangan kesehatan,” ungkap Maria dalam keterangan resminya.

Program CKG ini akan menjangkau lebih dari 280 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tidak hanya memeriksa kondisi fisik anak-anak, tetapi juga menyoroti aspek kesehatan mental, reproduksi, dan gaya hidup. Pemeriksaan dilakukan secara bertahap, sesuai jenjang pendidikan dan kelompok usia siswa.

Beragam Tantangan Kesehatan Anak Sekolah

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan: satu dari enam anak usia 13–15 tahun mengalami kelebihan berat badan, sementara satu dari enam anak usia 5–14 tahun mengidap anemia. Selain itu, masih banyak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap atau memiliki gangguan penglihatan, pendengaran, dan gigi.

Kondisi tersebut menjadi dasar penyusunan jenis pemeriksaan kesehatan yang disesuaikan dengan jenjang sekolah. Harapannya, hasil dari pemeriksaan ini dapat menjadi dasar intervensi kebijakan maupun edukasi kesehatan ke depan.

Pemeriksaan Siswa Sekolah Dasar: Fokus Gizi, Penglihatan, dan Psikologis

Untuk siswa sekolah dasar (usia 7–12 tahun), terdapat 13 jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Di antaranya adalah status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, hingga riwayat imunisasi. Pemeriksaan mata, telinga, gigi, dan aspek kesehatan mental juga menjadi fokus utama.

“Untuk SD tidak ada pengambilan darah, jadi tidak perlu takut. Tidak ada suntik,” tegas Maria menenangkan para siswa dan orang tua.

Berikut daftar lengkap jenis pemeriksaan untuk siswa SD:

Status gizi

Tekanan darah

Gula darah

Tuberkulosis

Pemeriksaan telinga

Pemeriksaan mata

Pemeriksaan gigi

Kesehatan jiwa

Pemeriksaan hati (Hepatitis B)

Riwayat imunisasi (khusus kelas 1)

Kesehatan reproduksi (kelas 4–6)

Deteksi kebiasaan merokok (kelas 5–6)

Tingkat aktivitas fisik (kelas 4–6)

Siswa SMP: Tambahan Deteksi Anemia dan Talasemia

Untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (usia 13–15 tahun), cakupan pemeriksaan diperluas menjadi 16 poin. Selain pemeriksaan dasar seperti gizi, tekanan darah, dan aktivitas fisik, siswa juga akan diperiksa untuk potensi anemia, talasemia, serta riwayat imunisasi HPV—khusus bagi siswi kelas 9.

Daftar pemeriksaan untuk siswa SMP meliputi:

Status gizi

Deteksi kebiasaan merokok

Tingkat aktivitas fisik

Tekanan darah

Gula darah (kelas 7)

Tuberkulosis

Talasemia

Anemia (kelas 7)

Pemeriksaan telinga

Pemeriksaan mata

Pemeriksaan gigi

Kesehatan jiwa

Pemeriksaan hati (Hepatitis B dan C)

Kesehatan reproduksi

Riwayat imunisasi HPV (kelas 9 – khusus siswi)

Riwayat imunisasi lainnya

Pemeriksaan Siswa SMA: Penekanan pada Reproduksi dan Anemia Remaja

Sementara untuk siswa SMA (usia 16–17 tahun), jenis pemeriksaan mencerminkan kompleksitas kondisi remaja yang sedang berada di masa transisi ke dewasa. Di samping status gizi dan tekanan darah, pemeriksaan anemia pada remaja putri, kesehatan reproduksi, hingga skrining hepatitis B dan C menjadi fokus utama.

Jenis pemeriksaan yang diberikan kepada siswa SMA antara lain:

Status gizi

Deteksi kebiasaan merokok

Tingkat aktivitas fisik

Tekanan darah

Gula darah

Tuberkulosis

Talasemia

Anemia remaja putri (kelas 10)

Pemeriksaan telinga

Pemeriksaan mata

Pemeriksaan gigi

Kesehatan jiwa

Pemeriksaan hati (Hepatitis B dan C)

Kesehatan reproduksi

Infrastruktur Kesehatan Siap Mendukung Program

Untuk mendukung pelaksanaan program berskala besar ini, pemerintah menyiapkan lebih dari 30 ribu fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas dan klinik yang tersebar di berbagai daerah. Di wilayah seperti Depok, misalnya, telah dipastikan bahwa 38 puskesmas siap menerima siswa untuk pemeriksaan kesehatan.

Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mendekatkan layanan kesehatan ke lingkungan sekolah, sekaligus mendorong kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit sejak dini.

Menuju Generasi Sehat Lewat Akses Pemeriksaan Menyeluruh

Pelaksanaan program cek kesehatan gratis ini bukan sekadar rutinitas pemeriksaan, melainkan bagian dari strategi besar menuju generasi sehat, cerdas, dan produktif. Pemeriksaan yang menyentuh aspek fisik, mental, hingga gaya hidup ini diharapkan mampu memberi gambaran menyeluruh kondisi kesehatan peserta didik di Indonesia.

Dengan komitmen lintas sektor dan keterlibatan aktif dari sekolah, tenaga kesehatan, dan orang tua, program ini menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat fondasi sumber daya manusia unggul di masa depan.

Terkini