JAKARTA - Kekalahan di ajang Community Shield memunculkan perbincangan besar di internal Liverpool. Salah satu yang paling vokal adalah sang kapten, Virgil van Dijk. Pemain asal Belanda itu menilai absennya dua mantan ujung tombak, Luis Diaz dan Darwin Nunez, telah membuat kekuatan The Reds menurun secara signifikan. Ia pun menyerukan agar klub segera mendatangkan striker baru sebelum musim benar-benar dimulai.
Community Shield kali ini menjadi ajang ujian bagi skuat asuhan Arne Slot untuk mengukur kesiapan menghadapi musim baru. Pertandingan melawan Crystal Palace berjalan sengit dan berakhir dengan drama adu penalti. Liverpool sempat memimpin dua kali melalui Hugo Ekitike dan Jeremie Frimpong, namun keunggulan itu sirna setelah Jean-Philippe Mateta dan Ismaila Sarr membalas gol untuk Palace. Skor 2-2 memaksa laga dilanjutkan ke tos-tosan, di mana Liverpool harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 2-3.
Bagi Van Dijk, hasil ini bukan sekadar kekalahan biasa. Ada sinyal yang ia rasa perlu segera direspons manajemen. Menurutnya, kehilangan Luis Diaz yang hijrah ke Bayern Muenchen dan Darwin Nunez yang memilih berkarier di Arab Saudi bersama Al Hilal, meninggalkan celah besar di lini depan. “Saya benci kalah dan dua pertandingan terakhir saya di Wembley hasilnya tidak bagus,” ujar Van Dijk. “Setelah Darwin dan Lucho pergi, kami membutuhkan striker baru musim panas ini,” tegasnya.
- Baca Juga Kuliner Coto Makassar
Komentar tersebut cukup menarik perhatian, terlebih mengingat Van Dijk sendiri terlibat dalam dua gol yang bersarang di gawang Liverpool pada laga tersebut. Penalti untuk Palace lahir dari pelanggarannya terhadap Ismaila Sarr, sementara pada gol kedua, ia tidak berada di posisi ideal saat Wharton mengirim umpan terobosan yang berbuah gol Sarr. Meski begitu, alih-alih fokus pada kesalahan pribadi, sang kapten lebih menyoroti kebutuhan tim akan penyerang baru.
Sinyal yang disampaikan Van Dijk bukan tanpa alasan. Sepanjang pertandingan, Liverpool memang menunjukkan determinasi di lini tengah dan pertahanan, namun ketajaman di depan gawang kerap tersendat. Hugo Ekitike mampu mencetak gol cepat di menit keempat, tetapi setelah itu peluang demi peluang sering kandas di area akhir. Gol Jeremie Frimpong pun lahir dari skema permainan cepat yang jarang bisa diulang.
Kepergian dua penyerang utama seperti Diaz dan Nunez berarti hilangnya kecepatan, kreativitas, dan insting gol yang selama ini menjadi senjata Liverpool. Di bawah asuhan Arne Slot, The Reds mencoba mengombinasikan pemain muda dengan wajah baru, namun adaptasi tentu butuh waktu. Van Dijk, sebagai kapten, melihat risiko jika tim terlalu lama menunggu penyesuaian tanpa tambahan tenaga di lini depan.
Saat ini, target utama Liverpool di bursa transfer adalah penyerang Newcastle United, Alexander Isak. Pemain asal Swedia itu dinilai cocok dengan gaya bermain yang diinginkan Slot. Sayangnya, proses negosiasi belum menemui titik temu karena Newcastle memasang harga tinggi yang sulit dipenuhi The Reds. Situasi ini membuat tanda tanya besar: apakah Liverpool akan mengalah demi mendapatkan Isak atau mencari alternatif lain?
Di sisi lain, Crystal Palace pantas mendapatkan pujian atas performa mereka di laga ini. Tim asuhan Oliver Glasner menunjukkan mental pantang menyerah. Tertinggal dua kali, mereka mampu menyamakan kedudukan lewat gol Mateta dari titik putih dan sontekan Sarr di menit ke-77. Keberhasilan Palace di adu penalti semakin menegaskan bahwa mereka siap menjadi batu sandungan bagi klub-klub besar musim ini.
Bagi Liverpool, kegagalan di Community Shield memang tidak menentukan musim, tetapi bisa menjadi peringatan dini. Musim baru akan segera bergulir, dan setiap celah yang terlihat di pertandingan pramusim atau ajang pembuka bisa dimanfaatkan lawan di kompetisi resmi. Van Dijk tampaknya memahami hal ini, sehingga tak segan mengutarakan pendapatnya secara terbuka.
Jika melihat rekam jejak Liverpool dalam beberapa musim terakhir, klub ini cenderung bergerak cepat di bursa transfer ketika situasi mendesak. Namun, musim panas ini berbeda. Tekanan finansial, persaingan harga, dan upaya membentuk skuat yang seimbang membuat manuver transfer tidak bisa dilakukan sembarangan. Isak memang menjadi prioritas, tetapi sulitnya negosiasi membuka kemungkinan Liverpool melirik opsi lain di Eropa atau bahkan Amerika Selatan.
Meski demikian, Arne Slot tetap berusaha menjaga keseimbangan antara kebutuhan tim dan proses adaptasi pemain baru. Pelatih asal Belanda itu menilai bahwa membangun chemistry di dalam tim sama pentingnya dengan mendatangkan pemain baru. Namun, jika tuntutan sang kapten mendapat dukungan dari ruang ganti, bukan tidak mungkin manajemen akan bergerak lebih cepat.
Kekalahan di Wembley ini juga menjadi ujian awal hubungan antara pelatih baru, kapten tim, dan manajemen klub. Bagaimana respons Liverpool dalam beberapa pekan ke depan akan sangat menentukan suasana ruang ganti serta optimisme suporter. Van Dijk sudah menyampaikan pesan tegasnya. Kini, giliran manajemen untuk memutuskan langkah selanjutnya.
Bagi para penggemar, harapan tetap tinggi. Mereka menginginkan tim yang mampu bersaing di semua kompetisi, tidak hanya mengandalkan reputasi masa lalu. Kehadiran striker baru bisa memberi suntikan semangat dan meningkatkan daya dobrak di lapangan. Namun, jika proses ini berlarut-larut, Liverpool berisiko memulai musim dengan kekuatan yang belum maksimal.
Pada akhirnya, Community Shield 2025 menjadi cermin bagi Liverpool. Kekompakan tim, ketajaman lini depan, dan koordinasi pertahanan semua terlihat jelas di laga ini baik kelebihan maupun kekurangannya. Satu hal yang pasti, pesan Van Dijk kini bergema tidak hanya di ruang ganti, tetapi juga di telinga para petinggi klub.