Risiko Kanker Menular dari Ibu ke Bayi dalam Kandungan

Kamis, 25 September 2025 | 09:57:31 WIB
Risiko Kanker Menular dari Ibu ke Bayi dalam Kandungan

JAKARTA - Kehamilan umumnya menjadi momen penuh kebahagiaan, namun akan berubah menjadi tantangan berat ketika seorang ibu menerima diagnosis kanker. Salah satu kekhawatiran terbesar yang kerap muncul adalah kemungkinan penularan kanker dari ibu ke bayi di dalam kandungan. 

Pertanyaan ini semakin penting mengingat kondisi kesehatan ibu dan janin harus dijaga dengan seimbang.

Menurut penelitian terbaru yang dikutip dari Times of India dan American Cancer Society, risiko penularan kanker dari ibu ke janin memang sangat jarang terjadi, tetapi bukan berarti mustahil. Beberapa laporan, termasuk yang dimuat dalam JCO Global Oncology (2021) dan PubMed Central (2018), menemukan adanya kasus-kasus langka di mana sel kanker berhasil melewati penghalang plasenta atau bahkan ditularkan saat proses persalinan.

Peran Penting Plasenta dalam Melindungi Janin

Plasenta memiliki fungsi vital selama kehamilan. Organ ini tidak hanya menyalurkan oksigen dan nutrisi penting dari ibu ke janin, tetapi juga berperan sebagai filter alami yang mencegah zat berbahaya, termasuk sebagian besar sel kanker, masuk ke dalam aliran darah janin.

Berkat perlindungan ini, penularan kanker dari ibu ke bayi hampir tidak pernah terjadi. Namun, dalam kasus-kasus langka, sel kanker bisa menembus penghalang plasenta. Kondisi seperti ini umumnya berkaitan dengan jenis kanker yang menyebar melalui aliran darah, seperti:

Melanoma (kanker kulit),

Leukemia (kanker darah),

Limfoma (kanker sistem limfatik).

Walau begitu, janin juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang. Jika sel kanker berhasil mencapai tubuh janin, sistem imun sering kali mampu mengenali sel tersebut sebagai ancaman dan menghancurkannya sebelum tumbuh lebih jauh. Hal inilah yang membuat risiko penularan tetap sangat rendah.

“Meskipun kasus penularan kanker ke bayi memang nyata, risikonya sangat rendah,” tulis laporan American Cancer Society.

“Tingkat kelangsungan hidup ibu hamil dengan kanker hampir sama dengan pasien non-hamil jika kanker ditemukan pada stadium yang sama,” tambah laporan tersebut.

Bagaimana Kanker Bisa Menular ke Janin?

Penularan kanker dari ibu ke bayi dapat terjadi melalui dua mekanisme utama, menurut data penelitian internasional:

Dalam kandungan (in utero)
Sel kanker berhasil melewati plasenta, kemudian masuk ke aliran darah janin. Mekanisme ini paling sering ditemukan pada kanker yang menyebar melalui darah, seperti melanoma atau leukemia.

Saat persalinan normal
Dalam proses melahirkan, bayi dapat terpapar sel kanker dari jalan lahir, khususnya pada kasus kanker serviks atau kanker di area reproduksi lainnya. Penularan dapat terjadi ketika bayi menghirup cairan yang terkontaminasi sel kanker.

Meskipun mekanisme ini memungkinkan, kasusnya sangat jarang, sehingga tidak menjadi alasan utama untuk menghindari persalinan normal. Dokter biasanya akan mempertimbangkan metode persalinan yang paling aman bagi ibu dan bayi.

Tantangan Diagnosis Kanker Selama Kehamilan

Mendeteksi kanker pada ibu hamil menjadi tantangan besar bagi tenaga medis. Perubahan fisiologis selama kehamilan sering kali menutupi gejala kanker, sehingga kanker baru terdiagnosis pada tahap yang lebih lanjut. Beberapa contoh gejala yang sering tertukar dengan tanda kehamilan normal, antara lain:

Payudara membesar dan padat, sehingga benjolan baru sulit terdeteksi.

Pendarahan rektum yang disangka wasir, padahal bisa merupakan tanda kanker usus besar.

Kelelahan ekstrem, yang dianggap wajar pada ibu hamil, tetapi bisa mengindikasikan anemia atau kanker darah.

Pertumbuhan rahim yang menutupi tumor ovarium, membuatnya sulit terdeteksi.

Keterlambatan diagnosis ini menjadi salah satu alasan mengapa kanker pada ibu hamil sering ditemukan dalam stadium lebih lanjut. Oleh karena itu, setiap perubahan tubuh yang tidak biasa — seperti benjolan baru, rasa sakit yang tidak wajar, atau perdarahan abnormal — sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

Strategi Pengobatan Kanker pada Ibu Hamil

Perawatan kanker pada ibu hamil memerlukan pendekatan individual, karena dokter harus mempertimbangkan kondisi janin sekaligus efektivitas pengobatan bagi ibu. Menurut American Cancer Society, berikut beberapa pilihan pengobatan yang dapat dipertimbangkan:

Operasi
Operasi untuk mengangkat tumor relatif aman dilakukan pada trimester kedua, karena risiko terhadap janin lebih rendah dibanding trimester pertama.

Kemoterapi
Tidak dianjurkan pada trimester pertama karena dapat mengganggu perkembangan organ bayi. Namun, kemoterapi bisa diberikan pada trimester kedua dan ketiga, meskipun tetap ada risiko bayi lahir prematur atau memiliki berat badan rendah.

Radioterapi
Umumnya dihindari selama kehamilan karena radiasi dapat membahayakan janin. Namun, jika area kanker jauh dari rahim, seperti di leher atau kepala, dokter mungkin mempertimbangkan radioterapi dalam kondisi khusus.

Terapi Hormon dan Imunoterapi
Tidak disarankan selama kehamilan karena dapat mengganggu perkembangan janin dan meningkatkan risiko komplikasi.

Persalinan dini
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan persalinan lebih awal agar ibu dapat segera menerima pengobatan penuh setelah bayi lahir

“Yang terpenting, jangan menunda pemeriksaan jika ada gejala mencurigakan, karena deteksi dini selalu menjadi kunci keberhasilan pengobatan kanker,” tegas laporan American Cancer Society.

Kasus penularan kanker dari ibu ke bayi memang nyata, tetapi sangat jarang terjadi berkat perlindungan alami dari plasenta dan sistem imun janin. Risiko paling tinggi terjadi pada kanker yang menyebar lewat darah, seperti melanoma dan leukemia, atau selama proses persalinan.
Dengan diagnosis dini dan strategi pengobatan yang tepat, ibu hamil yang terdiagnosis kanker tetap memiliki peluang kesembuhan yang sama seperti pasien non-hamil.

Bagi ibu hamil, kewaspadaan adalah kunci. Jangan ragu melakukan pemeriksaan medis jika menemukan gejala mencurigakan, karena semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang untuk melindungi dua nyawa sekaligus — ibu dan bayi.

Terkini