JAKARTA - Danantara, dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) yang resmi dibentuk pada Februari 2025, kini menjadi ujung tombak pengelolaan aset strategis Indonesia. Dengan dua misi utama, Danantara tidak hanya berperan sebagai super-holding yang mengelola portofolio Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar lebih lincah dan sinergis, tetapi juga sebagai dana abadi yang mengoptimalkan surplus aset untuk meraih imbal hasil jangka panjang.
Keberadaan Danantara di tengah strategi pembangunan nasional mendapat sorotan khusus karena perannya yang vital sebagai alternatif pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan modal berasal dari dividen BUMN, optimalisasi aset, dan kemitraan strategis, Danantara mampu memberikan suntikan modal tanpa membebani pajak rakyat.
Mandat Ganda di Tengah Asta Cita Presiden Prabowo-Gibran
Menurut sumber resmi pemerintah, mandat ganda Danantara adalah pilar kunci dalam mewujudkan visi besar Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang mengusung peta jalan ekonomi nasional bernama Asta Cita. Program ini menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen dengan fokus pemerataan pendapatan serta peningkatan konektivitas antarpulau.
“Setiap rupiah yang dikelola Danantara, termasuk rencana capital injection ke perusahaan strategis seperti Garuda Indonesia, harus mampu memperkuat pencapaian target Asta Cita,” ungkap seorang pejabat kementerian terkait yang enggan disebutkan namanya.
Garuda Indonesia: Fokus Suntikan Modal yang Masih Dikaji
Salah satu fokus utama Danantara saat ini adalah potensi penyuntikan modal ke maskapai pelat merah, Garuda Indonesia. Namun, rencana ini masih dalam tahap kajian mendalam karena kondisi keuangan Garuda yang masih berat. Laporan keuangan kuartal pertama tahun 2025 mencatat kerugian bersih sebesar Rp1,2 triliun dengan posisi ekuitas negatif mencapai Rp23 triliun.
Beberapa faktor yang menjadi tantangan berat bagi Garuda antara lain adalah beban biaya avtur yang menyerap 40 persen ongkos operasional, tingginya biaya pemeliharaan pesawat, serta cicilan leasing pesawat berbasis dolar AS yang melonjak akibat pelemahan rupiah. Selain itu, produktivitas sumber daya manusia (SDM) belum sebanding dengan biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan.
Efek Suntikan Modal Danantara bagi Garuda dan Publik
Sebagai gambaran dampak positif yang bisa dihasilkan jika Danantara menyuntikkan dana sebesar Rp5 triliun ke ekuitas Garuda, dana tersebut dapat digunakan sebagai deposit sewa untuk sekitar 25 pesawat narrow body dengan kapasitas 180 kursi. Dengan asumsi tiap pesawat melakukan tiga penerbangan per hari, maka akan tersedia tambahan 13.500 kursi penumpang setiap 24 jam.
“Jika kompetisi di pasar mendorong tarif rata-rata tiket ke level Rp50.000 per kursi, maka publik akan mendapatkan penghematan sekitar Rp246 miliar per tahun. Angka tersebut setara dengan 16,4 juta porsi Program Makan Bergizi Gratis, dengan biaya per porsi Rp15.000,” jelas analis ekonomi dari lembaga riset independen.
Manfaat sosial ini tentu sangat besar dan sejalan dengan misi pemerintah dalam mendorong kesejahteraan masyarakat. Namun, di balik potensi manfaat tersebut, terdapat risiko yang harus diperhitungkan dengan matang.
Risiko Investasi dan Keberlanjutan Operasi Garuda
Jika operasi Garuda kembali menghadapi masalah dan performa keuangan memburuk, nilai saham perusahaan berpotensi menurun drastis. Hal ini secara langsung akan memengaruhi nilai investasi Danantara, yang berarti dana publik yang masuk ke Garuda berisiko mengalami kerugian.
“Ini bukan hanya soal modal dan return, tapi juga soal menjaga keberlanjutan dan kinerja perusahaan agar investasi negara tidak sia-sia,” tegas seorang pejabat dari Kementerian BUMN.
Oleh karena itu, keputusan final terkait suntikan modal harus mempertimbangkan aspek finansial dan manajerial Garuda secara menyeluruh, termasuk langkah-langkah efisiensi biaya, restrukturisasi utang, dan peningkatan produktivitas SDM.
Danantara sebagai Super-Holding BUMN: Sinergi dan Optimalisasi Portofolio
Selain peran sebagai investor strategis, Danantara didesain untuk mengelola portofolio BUMN secara holistik. Tujuannya adalah menciptakan sinergi antar perusahaan negara sehingga menjadi entitas yang lebih efisien dan adaptif terhadap dinamika pasar.
Dengan pendekatan super-holding, Danantara diharapkan mampu mengurangi tumpang tindih fungsi dan meningkatkan kolaborasi antara BUMN, sehingga dapat menghasilkan nilai tambah maksimal.
“Danantara tidak hanya mengelola dana, tapi juga memastikan setiap BUMN dapat berkontribusi optimal terhadap pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Ketua Dewan Pengawas Danantara dalam sebuah forum investasi baru-baru ini.
Dana Abadi dan Imbal Hasil Jangka Panjang
Misi kedua Danantara adalah bertindak sebagai dana abadi yang memanfaatkan surplus aset negara. Dengan strategi investasi yang berfokus pada imbal hasil jangka panjang, dana ini diharapkan menjadi sumber pembiayaan berkelanjutan tanpa perlu bergantung pada pembiayaan fiskal yang membebani masyarakat.
Sumber dana yang berasal dari dividen BUMN dan hasil optimalisasi aset akan dikelola secara profesional untuk menghasilkan return yang kompetitif. Selain itu, Danantara juga membangun kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk investor global, untuk memperluas akses pendanaan dan transfer teknologi.
Alternatif Pembiayaan APBN yang Berkelanjutan
Pemerintah melihat Danantara sebagai solusi inovatif yang dapat mengurangi ketergantungan pada pembiayaan APBN berbasis utang dan pajak. Dengan model pembiayaan yang lebih mandiri dan berorientasi investasi, Danantara diharapkan dapat menopang pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor strategis secara lebih efektif.
“Danantara adalah jawaban atas tantangan pembiayaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Ini akan mengurangi tekanan fiskal dan memastikan dana negara dikelola dengan prinsip good governance,” ujar Menteri Keuangan dalam sebuah konferensi pers.
Danantara, sebagai sovereign wealth fund Indonesia, memegang peranan strategis dalam mengelola aset dan modal negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan mandat ganda sebagai super-holding BUMN dan dana abadi, Danantara menghadapi tantangan besar sekaligus peluang emas untuk mewujudkan visi ekonomi Asta Cita Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
Keputusan-keputusan strategis, terutama terkait investasi pada perusahaan BUMN seperti Garuda Indonesia, harus dijalankan dengan cermat untuk memastikan nilai manfaat maksimal bagi masyarakat luas sekaligus meminimalkan risiko kerugian. Sinergi antar BUMN, pengelolaan aset yang optimal, serta kemitraan strategis menjadi kunci keberhasilan Danantara dalam memainkan peran vital sebagai pilar pembangunan nasional.