JAKARTA - Dalam kondisi ekonomi global yang dinamis dan tantangan finansial yang terus berkembang, hidup dengan satu penghasilan di tahun 2025 bukan lagi dianggap sebagai keputusan nekat. Sebaliknya, banyak keluarga kini menjadikan pilihan ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan jangka panjang.
Fenomena ini bukan hanya terjadi di negara maju, tetapi juga di Indonesia, di mana sebagian keluarga memilih fokus pada keseimbangan hidup, pendidikan anak, dan manajemen keuangan yang lebih sehat. Mengutip informasi dari Better Money Habits, melalui perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, hidup dengan satu sumber pendapatan tetap dapat berjalan dengan stabil dan efisien.
Berikut adalah tujuh strategi penting untuk mewujudkan kehidupan yang nyaman dan stabil secara finansial meskipun hanya mengandalkan satu penghasilan.
1. Susun Anggaran Rinci dan Realistis
Langkah pertama dan terpenting adalah menyusun anggaran rumah tangga yang rinci, realistis, dan sesuai prioritas. Setiap pengeluaran, baik yang rutin maupun tidak terduga, perlu dicatat secara akurat. Tujuannya agar keluarga mengetahui dengan pasti ke mana uang mengalir setiap bulannya.
“Ketika hanya mengandalkan satu penghasilan, tidak ada ruang untuk pemborosan,” ujar seorang pakar keuangan rumah tangga. Menyusun anggaran bulanan memungkinkan keluarga membuat keputusan cerdas, seperti memangkas pengeluaran tidak penting dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan utama, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan.
2. Bangun Dana Darurat yang Kuat
Hidup dengan satu penghasilan berarti keluarga memiliki ketergantungan penuh pada satu sumber keuangan. Oleh karena itu, dana darurat menjadi pilar penting dalam menjaga kestabilan keuangan ketika kondisi tak terduga terjadi, seperti kehilangan pekerjaan, kebutuhan medis mendesak, atau biaya perbaikan rumah.
Idealnya, dana darurat yang disiapkan mencakup biaya hidup selama tiga hingga enam bulan. Dana ini harus disimpan di tempat yang mudah diakses namun aman, seperti rekening tabungan terpisah. “Dana darurat adalah benteng pertahanan utama saat kondisi ekonomi berubah drastis,” tegas seorang penasihat keuangan.
3. Fokus pada Pengeluaran Prioritas dan Gaya Hidup Hemat
Hidup sederhana bukan berarti menurunkan kualitas hidup, melainkan menyesuaikan gaya hidup agar tetap bisa menikmati hidup tanpa membebani keuangan. Fokuslah pada pengeluaran yang memang dibutuhkan, seperti makanan sehat, transportasi efisien, serta pendidikan anak.
Misalnya, alih-alih makan di luar setiap minggu, keluarga bisa memasak bersama di rumah. Liburan pun bisa dilakukan dengan cara staycation atau mengunjungi tempat wisata lokal yang lebih terjangkau. “Gaya hidup hemat bukan tentang berpantang, tapi memilih dengan bijak,” ujar narasumber dari Better Money Habits.
4. Manfaatkan Program dan Insentif Pemerintah
Tahun 2025 menjadi tahun di mana berbagai program dan insentif pemerintah dapat dimanfaatkan, terutama oleh keluarga berpenghasilan tunggal. Beberapa contoh insentif termasuk subsidi listrik, diskon transportasi umum, program beasiswa pendidikan, serta bantuan sosial bersyarat.
Mengakses fasilitas ini membantu meringankan pengeluaran rutin dan memberikan ruang fiskal lebih longgar untuk kebutuhan lainnya. Keluarga juga disarankan untuk aktif mencari informasi terbaru mengenai program-program pemerintah yang relevan dengan kondisi keuangan mereka.
5. Pertimbangkan Penghasilan Sampingan yang Fleksibel
Meski satu pasangan bekerja penuh waktu, tidak menutup kemungkinan pasangan lainnya turut berkontribusi dari rumah melalui pekerjaan paruh waktu, bisnis rumahan, atau freelance. Penghasilan tambahan ini bisa menjadi penyangga penting untuk memenuhi kebutuhan atau menambah tabungan.
Pekerjaan fleksibel seperti menjual produk handmade, mengajar privat online, menulis konten, atau menjadi reseller dapat dilakukan dengan modal kecil dan waktu yang bisa disesuaikan dengan kesibukan rumah tangga. “Kunci utama adalah kreativitas dalam mengelola potensi diri menjadi sumber pendapatan tambahan,” ungkap seorang konsultan ekonomi rumah tangga.
6. Bijak dalam Berutang dan Kelola Kredit dengan Hati-hati
Mengandalkan satu penghasilan membuat keluarga harus ekstra bijak dalam mengelola utang. Gunakan fasilitas kredit hanya untuk kebutuhan produktif atau mendesak, dan hindari utang konsumtif yang bisa membebani keuangan jangka panjang.
Pastikan pula bahwa rasio utang terhadap penghasilan tidak melebihi 30 persen. Hal ini penting agar cicilan tidak menggerus dana kebutuhan pokok. “Utang bukan musuh, tetapi harus dikelola dengan kontrol yang ketat,” ujar seorang ahli manajemen keuangan.
7. Tetap Investasi Meski Terbatas
Salah satu kesalahan umum dalam rumah tangga berpenghasilan tunggal adalah menunda investasi karena merasa penghasilannya belum cukup. Padahal, investasi kecil namun rutin jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Bahkan, mulai dari Rp 100.000 per bulan untuk reksa dana atau emas digital bisa menjadi langkah awal membangun kekayaan masa depan.
Investasi juga menjadi salah satu cara melawan inflasi dan menjaga nilai uang dari waktu ke waktu. “Meskipun kecil, investasi yang konsisten menunjukkan disiplin dan perencanaan jangka panjang yang kuat,” tutur seorang analis keuangan dari lembaga riset independen.
Hidup dengan Satu Penghasilan Bukan Keterbatasan, tapi Pilihan Strategis
Tantangan ekonomi di tahun 2025 memang tidak ringan. Namun, dengan strategi dan perencanaan matang, hidup dengan satu penghasilan bisa menjadi pilihan yang efektif dan bermakna. Kuncinya adalah disiplin, komunikasi keluarga yang baik, serta kesediaan untuk beradaptasi dengan kondisi baru.
Keputusan ini bahkan bisa berdampak positif pada keharmonisan rumah tangga, terutama ketika salah satu pasangan memilih fokus membesarkan anak atau mendampingi pendidikan keluarga di rumah. Banyak keluarga kini melihat bahwa kualitas hidup, kesehatan mental, dan waktu bersama lebih berharga daripada mengejar dua penghasilan yang melelahkan.
Seperti dikutip dari Better Money Habits, “Dengan perencanaan yang matang, Anda tetap bisa memenuhi kebutuhan tanpa merasa terbebani.” Maka dari itu, penting bagi setiap keluarga yang mempertimbangkan hidup dengan satu penghasilan untuk menyusun strategi keuangan yang cermat, aktif mencari peluang tambahan, serta terus belajar tentang cara mengelola uang dengan bijak.
Hidup dengan satu penghasilan bukanlah sebuah batasan, melainkan strategi hidup berkelanjutan yang bisa memberikan ketenangan, stabilitas, dan kebahagiaan jangka panjang.