Emas

Harga Emas Melonjak Tajam, Sentuh Level Tertinggi Tiga Pekan Imbas Ketegangan Geopolitik dan Pelemahan Dolar AS

Harga Emas Melonjak Tajam, Sentuh Level Tertinggi Tiga Pekan Imbas Ketegangan Geopolitik dan Pelemahan Dolar AS
Harga Emas Melonjak Tajam, Sentuh Level Tertinggi Tiga Pekan Imbas Ketegangan Geopolitik dan Pelemahan Dolar AS

JAKARTA - Harga emas global mengalami lonjakan signifikan, menembus level tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh kombinasi faktor yang memperkuat daya tarik logam mulia sebagai aset safe haven, termasuk pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), ketegangan geopolitik yang meningkat, serta ketidakpastian ekonomi global.

Harga emas spot tercatat melonjak sebesar 2,8% menjadi US$ 3.381,60 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup menguat 2,5% di level US$ 3.397,20 per ons. Kenaikan tajam ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap instrumen lindung nilai di tengah dinamika global yang penuh tekanan.

Dolar AS Melemah, Emas Kembali Dilirik Investor

Mengutip laporan dari CNBC Internasional, dolar AS melemah sebesar 0,5% terhadap sekeranjang mata uang utama. Kondisi ini membuat emas menjadi lebih murah bagi investor asing, sehingga permintaan meningkat dan turut mendorong harga naik.

Dalam kondisi pasar yang bergejolak, emas kerap menjadi pilihan utama bagi investor untuk menjaga nilai kekayaan. Saat ketidakpastian meningkat, minat terhadap aset aman seperti emas pun melonjak.

“Ancaman tarif terbaru pada Jumat lalu, termasuk rencana penggandaan tarif baja dan aluminium menjadi 50%, serta serangan Ukraina ke wilayah Rusia pada akhir pekan, memperbesar risiko geopolitik dan meningkatkan sentimen risk-off di pasar,” ungkap Peter Grant, Wakil Presiden dan analis senior logam di Zaner Metals.

Ketegangan AS-China dan Konflik Rusia-Ukraina Perkuat Sentimen Risk-Off

Sentimen pasar turut tertekan oleh meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China. Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan tuduhan bahwa China telah melanggar kesepakatan dagang terkait pengurangan tarif serta pembatasan ekspor mineral penting. Langkah ini berpotensi memperpanjang ketegangan dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebutkan bahwa diskusi antara Trump dan Presiden China Xi Jinping kemungkinan besar akan segera dilakukan. Pertemuan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan yang telah memicu kepanikan di pasar global.

Di sisi lain, situasi di Eropa Timur turut memperkeruh suasana. Serangan Ukraina terhadap wilayah Rusia selama akhir pekan membuat investor semakin berhati-hati dalam mengambil risiko, dan mendorong mereka mengalihkan portofolio ke aset aman seperti emas dan perak.

Pasar Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed dan Bank Sentral Eropa

Selain isu geopolitik, pasar juga tengah menanti sinyal kebijakan moneter dari dua institusi besar dunia: The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB). Kedua lembaga tersebut dijadwalkan mengumumkan kebijakan suku bunga dalam waktu dekat.

Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan akan memberikan pernyataan penting yang diperkirakan akan memberikan petunjuk arah suku bunga AS selanjutnya. Jika suku bunga ditahan atau diturunkan, maka harga emas berpotensi naik lebih tinggi, karena suku bunga rendah mengurangi opportunity cost dalam menyimpan emas.

“Untuk prospek emas, kondisi risk-off dan ketidakpastian fiskal ini menjadi kombinasi yang sangat mendukung,” ujar Fawad Razaqzada, analis pasar dari City Index dan FOREX.com. Ia menambahkan bahwa kekhawatiran atas kemungkinan perang dagang baru, isu plafon utang AS, dan ketidakpastian fiskal telah menciptakan situasi yang kondusif bagi kenaikan harga logam mulia.

Logam Mulia Lainnya Ikut Menguat

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan penguatan signifikan. Harga perak spot naik tajam 4,7% ke level US$ 34,54 per ons, tertinggi sejak Oktober 2024. Kenaikan ini menjadi yang terbesar dalam lebih dari tujuh bulan terakhir.

Sementara itu, platinum tercatat naik 0,6% ke US$ 1.062,10 per ons, dan palladium menguat 1,8% ke US$ 988,19 per ons. Lonjakan harga pada logam-logam industri ini mengindikasikan kekhawatiran yang meluas di pasar global terhadap gangguan rantai pasok dan ekonomi.

Penutup: Ketidakpastian Global Jadi Pendorong Utama Kenaikan Harga Emas

Kombinasi dari pelemahan dolar AS, memanasnya ketegangan geopolitik, potensi perubahan suku bunga, dan kekhawatiran pasar terhadap stabilitas ekonomi global telah menciptakan dorongan besar bagi lonjakan harga emas.

Dengan situasi global yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, investor diperkirakan akan terus menjadikan emas sebagai instrumen lindung nilai utama. Harga emas pun berpotensi melanjutkan tren kenaikan dalam waktu dekat, tergantung pada hasil kebijakan moneter dan perkembangan geopolitik selanjutnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index