Wisata

Liburan ke Malang: Jelajahi 5 Desa Wisata Ini untuk Healing, Edukasi, dan Budaya Lokal

Liburan ke Malang: Jelajahi 5 Desa Wisata Ini untuk Healing, Edukasi, dan Budaya Lokal
Liburan ke Malang: Jelajahi 5 Desa Wisata Ini untuk Healing, Edukasi, dan Budaya Lokal

JAKARTA - Kabupaten Malang kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia, tak hanya lewat keindahan alamnya, tetapi juga melalui desa-desa wisata yang menawarkan pengalaman autentik dan edukatif. Lima desa wisata ini tidak hanya cocok untuk healing dari rutinitas kota, tetapi juga menjadi tempat belajar budaya dan kearifan lokal yang masih terjaga.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara, menyatakan bahwa potensi desa wisata di Malang terus dikembangkan melalui pendekatan berbasis masyarakat. “Desa wisata menjadi salah satu pilar pembangunan pariwisata berkelanjutan. Kami terus mendorong pelibatan aktif masyarakat agar ekonomi lokal juga tumbuh,” katanya.

Berikut ini lima desa wisata unggulan di Kabupaten Malang yang menawarkan perpaduan sempurna antara pesona alam, budaya, dan edukasi:

1. Desa Wisata Pujon Kidul: Surga Alam dan Edukasi di Lereng Gunung Kawi

Terletak di Kecamatan Pujon, Desa Pujon Kidul menyuguhkan lanskap pedesaan dengan udara sejuk khas pegunungan. Dikelilingi hamparan sawah hijau dan perbukitan, desa ini menjadi magnet wisatawan yang ingin bersantai sekaligus belajar dari masyarakat setempat.

Daya Tarik Utama:

Cafe Sawah yang ikonik menjadi spot favorit untuk bersantai sambil menikmati panorama alam dan menu khas desa.

Aktivitas eduwisata, seperti belajar bertani, beternak, hingga mengenal proses pembuatan biogas.

Kampung Budaya, tempat wisatawan belajar membatik, memainkan alat musik tradisional, hingga ikut permainan rakyat.

“Desa ini berhasil memberdayakan masyarakat secara nyata. Semua kegiatan wisata dikelola langsung oleh warga, dari homestay hingga pertunjukan budaya,” ujar Kepala Desa Pujon Kidul, Umar Usman.

Fasilitas yang tersedia:

Homestay nyaman dengan atmosfer pedesaan

ATV dan jalur offroad

Pusat oleh-oleh UMKM

Area foto tematik, seperti gardu pandang dan jembatan cinta

2. Desa Wisata Boonpring Sanankerto: Hutan Bambu Eksotis di Turen

Berlokasi di Kecamatan Turen, Desa Wisata Boonpring terkenal dengan ekowisata hutan bambu yang menawan. Lebih dari 115 jenis bambu tumbuh subur di kawasan ini, menciptakan suasana teduh dan alami.

Daya Tarik Utama:

Hutan bambu alami yang rimbun dan menyejukkan, cocok untuk berjalan santai atau meditasi.

Telaga alami, lengkap dengan perahu bebek dan motor air untuk menikmati panorama.

Wisata edukasi konservasi, memberikan pemahaman tentang pentingnya pelestarian bambu dan lingkungan.

“Boonpring tidak hanya menawarkan wisata alam, tapi juga edukasi ekologi. Kami ingin setiap pengunjung pulang dengan pengalaman yang menyentuh hati dan pikiran,” ujar Ketua Pokdarwis Boonpring, M. Habibullah.

Fasilitas yang tersedia:

Jalur tracking di bawah rindangnya pohon bambu

Playground anak

Gazebo dan warung makan lokal

Mushola dan toilet umum yang bersih

Area parkir luas untuk kendaraan wisata

3. Desa Wisata Gubugklakah: Gerbang Eksotis Menuju Bromo

Desa Gubugklakah di Kecamatan Poncokusumo menjadi pilihan strategis untuk wisatawan yang ingin menjelajah kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Selain menjadi jalur alternatif menuju Bromo, desa ini juga menawarkan banyak atraksi alam dan budaya.

Daya Tarik Utama:

Coban Pelangi, air terjun dengan fenomena pelangi alami

Wisata agro, seperti petik apel dan edukasi pertanian organik

Kearifan lokal, termasuk panduan wisata dari warga sekitar dan pertunjukan budaya tradisional

“Kami ingin menjadikan Gubugklakah sebagai contoh desa wisata petualangan dan edukasi yang berbasis masyarakat,” tutur tokoh masyarakat setempat, Sutrisno.

Fasilitas yang tersedia:

Homestay dan penginapan warga

Paket wisata jeep ke Bromo dan air terjun

Area camping, outbound, dan pusat oleh-oleh

Warung makan dengan menu khas lokal

4. Desa Wisata Adat Ngadas: Menyelami Tradisi Suku Tengger di Atap Malang

Berlokasi di ketinggian 2.200 mdpl, Desa Adat Ngadas merupakan rumah bagi Suku Tengger, suku yang masih teguh memegang adat dan tradisi leluhur di lereng Gunung Bromo.

Daya Tarik Utama:

Upacara adat, seperti Barikan (ritual syukur) dan Entas-entas (ritual kematian khas Tengger).

Kesenian tradisional, seperti Ujung dan Jaranan.

Panorama alam spektakuler, dengan lanskap pegunungan dan ladang-ladang sayur yang indah.

“Ngadas menjadi cerminan kekayaan budaya Indonesia yang masih hidup. Kami mengajak wisatawan untuk belajar menghargai harmoni manusia dengan alam dan tradisi,” kata Camat Poncokusumo, Irfan Lazuardi.

Fasilitas yang tersedia:

Homestay tradisional dengan gaya arsitektur khas Tengger

Pusat edukasi budaya dan sejarah suku Tengger

Area foto berlatar lautan kabut dan sunrise menakjubkan

Warung makan lokal dan pusat oleh-oleh etnik

5. Desa Wisata Taji: Surga Petik Apel dan Edukasi Pertanian Organik

Tak jauh dari Gubugklakah, Desa Taji menawarkan pengalaman wisata agro yang lengkap dan ramah keluarga. Desa ini dikenal dengan kebun apel dan sistem pertanian organiknya.

Daya Tarik Utama:

Wisata petik apel langsung di kebun

Pelatihan pertanian organik, termasuk penggunaan pupuk alami dan sistem irigasi hemat air

Kegiatan edukatif untuk pelajar dan keluarga, seperti membuat kompos, menanam sayuran, hingga memanen madu alami

“Kami ingin menjadikan Taji sebagai laboratorium hidup bagi pertanian berkelanjutan,” ungkap Ketua Kelompok Tani Desa Taji, Sugeng Riyadi.

Fasilitas yang tersedia:

Homestay petani

Kafe organik dan toko oleh-oleh hasil pertanian

Paket wisata edukatif untuk sekolah dan komunitas

Area bermain anak dan taman keluarga

Potensi Desa Wisata Malang: Maju Berbasis Komunitas

Keberhasilan pengembangan desa wisata di Malang tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat lokal, dukungan pemerintah, serta semangat kolaboratif antar-pemangku kepentingan.

“Desa wisata adalah masa depan pariwisata Indonesia. Dengan menjadikan desa sebagai subjek utama, kita membangun pariwisata yang inklusif, lestari, dan membanggakan,” ujar Made Arya Wedanthara.

Kabupaten Malang saat ini tengah mendorong digitalisasi desa wisata, promosi melalui media sosial, serta pelatihan berkelanjutan untuk warga desa. Semua ini bertujuan meningkatkan daya saing desa wisata di level nasional dan internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index