JAKARTA - Industri asuransi jiwa menghadapi tantangan signifikan pada awal tahun 2025, dengan penurunan premi yang diperoleh melalui kanal bancassurance. Menurut data terbaru dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), sepanjang kuartal I-2025, premi yang dihimpun dari kanal bancassurance mencapai Rp18,61 triliun, mengalami penurunan 2,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Penurunan Premi Bancassurance
Penurunan premi bancassurance ini mencerminkan perubahan signifikan dalam perilaku nasabah dan dinamika pasar asuransi jiwa di Indonesia. Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, termasuk perubahan perilaku nasabah, regulasi yang ketat, dan tantangan ekonomi makro.
Perubahan Perilaku Nasabah
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan premi bancassurance adalah perubahan perilaku nasabah. Semakin banyak nasabah yang beralih ke layanan digital banking dan mengurangi kunjungan fisik ke kantor bank. Hal ini mengurangi kesempatan bagi bank untuk menawarkan produk asuransi secara langsung kepada nasabah. Togar Pasaribu menekankan bahwa interaksi langsung yang sebelumnya menjadi saluran utama dalam penjualan produk bancassurance kini semakin terbatas.
Selain itu, nasabah yang semakin mengandalkan digital banking cenderung lebih memilih transaksi yang cepat dan efisien, sehingga produk asuransi yang ditawarkan melalui kanal bancassurance perlu beradaptasi dengan preferensi ini.
Tantangan Regulasi
Regulasi yang ketat juga menjadi tantangan bagi industri asuransi jiwa dalam memasarkan produk melalui bancassurance. Aturan yang lebih transparan mengenai manfaat dan risiko produk asuransi bertujuan untuk mencegah misselling, namun hal ini membuat bank harus lebih berhati-hati dalam menawarkan produk asuransi kepada nasabah. Togar Pasaribu menyebutkan bahwa kebijakan ini, meskipun positif dalam melindungi konsumen, turut mempengaruhi penjualan produk melalui kanal bancassurance.
Selain itu, regulasi yang mengatur pemasaran produk unit link juga menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja premi bancassurance. Perubahan kebijakan dan persyaratan yang lebih ketat membuat bank dan perusahaan asuransi perlu menyesuaikan strategi pemasaran mereka.
Dampak Ekonomi Makro
Tantangan ekonomi makro, seperti inflasi yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi global, turut mempengaruhi daya beli masyarakat. Masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka, termasuk dalam membeli produk asuransi. Hal ini berdampak pada penurunan minat nasabah terhadap produk asuransi melalui kanal bancassurance.
Meskipun demikian, industri asuransi jiwa tetap mencatatkan total pendapatan premi yang positif. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), premi asuransi jiwa per Januari 2025 tercatat tumbuh 10,39% secara tahunan, mencapai Rp19,14 triliun. Namun, pertumbuhan ini tidak diikuti oleh kanal bancassurance, yang menunjukkan penurunan signifikan.
Strategi Adaptasi Industri
Menghadapi tantangan ini, industri asuransi jiwa perlu melakukan adaptasi dan inovasi dalam strategi pemasaran mereka. AAJI mendorong perusahaan asuransi untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi nasabah masa kini, serta memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan pemasaran.
Selain itu, perusahaan asuransi perlu memperkuat kemitraan dengan bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mengoptimalkan kanal distribusi bancassurance. Kolaborasi yang erat antara perusahaan asuransi dan mitra distribusi dapat membantu mengatasi tantangan yang ada dan meningkatkan kinerja premi melalui kanal ini.
Prospek Masa Depan
Meskipun menghadapi penurunan premi di kanal bancassurance, industri asuransi jiwa di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Dengan populasi yang besar dan kesadaran akan pentingnya perlindungan finansial yang semakin meningkat, potensi pasar asuransi jiwa masih sangat besar. Namun, untuk memanfaatkan potensi ini, perusahaan asuransi perlu beradaptasi dengan perubahan perilaku nasabah dan perkembangan teknologi.
AAJI optimistis bahwa dengan strategi yang tepat, industri asuransi jiwa dapat mengatasi tantangan yang ada dan kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif, baik melalui kanal bancassurance maupun kanal distribusi lainnya.
Penurunan premi bancassurance di kuartal I-2025 mencerminkan tantangan yang dihadapi industri asuransi jiwa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku nasabah dan regulasi yang ketat. Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan asuransi perlu melakukan inovasi dalam produk dan strategi pemasaran, serta memperkuat kemitraan dengan mitra distribusi. Dengan langkah-langkah tersebut, industri asuransi jiwa diharapkan dapat kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif di masa depan.