JAKARTA - Peran Danantara Indonesia sebagai Badan Pengelola Investasi semakin menunjukkan pengaruhnya dalam mendukung pembangunan nasional. Tak hanya sebagai lembaga keuangan, Danantara diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, terutama setelah proyeksi tambahan pendanaan internasional senilai USD10 miliar yang akan masuk pada Juli 2025.
Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa arus dana yang signifikan ini menjadi bukti kepercayaan investor global terhadap stabilitas dan potensi ekonomi Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan dalam peresmian Wisma Danantara Indonesia yang diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Senin, 30 Juni 2025.
“Kepercayaan itu sangat-sangat luar biasa dari luar negeri, dan kita pun masih menjajaki beberapa kerja sama lain dan juga pendanaan lain,” ungkap Rosan sebagaimana tertuang dalam keterangan tertulis Biro Pers Sekretariat Presiden pada Senin, 30 Juni 2025.
- Baca Juga BUMN dan China Garap Industri Baterai EV
Tambahan pendanaan ini akan semakin melengkapi capaian investasi internasional Danantara yang sebelumnya sudah mengamankan USD7 miliar dari mitra-mitra strategis seperti Qatar, Rusia, Tiongkok, dan Australia. Ini menjadi bukti nyata bahwa Danantara berhasil memainkan peran strategis sebagai jembatan antara kebutuhan pembiayaan proyek strategis nasional dengan sumber pendanaan global.
Rosan juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan penuh Presiden Prabowo Subianto yang secara langsung mengarahkan pembentukan kantor pusat Danantara di Wisma Danantara. Kehadiran kantor ini bukan hanya simbol keberadaan lembaga investasi nasional, tetapi juga diharapkan menjadi pusat integrasi dan kolaborasi lintas sektor.
Menurut Rosan, Wisma Danantara akan menjadi titik temu strategis antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Semua pihak dapat berkolaborasi secara lebih efektif untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Insyaallah, dengan dukungan penuh Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden, Danantara bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen, sebagaimana ditargetkan dalam visi Indonesia Emas 2045,” ujar Rosan penuh optimisme.
Komitmen untuk mendukung target ambisius tersebut diwujudkan dengan fokus Danantara pada pembiayaan proyek-proyek strategis nasional di sektor infrastruktur, energi, digitalisasi, serta pengembangan kawasan industri. Proyek-proyek inilah yang diyakini akan memberikan efek berantai bagi perekonomian nasional, mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan produktivitas, hingga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara berkembang dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Dalam peresmian Wisma Danantara, Presiden Prabowo Subianto secara tegas menyatakan bahwa pemerintah mendukung penuh upaya Danantara untuk mengakselerasi pembiayaan proyek strategis. Presiden menilai, keberhasilan lembaga ini akan menjadi salah satu kunci utama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan Indonesia masuk dalam lima besar ekonomi dunia.
Turut hadir dalam peresmian tersebut Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih, serta jajaran pimpinan Danantara Indonesia. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa agenda ini bukan hanya proyek sebuah lembaga, tetapi menjadi salah satu prioritas nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia memang terus mengupayakan perbaikan iklim investasi untuk menarik minat investor global. Reformasi kebijakan, penyederhanaan perizinan, hingga pembangunan infrastruktur konektivitas menjadi langkah-langkah nyata untuk memastikan Indonesia menjadi destinasi investasi yang kompetitif.
Dengan hadirnya Danantara sebagai lembaga khusus pengelola investasi, Indonesia memiliki instrumen penting untuk mengelola arus modal asing dengan lebih profesional, transparan, dan terukur. Sistem pengelolaan investasi modern yang diterapkan Danantara memungkinkan proyek-proyek prioritas nasional dapat segera terlaksana dengan pembiayaan yang optimal.
Lebih jauh, Rosan menekankan bahwa pembentukan Wisma Danantara bukan hanya tentang fasilitas fisik, melainkan juga menjadi simbol keseriusan Indonesia dalam menciptakan pusat aktivitas investasi yang kredibel. Keberadaan kantor ini diyakini akan memperkuat posisi Indonesia di mata investor asing sebagai negara dengan manajemen investasi yang andal dan terpercaya.
“Banyak hal yang akan kita kerjakan bersama dari sini, baik dengan mitra internasional maupun dalam negeri. Kita ingin memastikan setiap kerja sama investasi memberikan nilai tambah yang besar bagi Indonesia,” ungkap Rosan dalam kesempatan yang sama.
Masyarakat pun diharapkan bisa merasakan manfaat langsung dari berbagai kerja sama strategis ini, terutama melalui peningkatan kesejahteraan lewat pembukaan lapangan kerja, peningkatan kualitas infrastruktur, serta tersedianya akses ke layanan publik yang lebih baik.
Ke depan, Danantara juga berkomitmen untuk terus menjajaki peluang kerja sama pendanaan dengan berbagai negara dan lembaga keuangan global, termasuk mendiversifikasi sumber pendanaan dari Timur Tengah, Eropa, dan kawasan Asia Pasifik. Strategi ini akan memperkuat ketahanan pembiayaan proyek strategis nasional terhadap dinamika perekonomian global.
Optimisme yang dibawa oleh proyeksi pendanaan internasional sebesar USD10 miliar ini diharapkan mampu menjadi dorongan besar bagi percepatan pembangunan nasional. Keberhasilan Danantara bukan hanya akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, tetapi juga membawa Indonesia lebih dekat pada cita-cita menjadi negara maju sesuai visi besar Indonesia Emas 2045.