JAKARTA - Alih-alih terus melanjutkan proses distribusi sistem operasi terbaru mereka, Xiaomi mengambil keputusan berbeda: menahan sementara pembaruan HyperOS untuk sejumlah ponsel lama. Langkah ini diambil menyusul munculnya laporan pengguna yang mengalami gangguan serius setelah memperbarui sistem, terutama berupa masalah layar hitam (black screen) yang menyebabkan perangkat tidak merespons.
Meskipun dampak kasus ini belum menyebar secara luas, namun Xiaomi memilih untuk mengambil pendekatan konservatif demi menjaga stabilitas sistem dan kenyamanan pengguna. Penundaan ini sekaligus menunjukkan komitmen perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut dalam memastikan kualitas perangkat lunak sebelum merilisnya secara menyeluruh.
Masalah Tak Meluas, Tapi Xiaomi Pilih Bertindak Cepat
Bug yang menyebabkan layar menjadi hitam pasca pembaruan diketahui terjadi pada beberapa model lama yang masuk daftar penerima update HyperOS. Masalah tersebut tidak hanya mengganggu tampilan, tapi juga membuat perangkat tidak dapat digunakan, karena sistem tidak memberikan respons apapun setelah booting.
Meski jumlah laporan terpantau belum signifikan, Xiaomi tetap memilih untuk menghentikan sementara distribusi update, setidaknya sampai penyelidikan selesai dilakukan. Perusahaan menyebut bahwa mereka tengah mengkaji sumber masalah secara teknis dan akan segera memberikan solusi yang tepat.
Langkah ini patut diapresiasi karena menunjukkan tanggung jawab produsen terhadap pengalaman pengguna, terutama di era di mana stabilitas sistem operasi menjadi komponen utama dalam memilih smartphone.
HyperOS: Sistem Operasi Ambisius yang Masih Dalam Tahap Penyesuaian
Sebagai pengganti antarmuka MIUI yang telah menemani pengguna Xiaomi selama bertahun-tahun, HyperOS diperkenalkan dengan berbagai peningkatan. Di antaranya mencakup optimalisasi performa, efisiensi daya yang lebih baik, integrasi AI lebih dalam, serta desain antarmuka yang lebih segar dan minimalis.
Namun, transisi ke sistem operasi baru tentu membutuhkan adaptasi, baik dari sisi teknis perangkat keras maupun pengujian kompatibilitas terhadap model-model lama. Beberapa ponsel yang sudah berusia lebih dari tiga tahun tetap masuk daftar dukungan pembaruan, tapi tidak semua mampu menerima pembaruan secara optimal tanpa penyesuaian mendalam.
Respons Xiaomi: Penelusuran Masih Berlangsung
Menanggapi isu ini, Xiaomi menyampaikan bahwa mereka sedang menjalankan proses evaluasi menyeluruh terhadap laporan-laporan yang masuk. Perusahaan mengatakan akan segera memperbaiki masalah yang muncul, dan update akan kembali dilanjutkan setelah versi stabil dirilis untuk seluruh perangkat yang kompatibel.
“Keselamatan dan kenyamanan pengguna adalah prioritas utama kami,” kata juru bicara Xiaomi dalam pernyataan resminya. “Kami sedang menyelidiki secara intensif kasus layar hitam yang terjadi setelah pembaruan HyperOS, khususnya pada beberapa model lama. Kami akan memberikan informasi lanjutan segera setelah proses ini rampung.”
Xiaomi juga menganjurkan pengguna yang sudah terlanjur mengalami masalah untuk segera membawa perangkat ke pusat layanan resmi atau mengakses bantuan daring melalui Mi Community.
Pembaruan Ditunda Hanya untuk Perangkat Tertentu
Penting untuk dicatat bahwa penundaan ini tidak berlaku secara menyeluruh. Xiaomi tetap melanjutkan distribusi HyperOS ke sejumlah perangkat baru dan model flagship yang telah lebih dahulu lolos uji kompatibilitas. Penundaan hanya berlaku untuk perangkat tertentu yang terindikasi memiliki potensi gangguan setelah update.
Beberapa model yang sementara ditangguhkan menerima update adalah ponsel kelas menengah yang dirilis antara tahun 2019–2021. Meski tidak semua unit terdampak, Xiaomi tidak ingin mengambil risiko lebih besar dengan tetap melanjutkan proses pembaruan.
Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?
Bagi pengguna yang menerima notifikasi pembaruan namun belum mengunduhnya, disarankan untuk menunda sementara hingga versi stabil diumumkan. Sementara itu, pengguna yang sudah mengunduh update dan mengalami layar hitam bisa mencoba langkah darurat seperti:
Masuk ke recovery mode dan memilih opsi “wipe cache”
Jika tetap gagal, melakukan factory reset (dengan risiko kehilangan data)
Membawa ke pusat servis resmi Xiaomi untuk bantuan lebih lanjut
Pengalaman Serupa di Dunia Teknologi
Kasus seperti ini bukan hal baru di dunia teknologi. Banyak produsen besar seperti Samsung, Apple, dan Google pun pernah menarik sementara pembaruan perangkat lunak setelah ditemukan bug kritis pasca peluncuran. Hal ini memperlihatkan pentingnya uji coba sistem operasi lintas perangkat sebelum diluncurkan massal, apalagi bagi ekosistem Android yang dikenal memiliki banyak varian perangkat keras.
Harapan Pengguna: Perbaikan Cepat dan Transparansi
Pengguna berharap Xiaomi bergerak cepat dalam mengatasi isu ini, serta memberikan informasi yang jelas, transparan, dan terukur mengenai status pembaruan HyperOS. Langkah ini bukan hanya menjaga kepercayaan publik, tetapi juga memperkuat citra Xiaomi sebagai produsen yang peduli pada layanan purna jual dan pengalaman pengguna.
Selain itu, pengguna juga berharap ke depan Xiaomi bisa lebih selektif dalam mendistribusikan pembaruan besar ke model lama, atau menyediakan versi “Lite” dari sistem operasi yang lebih ringan dan sesuai untuk perangkat berusia lebih dari tiga tahun.
Langkah Antisipatif Xiaomi Menunjukkan Profesionalisme
Penundaan update HyperOS untuk sejumlah perangkat lama oleh Xiaomi menunjukkan komitmen perusahaan terhadap stabilitas sistem dan kepuasan pengguna. Meskipun masalah black screen tidak terjadi secara massal, langkah preventif ini memperlihatkan keseriusan dalam menjaga kualitas dan reputasi produk.
Pengguna diharapkan tetap tenang dan menunggu informasi resmi selanjutnya dari Xiaomi. Seiring waktu, HyperOS tetap diyakini akan menjadi tonggak baru antarmuka Xiaomi — tentu dengan catatan bahwa pengembangan dan distribusinya dilakukan secara bertanggung jawab.