Bisnis

Bisnis Bancassurance DBS Tumbuh Dua Digit

Bisnis Bancassurance DBS Tumbuh Dua Digit
Bisnis Bancassurance DBS Tumbuh Dua Digit

JAKARTA - Dalam dinamika dunia perbankan yang semakin kompetitif, strategi diversifikasi layanan menjadi kunci untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. Salah satu strategi yang terbukti efektif bagi PT Bank DBS Indonesia adalah penguatan lini bisnis bancassurance. Tak sekadar menjadi produk pelengkap, bancassurance kini menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pendapatan dari segmen wealth management bank tersebut.

Kinerja bisnis bancassurance dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren yang sangat positif, terlebih sejak masa pandemi Covid-19 berakhir. Dalam rentang waktu tersebut, Bank DBS Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan dua digit pada lini bisnis asuransinya, dengan kontribusi signifikan terhadap Fee Based Income (FBI) perusahaan.

Momentum Pasca-Pandemi Jadi Titik Balik

Menurut Melfrida Gultom, Customer Banking Director Bank DBS Indonesia, titik balik pertumbuhan bancassurance dimulai ketika kondisi pandemi mulai mereda. Di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan finansial, produk-produk asuransi yang ditawarkan melalui jalur perbankan mulai banyak diminati.

“Saya lihat sejak Covid-19 selesai, 2023 sampai 2025, itu pertumbuhannya (bancassurance) menjadi double digit,” ungkap Melfrida kepada awak media di Jakarta. Ia menambahkan bahwa meskipun pertumbuhannya belum menyentuh angka 30 persen, kisaran pertumbuhan antara 10 hingga 20 persen merupakan sinyal kuat bahwa pasar asuransi di segmen perbankan masih sangat prospektif.

Fokus pada Segmen Emerging Affluent

Salah satu keunggulan DBS Indonesia dalam mengembangkan bancassurance adalah penempatan fokus pada segmen emerging affluent, yaitu masyarakat kelas menengah ke atas yang sedang dalam tahap akumulasi kekayaan. Segmen ini dinilai paling potensial karena memiliki kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang, termasuk perlindungan melalui asuransi.

“Jadi tren pertumbuhan bancassurance, khususnya memang segmen kita adalah emerging affluent, pertumbuhannya masih menjanjikan dan trennya positif dari 2023 itu sebesar dua digit,” jelas Melfrida.

Dalam menghadapi pasar ini, DBS tidak hanya menjual produk, tetapi juga menawarkan pendekatan berbasis kebutuhan dan gaya hidup nasabah, mulai dari produk asuransi jiwa, kesehatan, hingga proteksi investasi.

Kontribusi terhadap Fee Based Income Mencapai 25 Persen

Pentingnya peran bancassurance dalam portofolio layanan DBS Indonesia juga terlihat dari kontribusinya terhadap pendapatan berbasis jasa atau Fee Based Income (FBI). Melfrida menyebutkan bahwa produk asuransi menyumbang sekitar 25 persen dari total portofolio wealth management di bank tersebut.

“Jadi kalau kita melihat wealth management kan ada investasi dan asuransi ya, jadi (kontribusi) asuransi itu terhadap total wealth management sekitar 25 persen,” tegasnya.

Fee Based Income menjadi komponen penting bagi perbankan modern karena memberikan pendapatan berulang tanpa tergantung pada bunga kredit. Oleh karena itu, peran bancassurance sebagai sumber FBI yang stabil menjadi sangat strategis dalam model bisnis jangka panjang.

Edukasi dan Digitalisasi Jadi Kunci Sukses

Salah satu tantangan dalam pengembangan bancassurance di Indonesia adalah rendahnya literasi keuangan, termasuk pemahaman mengenai produk asuransi. Untuk mengatasi hal ini, DBS Indonesia secara aktif melakukan edukasi kepada nasabah, baik secara langsung melalui relationship manager maupun melalui platform digital.

Selain edukasi, digitalisasi juga menjadi elemen penting dalam distribusi bancassurance. Integrasi produk asuransi ke dalam ekosistem digital DBS memungkinkan nasabah untuk mengakses informasi dan membeli produk secara mudah dan cepat. Transformasi digital ini juga sejalan dengan gaya hidup nasabah masa kini yang mengutamakan kemudahan dan efisiensi dalam layanan keuangan.

Tren Positif Masih Akan Berlanjut

Optimisme terhadap bisnis bancassurance masih kuat di Bank DBS Indonesia. Meskipun ada ketidakpastian ekonomi global, kebutuhan masyarakat terhadap perlindungan dan perencanaan keuangan jangka panjang diyakini akan terus tumbuh. Hal ini sejalan dengan pergeseran perilaku masyarakat pasca-pandemi yang kini lebih sadar terhadap risiko keuangan.

Lebih jauh, tren peningkatan permintaan terhadap produk asuransi yang terintegrasi dalam layanan keuangan digital dinilai akan terus mendorong pertumbuhan bisnis bancassurance di masa mendatang. Dengan terus berinovasi dalam produk, layanan, dan strategi pemasaran, Bank DBS Indonesia optimistis akan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan dua digit pada sektor ini hingga beberapa tahun ke depan.

Bancassurance sebagai Pilar Pertumbuhan Bank Modern

Kisah sukses lini bancassurance di Bank DBS Indonesia menjadi bukti bahwa inovasi dan ketepatan dalam membaca kebutuhan pasar dapat menjadi strategi pertumbuhan yang efektif. Dalam lanskap industri keuangan yang semakin berubah, pendekatan kolaboratif antara bank dan perusahaan asuransi telah terbukti mampu memberikan nilai tambah bagi nasabah sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru bagi bank.

Dengan kontribusi hingga 25 persen terhadap portofolio wealth management, serta pertumbuhan konsisten dalam kisaran dua digit, bancassurance tidak lagi sekadar pelengkap—ia telah menjadi pilar penting dalam transformasi bisnis perbankan menuju layanan keuangan yang lebih menyeluruh, cerdas, dan adaptif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index