JAKARTA - Energi panas bumi bukan hanya tentang pembangkit listrik dan keberlanjutan energi; lebih dari itu, potensi sumber daya alam ini bisa menjadi motor penggerak pemberdayaan masyarakat. Di balik cerobong uap dan pipa-pipa panas bumi yang mengalirkan tenaga untuk industri dan rumah tangga, tersembunyi pula semangat untuk memperbaiki kualitas hidup komunitas lokal. Inilah pendekatan yang diambil oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (IDX: PGEO), khususnya melalui unit operasionalnya di Area Kamojang, Jawa Barat.
Lewat program unggulan bertajuk Gemah Karsa, PGE Area Kamojang berhasil mengubah paradigma industri panas bumi. Tak lagi hanya berfokus pada efisiensi produksi energi, kini mereka menempatkan pemberdayaan sosial sebagai elemen strategis bisnis. Program ini pun mendapatkan pengakuan tingkat internasional setelah meraih penghargaan Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2025 untuk kategori Social Empowerment, dalam sebuah seremoni di Bangkok, Thailand, pada Jumat 27 JUNI 2025.
Gemah Karsa: Simbiosis Energi dan Kesejahteraan
Program Gemah Karsa merupakan inisiatif sosial yang menggabungkan pengembangan pertanian berkelanjutan dengan edukasi dan pelatihan bagi petani lokal di sekitar wilayah kerja PGE Kamojang. Berangkat dari kesadaran bahwa kehadiran industri harus membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar, PGE mendorong transformasi sosial-ekonomi melalui pendampingan pertanian, pengelolaan hasil tani, hingga pemasaran berbasis komunitas.
Dalam siaran resminya, manajemen PGE menyatakan bahwa penghargaan dari AREA ini adalah bukti bahwa keberlanjutan tidak hanya menyangkut lingkungan, tetapi juga menyentuh aspek sosial yang nyata.
“Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa operasional panas bumi yang kami jalankan tak hanya berdampak pada ketahanan energi nasional, tetapi juga membawa dampak positif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar,” ujar perwakilan PGE Area Kamojang.
Mengenal AREA 2025: Ajang Bergengsi Bagi Praktik CSR di Asia
Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) merupakan ajang bergengsi yang memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosial yang kuat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan. Penghargaan ini diberikan oleh Enterprise Asia, organisasi non-pemerintah yang fokus pada peningkatan standar keberlanjutan dan tanggung jawab korporasi di Asia.
Kategori Social Empowerment yang dimenangkan PGE Kamojang adalah salah satu yang paling kompetitif, karena menilai langsung keterlibatan perusahaan dalam menciptakan perubahan sosial secara inklusif dan berkelanjutan.
Intervensi yang Berbasis Kebutuhan Komunitas
Melalui Gemah Karsa, PGE melakukan identifikasi langsung atas kebutuhan komunitas petani yang selama ini menghadapi sejumlah tantangan klasik: rendahnya akses terhadap teknologi pertanian, lemahnya daya tawar dalam pemasaran hasil pertanian, hingga keterbatasan modal dan informasi. Program ini tidak semata memberikan bantuan, tetapi juga membangun kemandirian kelompok tani dengan memperkuat aspek kapasitas dan kelembagaan.
Petani dilibatkan dalam serangkaian pelatihan pertanian ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik, pengelolaan irigasi mikro, serta pelatihan kewirausahaan untuk mendorong nilai tambah produk mereka. Hasilnya, tidak hanya terjadi peningkatan hasil panen, tetapi juga pertumbuhan pendapatan dan terbukanya akses pasar yang lebih luas.
“Kami tidak ingin masyarakat hanya menjadi penonton dari aktivitas industri. Program ini hadir untuk memastikan bahwa keberadaan kami membawa manfaat nyata dan jangka panjang bagi petani lokal,” jelas manajemen PGE Area Kamojang.
Sinergi Panas Bumi dan Keadilan Sosial
PGE sebagai bagian dari subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), memang tengah mengusung paradigma pembangunan energi yang inklusif. Keberhasilan Gemah Karsa menunjukkan bahwa pengelolaan energi baru terbarukan seperti panas bumi dapat dijadikan instrumen untuk memperkuat pembangunan sosial secara sistematis.
Pendekatan ini sangat relevan dengan visi global terkait transisi energi yang adil (just energy transition), di mana transformasi menuju energi bersih harus pula menjawab isu-isu ketimpangan dan kesejahteraan sosial di wilayah operasional.
Dalam konteks itu, Gemah Karsa menjadi praktik baik yang dapat direplikasi oleh sektor industri lainnya, khususnya di daerah-daerah penghasil energi yang selama ini justru terpinggirkan dari manfaat ekonomi yang diciptakan.
Dampak Nyata di Lapangan
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari penghargaan, tetapi dari testimoni langsung para petani yang kini merasakan perubahan. Salah seorang petani peserta program menyebut bahwa setelah bergabung dalam pelatihan dan pendampingan, hasil panen sayuran mereka meningkat hingga dua kali lipat. Selain itu, mereka kini mampu mengolah produk pasca-panen menjadi produk siap jual dengan harga lebih kompetitif.
Selain dampak ekonomi, program ini juga berdampak pada aspek sosial, seperti meningkatnya solidaritas komunitas dan munculnya generasi muda yang kembali tertarik pada sektor pertanian berkelanjutan.
Penghargaan Ini, Langkah Awal dari Jalan Panjang
Meski telah menerima apresiasi internasional, PGE menyatakan bahwa program ini masih jauh dari selesai. Ke depan, mereka berkomitmen untuk memperluas jangkauan program dan mengintegrasikan pendekatan digital dalam proses pelatihan dan pemasaran hasil tani. Selain itu, upaya mendorong kerja sama dengan pemerintah daerah dan institusi pendidikan akan terus dilakukan untuk memperkuat ekosistem pemberdayaan masyarakat.
“Ini bukan akhir, tapi justru awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Kami percaya bahwa keberlanjutan sosial dan keberlanjutan energi harus berjalan beriringan,” pungkas manajemen PGE Area Kamojang.
Penghargaan Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2025 yang diraih PGE Area Kamojang menjadi bukti bahwa transformasi sosial dapat lahir dari sektor yang selama ini dianggap teknokratis seperti energi panas bumi. Melalui program Gemah Karsa, perusahaan membuktikan bahwa ketika energi bersih dipadukan dengan komitmen sosial, maka lahirlah kekuatan baru yang tidak hanya memberi tenaga bagi jaringan listrik, tetapi juga bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya.
