JAKARTA - Dengan lahan darat yang kian terbatas, industri pertambangan nikel nasional mulai melirik potensi eksplorasi bawah laut sebagai solusi jangka panjang. Wacana ini mengemuka dalam forum Harita Nickel Journalism Award (HNJA) 2025 yang digelar di Jakarta, dan disampaikan langsung oleh Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey.
Menurut Meidy, keterbatasan ruang eksplorasi di daratan kini menjadi tantangan utama bagi pelaku usaha tambang. Oleh karena itu, pengembangan eksplorasi di wilayah laut dinilai patut dipertimbangkan secara serius untuk menjamin keberlanjutan industri.
“Mungkin bisa dipikirkan untuk melakukan eksplorasi di lautan. Jangan ketawa, itu benar-benar ada. Dan teknologinya ada, negara lain sudah melakukan. Cuma kita mungkin belum ada izinnya ya bagaimana melakukan eksplorasi di lautan,” ujar Meidy.
Wacana ini muncul sebagai respons atas makin menyempitnya ruang darat untuk kegiatan pertambangan, terutama karena sejumlah lokasi potensial berada di kawasan konservasi seperti taman nasional dan pulau-pulau kecil yang dilindungi. Meidy menegaskan bahwa eksplorasi sumber daya laut bukanlah isapan jempol, melainkan sudah menjadi praktik di negara lain berkat kemajuan teknologi eksplorasi bawah laut.
Tantangan dan Peluang Eksplorasi Laut
Di tengah dorongan untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi, para pelaku industri menghadapi dilema antara kebutuhan pengembangan dan keterbatasan ruang daratan. Meidy menyebut, jika Indonesia ingin mempertahankan posisinya sebagai pemain utama industri nikel global, pendekatan inovatif seperti eksplorasi laut harus segera masuk dalam diskursus nasional.
Kendati demikian, ia juga mengakui bahwa aspek perizinan dan regulasi eksplorasi laut masih menjadi kendala yang perlu dipecahkan bersama-sama oleh pemangku kepentingan. "Kita mungkin belum punya izinnya, tapi diskusi ke arah sana sudah harus dimulai," ujarnya.
Kawasan Industri Nikel dan Peran PSN
Selain menyinggung eksplorasi laut, Meidy juga menyoroti kemajuan kawasan industri nikel di Indonesia yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Menurutnya, kawasan industri nikel yang telah dikembangkan di beberapa wilayah memberikan kemudahan signifikan bagi pelaku usaha, terutama dalam mendukung hilirisasi dan pengolahan nikel dalam negeri.
“Industrial park kita luar biasa. Saya hanya fokus ke nikel. Program PSN itu memberikan kemudahan fasilitas. Termasuk di dalamnya adalah realisasi pabrik-pabrik pengolahan nikel yang saat ini terus berkembang,” jelas Meidy.
Dalam konteks pengembangan hilirisasi, Indonesia kini telah menjadi pemimpin global dalam produksi nickel pig iron (NPI) melalui teknologi pirometalurgi. Selain itu, keberadaan pabrik stainless steel di dalam negeri juga menjadi langkah konkret dalam membangun rantai pasok nikel yang terintegrasi.
Namun, Meidy juga menggarisbawahi bahwa masih ada tantangan besar yang harus dituntaskan. Salah satunya adalah produksi material battery grade (MBG) yang belum sepenuhnya dilakukan di dalam negeri. Padahal, menurutnya, kebutuhan dan fasilitas dasar sudah tersedia untuk mendukung pengolahan lanjutan.
Ekosistem Baterai Nasional dan Visi Masa Depan
Pemerintah baru-baru ini meresmikan peluncuran ekosistem baterai nasional, yang menjadi langkah strategis dalam membangun posisi Indonesia di sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik global. Meidy menilai inisiatif ini sebagai sinyal penting bahwa Indonesia memiliki ambisi besar untuk memainkan peran utama dalam rantai pasok baterai dunia.
“Ini menunjukkan ke dunia bahwa kita punya ambisi. Kalau kita gak punya ambisi untuk baterai ekosistem, saya rasa dunia gak akan datang ke Indonesia untuk berinvestasi lebih lanjut,” kata Meidy.
Ambisi ini penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga pelaku utama dalam industri bernilai tambah tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong transformasi industri nasional melalui pengolahan sumber daya di dalam negeri.
Peran Media dalam Transformasi Industri
Dalam forum HNJA 2025 yang bertema “Uncovering Edge Transformation in Indonesia’s Nickel Mining Industry”, Meidy juga mengajak insan pers untuk berperan aktif dalam menyampaikan informasi yang akurat dan edukatif tentang perkembangan industri nikel. Menurutnya, pemberitaan yang inklusif dan berimbang dapat membantu masyarakat memahami arah kebijakan pemerintah dan kontribusi industri terhadap pembangunan nasional.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pelaku industri, regulator, dan perwakilan media nasional. HNJA diharapkan menjadi wadah kolaboratif untuk mendorong narasi positif serta mengangkat potensi transformasi industri nikel ke tingkat yang lebih tinggi.
Diskursus eksplorasi nikel bawah laut menjadi salah satu terobosan pemikiran di tengah keterbatasan lahan darat. Meski masih berupa wacana awal, gagasan ini menunjukkan pentingnya inovasi dalam menjawab tantangan sektor pertambangan nasional.
Di saat yang sama, kemajuan kawasan industri dan dorongan hilirisasi menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk membangun industri nikel yang berdaya saing tinggi. Dengan ditopang ambisi ekosistem baterai nasional dan dukungan regulasi PSN, masa depan industri nikel Indonesia dinilai semakin menjanjikan.
Namun, tantangan teknis, regulasi, dan keberlanjutan tetap perlu mendapat perhatian serius. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dan keberlanjutan lingkungan.