JAKARTA - Perajin dan pelaku UMKM Jawa Tengah kini kian didorong untuk menembus pasar global, seiring komitmen kuat Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah dalam membina dan memperluas jangkauan pemasaran para pelaku usaha kecil dan menengah. Langkah tersebut terus digaungkan melalui berbagai forum promosi, termasuk dalam ajang Pameran Dekranasda se-Indonesia yang berlangsung di Balikpapan Sport and Convention Centre (BSCC) Dome, Kalimantan Timur, pada 9–11 Juli 2025.
Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menegaskan pentingnya memanfaatkan setiap momentum promosi produk unggulan daerah. Melalui keikutsertaan di pameran yang diikuti seluruh provinsi ini, UMKM Jateng memamerkan berbagai hasil kerajinan tangan, batik, dan fashion accessories sebagai representasi potensi ekonomi kreatif daerah.
“Harapannya, Dekranasda Jawa Tengah bisa terus berkembang, tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tetapi juga mendunia, sesuai tema kali ini: Pengrajin Berdaya, Mendunia,” ujarnya di sela kegiatan pembukaan pameran.
Komitmen Pendampingan UMKM agar Naik Kelas
Tak sekadar memfasilitasi ajang promosi, Dekranasda Jateng berkomitmen mendampingi para pelaku usaha, terutama yang belum memiliki akses pasar, agar mereka bisa tumbuh lebih pesat. Pendampingan dilakukan melalui pelatihan, fasilitasi legalitas usaha, kurasi produk, serta pengembangan kanal digital agar produk-produk lokal bisa menjangkau konsumen secara lebih luas, termasuk di pasar internasional.
“Perlu upaya serius dalam membantu perizinan dan kurasi produk agar kualitasnya terstandar dan bisa bersaing,” lanjutnya. Di samping aspek legal dan kualitas produk, Nawal juga menyoroti pentingnya promosi kain tradisional (wastra) khas Jawa Tengah sebagai kekayaan budaya sekaligus produk bernilai ekonomi tinggi yang berdaya saing ekspor.
Data Ekspor UMKM Jateng Bukti Potensi Besar
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, berbagai produk UMKM dari daerah tersebut telah berhasil menembus pasar mancanegara. Produk makanan dan minuman asal Jateng banyak diminati di negara seperti Malaysia, Singapura, Tiongkok, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Timur Tengah, Belanda, Kanada, dan Spanyol.
Sementara itu, produk non-makanan dan minuman juga diminati luas oleh pasar luar negeri, termasuk negara-negara di Eropa, Timur Tengah, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Afrika. Potensi inilah yang terus digenjot melalui pembinaan intensif dan pembukaan akses pasar melalui forum-forum pameran, misi dagang, maupun kolaborasi strategis lainnya.
Dukungan dari Pusat: Perajin Kecil Jadi Prioritas
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dekranas, Selvi Gibran Rakabuming, turut memberikan dorongan penuh agar semua jajaran Dekranasda di seluruh Indonesia aktif membina perajin yang selama ini belum tersentuh akses pasar. Ia menekankan pentingnya pemerataan dalam pembinaan, agar manfaat dapat dirasakan oleh seluruh lapisan pelaku usaha, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil.
“Dekranas ini bukan hanya milik pusat atau provinsi, tetapi menyeluruh. Yang kecil-kecil justru harus diberi perhatian khusus,” tegasnya.
Selvi juga mengapresiasi kehadiran pelaku UMKM dari berbagai daerah dalam pameran tersebut. Ia menyampaikan optimismenya terhadap daya serap pasar terhadap produk kerajinan lokal. Bahkan ia menyatakan membawa rombongan dari Jakarta yang siap memborong produk para pelaku UMKM.
“Jangan khawatir, pasti penjualan laris manis nanti,” ucapnya sambil memberikan semangat kepada para peserta pameran.
Peran Strategis Dekranas sebagai Motor Penggerak
Lebih jauh, Selvi menyinggung posisi strategis Dekranas sebagai motor penggerak sektor kerajinan nasional. Ia menekankan, lembaga ini harus bekerja dengan penuh dedikasi untuk memotivasi pelaku usaha agar terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk.
Dengan jumlah pelaku UMKM yang telah melampaui 16 juta di seluruh Indonesia, potensi industri kerajinan untuk menjadi tulang punggung ekonomi sangat besar. Karena itu, diperlukan upaya kolektif, mulai dari pembinaan, promosi, hingga kolaborasi lintas sektor.
“Saya ingin semua pengurus Dekranas, bahu membahu membantu perajin,” tandasnya.
Sinergi Pusat dan Daerah Percepat Ekspansi Produk Lokal
Sinergi antara pusat dan daerah diyakini menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong UMKM agar naik kelas. Kolaborasi aktif antara Dekranas pusat, Dekranasda provinsi dan kabupaten/kota, serta stakeholder terkait lainnya dapat membuka peluang yang lebih besar bagi produk lokal untuk bersaing di tingkat global.
Di sisi lain, peran digitalisasi turut menjadi sorotan utama dalam strategi pengembangan UMKM. Selain memudahkan promosi lintas batas, digitalisasi juga membuka akses pasar yang lebih luas dan efisien, sehingga produk bisa dikenal dan dibeli dari mana saja.
Melalui forum seperti Pameran Dekranasda se-Indonesia, spirit pemberdayaan UMKM di Jawa Tengah kembali diperkuat. Komitmen Dekranasda Jateng dalam mendampingi pelaku usaha, memfasilitasi legalitas, memperkuat kualitas produk, hingga memperluas pasar internasional menjadi bukti nyata bahwa produk kerajinan lokal memiliki masa depan cerah.
Dengan kolaborasi menyeluruh dan semangat mendunia, UMKM Jawa Tengah siap menapaki pasar global sebagai motor penggerak ekonomi daerah sekaligus penjaga warisan budaya Indonesia.