JAKARTA - Sinergi antara aparat keamanan, petani lokal, dan pihak swasta kembali menunjukkan dampak nyata dalam menjaga ketahanan pangan. Di Dusun Sanur, Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, kolaborasi tersebut terwujud melalui kegiatan panen raya padi varietas unggul PMJ 01 yang diprakarsai oleh Kodim 0812 Lamongan bersama para petani dan mitra swasta.
Acara panen ini bukan sekadar rutinitas pertanian biasa, melainkan simbol kuatnya komitmen bersama dalam menciptakan sistem pertanian berkelanjutan. Kegiatan panen raya yang dilakukan di lahan Demplot milik warga bernama Bapak Tali ini menjadi momen penting dalam mendorong pemanfaatan benih unggul serta teknologi pertanian modern di tingkat desa.
Panen yang dilakukan mencakup lahan seluas dua hektare dan menghasilkan sekitar 1,5 ton gabah. Sebagian dari hasil panen tersebut akan digunakan sebagai benih untuk Musim Tanam I tahun berikutnya, sementara sisanya untuk konsumsi pribadi petani.
Komandan Kodim 0812 Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, menyatakan apresiasinya kepada para petani dan seluruh mitra yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Ia menyebut kegiatan ini sebagai wujud nyata keberhasilan model kerja sama antara TNI, masyarakat, dan sektor swasta.
"Panen hari ini merupakan bukti bahwa sinergi antara TNI, petani, dan mitra swasta mampu memperkuat ketahanan pangan nasional dari tingkat desa," ungkapnya dalam sambutan.
Menurutnya, dalam menghadapi tantangan kedaulatan pangan nasional, pendekatan partisipatif seperti ini harus terus diperluas. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi pertanian dan bibit unggul seperti varietas PMJ 01 sebagai bagian dari strategi peningkatan hasil produksi.
“Kami berharap varietas padi ini dapat menjadi salah satu solusi peningkatan hasil panen petani di Lamongan,” tambah Dandim.
Lebih jauh, ia menyatakan bahwa menjaga ketahanan pangan bukan hanya tugas satu institusi, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat.
“Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi merupakan kerja bersama seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.
Salah satu tokoh dari sektor swasta yang hadir dalam kegiatan ini adalah Andrew Soeherman, CEO dari ERATANI sekaligus mitra BULOG. Andrew memberikan pandangan bahwa varietas padi PMJ 01 memiliki keunggulan signifikan, baik dari segi produktivitas maupun efisiensi waktu tanam.
“PMJ 01 ini tergolong varietas unggul yang cocok dikembangkan di berbagai wilayah, termasuk Lamongan,” ujar Andrew.
Menurutnya, padi ini bisa dipanen hanya dalam waktu 80 hari, dengan hasil panen yang memuaskan. Ia menyampaikan bahwa inisiatif seperti ini harus bisa menjadi motivasi untuk mendorong para petani mencoba pendekatan dan teknologi baru dalam bertani.
“Kami di ERATANI siap mendampingi petani dengan teknologi dan akses pasar agar hasil pertanian lebih maksimal,” tambahnya.
Dari unsur kepolisian, kehadiran Kapolsek Tikung, AKP Anang Purwo Widodo, menjadi bagian penting dalam menguatkan dukungan terhadap kegiatan pertanian produktif di wilayahnya. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung program-program strategis yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“Polsek Tikung selalu mendukung program-program strategis yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Kapolsek juga menyampaikan bahwa stabilitas sosial akan lebih mudah tercapai apabila masyarakat hidup produktif dan sejahtera. Oleh karena itu, pihaknya siap mengawal segala bentuk kegiatan positif, termasuk yang berkaitan dengan ketahanan pangan.
“Kami siap mengawal setiap kegiatan positif di wilayah hukum kami,” tegasnya.
Momentum panen raya ini dihadiri sekitar 15 orang dari berbagai unsur, seperti personel TNI, anggota kepolisian, perwakilan mitra swasta, dan para petani lokal. Meskipun berskala sederhana, kegiatan ini menjadi simbol kuat bahwa kerja sama lintas sektor di tingkat desa mampu menjadi solusi konkret terhadap isu pangan nasional.
Kegiatan seperti ini memperlihatkan bahwa dengan pendekatan kolaboratif, sektor pertanian bukan hanya menjadi tumpuan ekonomi daerah, tetapi juga ruang tumbuhnya inovasi dan transformasi sosial. Pemerintah, aparat keamanan, dunia usaha, dan masyarakat desa perlu terus menjalin kerja sama untuk menjaga ketahanan pangan dan kemandirian desa.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi yang didorong dari bawah, panen raya di Tikung menjadi bukti bahwa ketahanan pangan dapat dibangun dari akar rumput. Inisiatif ini sekaligus menunjukkan bahwa pembangunan pertanian bukan hanya soal lahan dan benih, tapi juga menyangkut keberanian untuk berkolaborasi demi masa depan yang berkelanjutan.