Dokter

Tips Dokter Cegah Cedera Saat Olahraga Padel dan Yoga

Tips Dokter Cegah Cedera Saat Olahraga Padel dan Yoga
Tips Dokter Cegah Cedera Saat Olahraga Padel dan Yoga

JAKARTA - Meningkatnya tren olahraga seperti padel dan yoga di tengah masyarakat urban, terutama di Jakarta, mendorong para ahli kesehatan untuk terus mengingatkan pentingnya pencegahan cedera. Salah satu suara dari kalangan medis datang dari dr. Andra Hendrianto, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Subspesialis Tulang Belakang, yang menyoroti cara aman dalam berolahraga agar tubuh tetap bugar tanpa risiko cidera.

Dalam acara Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 yang berlangsung di Jakarta, Andra menyampaikan bahwa padel dan yoga memang sedang menjadi gaya hidup baru masyarakat kota. Namun, kedua olahraga tersebut memiliki tantangan tersendiri, baik dari segi teknik maupun daya tahan fisik yang dibutuhkan.

"Sekarang apalagi di Jakarta sedang banyak yang berolahraga padel dan memang olahraga ini menuntut kita untuk menjadi sangat lincah," kata Andra usai konferensi pers.

Pemanasan dan Pendinginan Tak Boleh Terlupakan

Menurutnya, langkah awal untuk mencegah cedera adalah melakukan pemanasan yang cukup. Pemanasan yang tepat mampu mempersiapkan otot agar lebih pendek dan urat menjadi panjang, dua kondisi ideal yang menunjang kelincahan saat bergerak cepat.

"Otot yang lebih pendek disebutnya akan lebih siap untuk gerakan yang cepat berubah posisi, sementara urat yang lebih panjang akan jauh lebih lentur dan menjaga tubuh tidak mudah cedera," ungkap dokter yang juga praktik di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini.

Selain pemanasan, proses pendinginan setelah berolahraga juga sangat penting. Ia menekankan agar tubuh diberi waktu untuk istirahat cukup, karena pemulihan merupakan bagian krusial dalam aktivitas fisik. Nutrisi dan tidur yang memadai menjadi komponen yang tak bisa dipisahkan dari proses ini.

"Jangan begadang, kita harus tahu batasan-batasan kita. Artinya, kalau sudah capek, kurang tidur dan sebagainya, nggak sempat makan, ada kalanya kita harus berhenti sejenak untuk memulihkan kondisi badan kita," katanya menambahkan.

Yoga Butuh Pendampingan

Andra juga memberi perhatian khusus pada olahraga yoga yang kini digemari banyak kalangan. Meski terlihat ringan dan menenangkan, ia mengingatkan bahwa teknik dalam yoga tidak bisa sembarangan dilakukan.

Ia menyarankan masyarakat untuk memulai yoga di bawah pengawasan instruktur berpengalaman atau didampingi oleh teman yang memahami teknik dasar dan posisi tubuh yang benar.

"Hal ini dikarenakan yoga merupakan olahraga yang perlu dilakukan dalam posisi tubuh yang tepat. Teknik yang salah akan mendorong tubuh merasakan nyeri, lelah, dan kurang nyaman," ujarnya.

Bukan hanya saat olahraga, Andra turut menyinggung pentingnya posisi tubuh saat bekerja sehari-hari. Posisi duduk yang tidak ergonomis, terlalu sering menunduk, serta kebiasaan seperti menggendong anak dengan cara yang tidak tepat, menurutnya dapat menjadi pemicu masalah tulang dan sendi di kemudian hari.

"Jangan lupa kalau misalnya bekerja itu dengan posisi yang ergonomis, karena sebagian besar masalah tulang dan sendi itu disebabkan selain cedera misalnya kecelakaan, itu ada karena posisi bekerja tubuh yang kurang ergonomis," ucapnya.

Aktivitas Sehari-hari Juga Bisa Timbulkan Risiko Cedera

Masalah tulang dan sendi ternyata tidak hanya muncul dari aktivitas olahraga. Menurut Andra, aktivitas harian seperti menunduk dalam waktu lama, mengangkat beban, hingga posisi tidur meringkuk, juga bisa memperburuk kondisi tulang belakang atau sendi.

Karena itu, kesadaran untuk menjaga postur dan memahami batas tubuh saat melakukan aktivitas fisik sangat diperlukan, terlebih jika dilakukan secara rutin.

Ajang Kolaborasi Ilmiah di Dunia Ortopedi

Pemaparan Andra itu disampaikan dalam acara OCM 2025 yang mengangkat tema “Transforming Deformities: Collaborative Strategies for Better Outcomes”. Ajang yang digelar pada 16–19 Juli 2025 ini menjadi forum internasional bergengsi yang mempertemukan para ahli dari berbagai disiplin ortopedi.

Andra menjelaskan, OCM 2025 merupakan hasil kolaborasi dari tiga asosiasi ortopedi terkemuka di Indonesia yaitu:

Perhimpunan Dokter Bedah Tulang Belakang Indonesia (IOSSA)

Perhimpunan Trauma Ortopedi Indonesia (IOTS)

Perhimpunan Intervensi Nyeri Ortopedi Indonesia (IOPIS)

Ketiga asosiasi tersebut bersatu dalam menghadirkan pendekatan terbaru untuk mengatasi deformitas tulang, trauma, dan penanganan nyeri kronis. Fokusnya adalah peningkatan hasil klinis serta kualitas hidup pasien lewat strategi kolaboratif.

Acara ini juga dihadiri para pakar ortopedi dari berbagai negara yang berbagi hasil penelitian, teknik medis terbaru, hingga pengalaman praktik terbaik di bidangnya.

Dengan gaya hidup aktif yang makin populer, masyarakat perlu lebih bijak dalam memilih dan menjalani olahraga. Nasihat dari ahli seperti dr. Andra Hendrianto memberikan gambaran bahwa pencegahan lebih baik daripada penanganan cedera, dan hal itu bisa dimulai dari langkah sederhana seperti pemanasan, pendinginan, serta sikap tubuh yang ergonomis.

Bagi Anda yang rutin berolahraga padel, yoga, atau bahkan aktivitas fisik lainnya, menjaga tubuh tetap dalam kondisi prima dan bebas cedera adalah investasi jangka panjang terhadap kesehatan tulang dan sendi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index