JAKARTA - Di tengah banyaknya keluhan dari masyarakat soal belum cairnya bantuan sosial (bansos) tahap 2 tahun 2025, satu penyebab utama yang sering luput dari perhatian adalah persoalan akurasi data dalam sistem Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Meski pemerintah terus menyalurkan bansos secara bertahap, tak sedikit Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang merasa seharusnya berhak menerima bantuan, tetapi justru tidak terdaftar lagi dalam penyaluran kali ini. Masalahnya bisa jadi bukan karena programnya berhenti, melainkan karena sistem menganggap mereka sudah tidak lagi masuk kategori miskin. Hal ini berkaitan langsung dengan desil, salah satu indikator penting dalam menentukan kelayakan penerima bansos.
Memahami Fungsi Desil dalam Penyaluran Bansos
Desil adalah skema pemeringkatan dalam DTSEN yang membagi kondisi ekonomi masyarakat menjadi sepuluh tingkatan, dari Desil 1 (paling miskin) hingga Desil 10 (paling mampu). Dalam praktik penyaluran bansos, pemerintah umumnya hanya menyasar masyarakat di Desil 1 hingga Desil 5.
Artinya, jika seseorang atau satu keluarga berada di atas Desil 5, maka peluang mereka menerima bansos otomatis semakin kecil bahkan hilang. Namun yang sering terjadi, banyak keluarga dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya masih sangat rentan, tercatat berada di desil yang terlalu tinggi karena data yang belum diperbarui.
Kondisi ini menciptakan kesenjangan antara realitas dan sistem. Karenanya, penting bagi masyarakat untuk aktif mengecek dan memperbaiki data desil mereka, agar hak untuk menerima bantuan sosial tetap terjaga.
Solusi Praktis: Koreksi Data Melalui Aplikasi Cek Bansos
Pemerintah telah menyediakan jalur koreksi data yang relatif mudah melalui aplikasi Cek Bansos, yang bisa diunduh secara gratis di Play Store atau App Store. Langkah ini menjadi kunci agar mereka yang layak tetap dapat terakomodasi dalam program bansos, khususnya tahap 2 yang saat ini dinanti banyak pihak.
Berikut langkah-langkahnya:
Unduh dan buka aplikasi Cek Bansos di smartphone.
Masuk ke menu “Request Pembaharuan Data” untuk mengakses fitur koreksi.
Ajukan permohonan pembaruan jika merasa desil yang tercantum tidak mencerminkan kondisi ekonomi saat ini.
Tunggu proses verifikasi, yang akan melibatkan tim dari Dinas Sosial, Kemensos, hingga aparat desa setempat.
Setelah diverifikasi, data kamu akan masuk ke sistem BNBA (By Name By Address) untuk proses lanjutan.
Verifikasi Lapangan Jadi Tahapan Penting
Perubahan data dalam sistem tidak langsung disetujui begitu saja. Petugas dari berbagai instansi, seperti Dinas Sosial, pendamping sosial Kemensos, dan aparat desa akan melakukan kunjungan langsung ke rumah KPM yang mengajukan koreksi. Mereka akan mengecek apakah kondisi sebenarnya sesuai dengan klaim koreksi desil.
Jika petugas mendapati bahwa kamu termasuk keluarga mampu misalnya memiliki kendaraan mahal, rumah bagus, atau penghasilan tinggi permohonan koreksi bisa ditolak tanpa proses lanjutan. Karena itu, penting untuk memastikan bahwa data yang diajukan benar-benar mewakili situasi ekonomi yang ada.
Siapa yang Layak Dapat Koreksi Desil?
Tak semua pengajuan koreksi akan disetujui. Pemerintah memprioritaskan kelompok rentan, seperti:
Lansia yang tidak lagi bekerja
Penyandang disabilitas berat
ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
Pengidap penyakit kronis
Tuna wisma atau mereka yang kehilangan pekerjaan
Keluarga tanpa aset dan penghasilan tetap
Mereka inilah yang berpeluang besar untuk diturunkan ke desil yang lebih rendah agar bisa kembali menerima bansos.
Faktor yang Bisa Menghambat Penurunan Desil
Ada pula sejumlah indikator yang membuat penurunan desil sulit dilakukan, di antaranya:
Memiliki kendaraan seperti motor atau mobil dengan nilai di atas Rp30 juta
Menempati rumah KPR atau memiliki lahan produktif
Memiliki penghasilan melebihi UMP/UMK
Konsumsi listrik rumah tangga lebih dari 900 VA
Menjalankan usaha besar, pekerjaan tetap, atau menjadi wiraswasta mapan
Bagi mereka yang termasuk dalam kategori ini, sistem kemungkinan akan tetap menempatkan mereka di desil tinggi.
Jangan Tunda! Perbarui Data Sekarang
Menunda pembaruan data bisa berujung pada hilangnya hak sebagai penerima bantuan. Bagi kamu yang merasa sudah lama tidak menerima bansos padahal kondisi ekonomi masih memprihatinkan, segera manfaatkan aplikasi Cek Bansos untuk mengajukan koreksi.
Jika mengalami kesulitan teknis, kamu bisa mendatangi kantor desa, kelurahan, atau meminta bantuan pendamping sosial yang bertugas di wilayah masing-masing. Mereka bisa membantu proses input dan pengajuan koreksi data ke sistem DTSEN.
Akurasi Data Jadi Kunci Akses Bansos
Pemerintah terus mendorong transparansi dan ketepatan sasaran dalam penyaluran bansos. Itu sebabnya pembaruan data sosial-ekonomi masyarakat menjadi sangat penting. Bansos bukan sekadar bantuan sesaat, tetapi bagian dari jaring pengaman sosial yang harus didukung oleh sistem data yang akurat dan mutakhir.
Bantuan sosial merupakan hak bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Jika belum menerima bansos tahap 2 tahun 2025, jangan langsung menyalahkan sistem. Periksa kembali data desil kamu dan lakukan koreksi bila diperlukan.
Dengan memanfaatkan fitur koreksi data di aplikasi Cek Bansos, kamu bisa memastikan bahwa sistem melihat kondisi ekonomi keluargamu dengan lebih adil. Jangan biarkan bantuan yang seharusnya kamu terima tertunda atau terlewat hanya karena kesalahan data.
Pantau terus perkembangan informasi resmi dari Kemensos dan jangan ragu untuk bertanya langsung pada petugas setempat. Semakin cepat kamu bertindak, semakin besar peluang bansos bisa kembali mengalir untuk membantu kehidupan sehari-hari.