JAKARTA - Pasar barang bekas di Inggris menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak konsumen beralih ke belanja online untuk membeli produk preloved. Data terbaru dari Centre for Economics and Business Research mengungkapkan bahwa dua pertiga konsumen di Inggris melakukan pembelian barang bekas secara daring pada tahun lalu. Fenomena ini menandai pergeseran pola konsumsi yang cukup besar, sekaligus membuka peluang baru bagi industri e-commerce dan ekonomi sirkular di negara tersebut.
Menurut penelitian yang ditugaskan oleh Amazon ini, penjualan barang bekas di Inggris diperkirakan mencapai angka £4,8 miliar pada tahun ini. Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari £4,3 miliar yang tercatat pada 2024, memperlihatkan tren positif dan daya tarik yang semakin besar terhadap produk-produk secondhand di pasar digital. Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan minat konsumen yang tinggi, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat semakin mengadopsi pola konsumsi yang lebih berkelanjutan.
Fenomena belanja barang bekas secara online ini memiliki beberapa faktor pendorong. Pertama, kemudahan akses melalui platform digital memungkinkan konsumen mendapatkan berbagai pilihan produk bekas dengan harga yang lebih terjangkau dan dalam kondisi yang masih layak pakai. Selain itu, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan pengurangan limbah membuat barang bekas menjadi pilihan alternatif yang ramah lingkungan.
- Baca Juga OJK Genjot Pembiayaan UMKM
Dalam konteks ekonomi, pasar barang bekas yang berkembang pesat turut mendorong munculnya berbagai inovasi dan layanan baru. Platform e-commerce kini berlomba menyediakan fitur yang mempermudah transaksi barang bekas, mulai dari sistem pembayaran yang aman, layanan pengiriman yang efisien, hingga mekanisme pengembalian barang yang transparan. Hal ini berkontribusi pada kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online, khususnya dalam kategori barang bekas yang sebelumnya mungkin dianggap kurang nyaman.
Tren ini juga berdampak pada perilaku investor dan pelaku usaha. Dengan valuasi pasar yang terus meningkat, sejumlah investor mulai mempertimbangkan sektor barang bekas sebagai salah satu area investasi potensial. Bahkan, berdasarkan catatan dari AI ProPicks, ada saham-saham terkait e-commerce dan teknologi yang mencatat lonjakan harga signifikan pada tahun 2024, dengan beberapa saham mengalami kenaikan lebih dari 150 persen. Hal ini menunjukkan optimisme pasar terhadap perkembangan industri belanja online, termasuk segmen barang bekas.
Selain itu, pertumbuhan pasar barang bekas juga menjadi bagian dari transformasi ekonomi yang lebih luas, yakni pergeseran menuju ekonomi sirkular. Model ekonomi ini menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya secara efisien melalui penggunaan ulang, perbaikan, dan daur ulang produk. Konsumen yang memilih barang bekas secara tidak langsung berkontribusi pada pengurangan sampah elektronik dan tekstil yang selama ini menjadi masalah lingkungan serius.
Meski begitu, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan pasar barang bekas online. Salah satunya adalah memastikan kualitas produk agar tetap memenuhi harapan pembeli, serta menghindari penipuan yang dapat merusak reputasi platform. Oleh sebab itu, pelaku bisnis e-commerce terus berupaya meningkatkan transparansi dan keamanan transaksi, serta memberikan edukasi kepada konsumen terkait cara memilih produk bekas yang berkualitas.
Kondisi ini juga memberikan peluang bagi pemerintah dan berbagai organisasi untuk mendorong kampanye kesadaran masyarakat tentang manfaat belanja barang bekas. Langkah-langkah edukasi ini penting untuk membangun kepercayaan dan mengubah persepsi negatif yang mungkin masih melekat pada barang preloved.
Secara keseluruhan, tren belanja barang bekas secara online di Inggris menggambarkan perubahan perilaku konsumen yang semakin adaptif terhadap teknologi dan lebih peduli terhadap keberlanjutan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, pasar ini diperkirakan akan terus tumbuh dan menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi digital di masa depan.
Meski demikian, konsumen disarankan untuk tetap berhati-hati dan melakukan pengecekan produk dengan teliti saat membeli barang bekas secara daring, guna memastikan barang yang diterima sesuai dengan ekspektasi dan kondisi yang diinginkan. Sementara itu, platform e-commerce diharapkan terus berinovasi untuk memberikan layanan terbaik demi menjaga kepuasan pelanggan dan mendorong pertumbuhan pasar barang bekas yang sehat dan berkelanjutan.
Dengan perkembangan ini, belanja barang bekas tidak lagi dipandang sebagai pilihan terakhir, melainkan menjadi gaya hidup baru yang cerdas dan bertanggung jawab, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan ramah lingkungan di Inggris.