JAKARTA - Kemacetan lalu lintas yang semakin parah di Kota Bandung telah mendorong pemerintah untuk menyiapkan sejumlah solusi strategis. Salah satunya adalah proyek Tol Dalam Kota (Dalkot) Bandung, atau dikenal sebagai Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR). Kehadiran tol ini diharapkan menjadi kunci untuk meningkatkan konektivitas serta mendukung rencana pengembangan wilayah kota, khususnya kawasan Gedebage sebagai pusat pertumbuhan baru.
Meski digadang-gadang menjadi solusi jangka panjang terhadap berbagai tantangan lalu lintas perkotaan, proyek tol ini masih berada dalam tahap kajian atau feasibility study (FS). Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Roy Rizali Anwar, mengonfirmasi bahwa proses kajian tengah berlangsung.
"Iya ini lagi berproses, mungkin dengan kepala BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) ya prosesnya sudah sampai mana, apakah review (tinjauan) FS dan sebagainya," ungkap Roy. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa proyek ini masih berada dalam fase awal dan belum ada kepastian mengenai jadwal pelelangan proyek.
- Baca Juga Harga Sembako Jogja Turun
Ketika ditanya lebih lanjut tentang progres atau tenggat waktu pelaksanaan, Roy menyatakan belum mendapatkan pembaruan terkini. "Saya belum update, tapi saya juga minta laporan dari teman-teman BPJT," imbuhnya.
Proyek Strategis Nasional yang Lama Tertunda
Tol Dalkot Bandung bukanlah proyek baru. Rencana pembangunannya telah diinisiasi sekitar satu dekade lalu. Namun, seperti banyak proyek infrastruktur lainnya, BIUTR mengalami berbagai kendala yang membuatnya tertunda dalam waktu lama. Meski demikian, kini proyek ini kembali mencuat karena masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 6 Tahun 2024.
Masuknya BIUTR ke dalam daftar PSN menandakan komitmen pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur strategis yang mampu memberikan dampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Bersama dengan 15 proyek strategis lainnya, BIUTR memperoleh prioritas nasional dalam hal kebijakan dan pembiayaan.
Menurut regulasi tersebut, investasi yang dibutuhkan untuk proyek Tol Dalkot Bandung mencapai Rp 7,83 triliun. Nilai ini mencerminkan besarnya skala proyek sekaligus menunjukkan keseriusan dalam menciptakan sistem transportasi perkotaan yang lebih efisien dan terintegrasi.
Lebih dari Sekadar Jalan Tol
Tujuan utama pembangunan BIUTR bukan sekadar mengurai kemacetan yang mengganggu aktivitas harian warga Bandung. Proyek ini juga diposisikan sebagai pendorong utama optimalisasi kawasan strategis, khususnya Gedebage. Kawasan ini selama beberapa tahun terakhir telah dirancang sebagai pusat pengembangan baru yang dilengkapi dengan berbagai infrastruktur, seperti stadion internasional dan pusat olahraga terpadu (OLR Gedebage).
Melalui konektivitas yang ditawarkan BIUTR, kawasan Gedebage akan semakin mudah diakses dari berbagai penjuru kota, menjadikannya sebagai simpul pertumbuhan baru di Jawa Barat. Selain itu, pembangunan tol ini disesuaikan dengan rencana tata ruang Kota Bandung yang telah disahkan DPRD, dan bertujuan memperluas pusat aktivitas kota ke arah timur.
Menanti Keputusan dan Arah Kebijakan
Meski secara regulasi proyek ini telah memiliki landasan yang kuat, kelanjutannya masih menunggu arahan dan instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat. Hal ini juga menandakan pentingnya koordinasi antarlembaga, mulai dari Kementerian PUPR, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), hingga pemerintah daerah, agar proyek dapat berjalan tanpa hambatan hukum maupun sosial.
Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan BPJT diharapkan segera menyelesaikan proses kajian dan evaluasi agar proyek dapat segera ditindaklanjuti ke tahap selanjutnya, yaitu lelang konstruksi dan pembangunan fisik. Di sisi lain, masyarakat dan pelaku ekonomi di Bandung juga menunggu kepastian karena keberadaan tol ini dapat berdampak langsung terhadap mobilitas dan perkembangan kawasan bisnis.
Harapan Warga Bandung
Bagi warga Bandung, keberadaan tol dalam kota sudah lama menjadi harapan, terutama bagi mereka yang setiap hari harus menghadapi kemacetan akut di sejumlah titik strategis. Jika terealisasi, BIUTR bisa mengurangi beban lalu lintas di jalan-jalan utama seperti Pasteur, Asia Afrika, dan Jalan Soekarno Hatta, serta membuka jalur alternatif yang mempercepat distribusi barang dan jasa.
Proyek ini juga penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi dan membuka kemungkinan pengembangan sistem transportasi multimoda yang lebih ramah lingkungan. Konektivitas yang lebih baik juga dapat mendukung sektor pariwisata dan UMKM yang sangat vital bagi ekonomi lokal Bandung.
Jalan Panjang Menuju Realisasi
Pembangunan infrastruktur seperti BIUTR tentu bukan hal yang instan. Diperlukan waktu, kajian menyeluruh, dukungan pendanaan, dan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan agar proyek ini tidak hanya selesai secara fisik, tetapi juga membawa manfaat maksimal bagi masyarakat.
Masih panjang jalan yang harus ditempuh untuk melihat tol dalam kota pertama di Bandung ini terwujud. Namun dengan adanya status sebagai PSN dan masuknya proyek ini dalam agenda strategis nasional, harapan untuk melihat BIUTR benar-benar menjadi kenyataan kian terbuka lebar.