HUTAMA KARYA

Hutama Karya Bangun Akses Baru Tanjung Priok

Hutama Karya Bangun Akses Baru Tanjung Priok
Hutama Karya Bangun Akses Baru Tanjung Priok

JAKARTA - Pengembangan infrastruktur jalan untuk mendukung kelancaran logistik di pelabuhan terus menjadi perhatian serius pemerintah. Salah satu proyek terkini yang menjadi sorotan adalah pembangunan akses baru menuju Pelabuhan Tanjung Priok Timur Baru, yang kini secara resmi dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero). Pembangunan jalur ini menjadi salah satu upaya penting dalam mempercepat konektivitas logistik dari dan menuju pelabuhan tersibuk di Indonesia.

Hutama Karya dipercaya menggarap Proyek New Priok Eastern Access (NPEA) Seksi 1 yang membentang dari titik STA. 0+000 (IC NPEA) hingga STA. 2+777 (P38). Ruas sepanjang hampir 2,8 kilometer ini dirancang untuk menghubungkan Terminal Kalibaru dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC), sekaligus memperluas konektivitas menuju Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Utara. Kehadiran jalur ini sangat dinantikan, mengingat saat ini kendaraan logistik hanya memiliki satu akses menuju terminal kontainer di kawasan tersebut.

Seremoni penandatanganan kontrak dilakukan antara Pimpinan Proyek Kalibaru dan NPEA, Arwin, dengan Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Direktur Investasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Boy Robyanto dan Direktur Operasi I Hutama Karya, Agung Fajarwanto, yang turut menyaksikan langsung komitmen kerja sama tersebut.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengungkapkan bahwa proyek ini tergolong strategis karena dirancang untuk mengurai kemacetan sekaligus memperlancar distribusi barang dari pelabuhan menuju pusat industri nasional. Jalan baru yang dibangun tidak hanya mempercepat arus keluar-masuk barang, namun juga menjadi jalur alternatif yang mengurangi ketergantungan terhadap satu gerbang utama pelabuhan.

“Jalan akses baru ini akan menghubungkan Terminal Kalibaru dengan JTCC sepanjang 2,78 kilometer, dimulai dari KM 108 JTCC hingga area KBN Utara,” kata Adjib.

Pengerjaan proyek NPEA dilakukan melalui kerja sama operasi (KSO) antara Hutama Karya dan PT Brantas Abipraya. Dalam struktur kerja sama ini, Hutama Karya memegang porsi pekerjaan sebesar 55 persen, sementara sisanya dikerjakan oleh mitra. Adapun lingkup pekerjaan mencakup pembangunan jalan utama sepanjang 2,7 kilometer dengan total lebar badan jalan mencapai 29,8 meter, terdiri dari dua jalur dengan tiga lajur untuk masing-masing arah.

Tidak hanya sebatas jalan utama, pembangunan juga mencakup empat ramp di area IC NPEA serta empat ramp tambahan di Simpang Marunda. Masing-masing lokasi akan dibangun dua ramp on dan off di sisi utara dan selatan. Desain tersebut diyakini mampu mendukung arus kendaraan berat yang tinggi dan mempercepat pergerakan logistik.

Dari sisi struktur, proyek NPEA ini akan mengusung berbagai jenis konstruksi jalan layang, mulai dari jembatan balance cantilever, jembatan gelagar beton dan baja, hingga jembatan pile slab. Untuk meningkatkan efisiensi serta kualitas hasil pekerjaan, proyek ini mengandalkan teknologi konstruksi terbaru seperti alat uji kekuatan beton langsung di lapangan dan penggunaan bahan ringan khusus untuk tanah lunak. Tak hanya itu, pemetaan area proyek juga dilakukan menggunakan drone LiDAR dan seluruh proses pembangunan dikelola melalui sistem digital terpadu.

Kepedulian terhadap aspek lingkungan pun tidak diabaikan. Dalam proyek ini, Hutama Karya menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan material ramah lingkungan, seperti beton yang mengandung fly ash dan slag, serta penggunaan material daur ulang lainnya. Limbah konstruksi pun dikelola secara sistematis guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Setelah rampung, akses baru ini diproyeksikan menjadi tulang punggung transportasi barang dari Terminal Kalibaru. Kawasan tersebut dirancang untuk menjadi pelabuhan dengan kapasitas jutaan kontainer per tahun, melalui sembilan terminal modern yang akan memperluas daya saing Indonesia dalam bidang logistik dan pelayaran internasional.

Dari aspek sosial dan ekonomi, proyek ini diperkirakan akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal selama masa konstruksi. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat sekitar, khususnya dalam membuka peluang kerja baru dan memperkuat perekonomian regional.

Di sisi lain, manfaat kehadiran jalur ini tidak berhenti pada sektor pelabuhan semata. Jalur akses tersebut juga diharapkan mampu mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah DKI Jakarta. Kehadirannya menjadi jalur alternatif untuk mobilitas kendaraan logistik menuju pusat kota, kawasan industri, pelabuhan, bahkan zona-zona strategis lainnya seperti kawasan presidensial.

Secara keseluruhan, proyek NPEA diharapkan dapat mempercepat waktu tempuh, menghemat biaya operasional truk logistik, serta meningkatkan efisiensi distribusi barang. Seluruh manfaat ini tentunya akan berdampak positif pada produktivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional, terutama untuk wilayah timur Jakarta yang menjadi salah satu pusat kegiatan logistik dan industri utama.

Sebagai pelaksana utama konstruksi, Hutama Karya Abipraya KSO menunjukkan komitmen untuk merealisasikan proyek ini dengan standar mutu tinggi. Proyek ini juga menjadi bagian dari strategi besar PT Pelindo dalam memperkuat sistem transportasi nasional dan memodernisasi jaringan pelabuhan serta jalan akses di Indonesia.

Terakhir, perlu dicatat bahwa wilayah pembangunan proyek ini berada di antara dua area strategis, yakni Kawasan Berikat Nusantara dan zona operasional TNI AL. Oleh karena itu, Hutama Karya menegaskan pentingnya melakukan analisis teknis secara menyeluruh serta menjaga koordinasi yang intensif dengan para pemangku kepentingan. Hal ini dilakukan guna memastikan pembangunan berjalan tanpa gangguan dan tidak menghambat aktivitas di kawasan sekitar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index