PTPP

PTPP Percepat Ketahanan Nasional Lewat Inovasi Teknologi Bendungan Cibeet

PTPP Percepat Ketahanan Nasional Lewat Inovasi Teknologi Bendungan Cibeet
PTPP Percepat Ketahanan Nasional Lewat Inovasi Teknologi Bendungan Cibeet

JAKARTA - Pembangunan infrastruktur strategis tidak hanya berbicara tentang pencapaian fisik, tetapi juga mengenai kontribusi terhadap ketahanan nasional dan penerapan teknologi berkelanjutan. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membuktikan komitmennya dalam kedua aspek tersebut melalui proyek Bendungan Cibeet Paket II di Jawa Barat.

Bendungan yang tengah dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp1,81 triliun ini telah menunjukkan progres signifikan. Realisasi konstruksi telah mencapai 12,62%, jauh melebihi target awal sebesar 4,50%. Namun, lebih dari sekadar pencapaian angka, proyek ini merepresentasikan pendekatan inovatif dan kontribusi jangka panjang terhadap ketahanan air, pangan, dan energi, terutama di kawasan Jawa Barat.

Joko Raharjo, Corporate Secretary PTPP, menegaskan bahwa pembangunan Bendungan Cibeet merupakan bukti nyata dedikasi perusahaan dalam memperkuat pondasi pembangunan berkelanjutan. “Teknologi dan inovasi yang kami terapkan mencerminkan komitmen PTPP dalam menghasilkan proyek berkualitas tinggi dan berdampak luas bagi masyarakat, serta berdampingan dengan proyek Asta Cita Pemerintah yaitu proyek-proyek ketahanan pangan, air, dan energi,” ujar Joko dalam keterangan resminya.

Sejak didirikan pada 1953, PTPP terus mengukuhkan diri sebagai pemain utama dalam pembangunan infrastruktur nasional. Dalam pelaksanaannya, perusahaan tidak hanya fokus pada penyelesaian fisik, tetapi juga mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan dan penerapan teknologi konstruksi terkini.

Proyek Bendungan Cibeet menjadi salah satu contoh nyata dari strategi ini. Melalui kerja sama operasi dengan dua perusahaan, yakni MARFRI dan DMT, PTPP menerapkan teknologi bendungan tipe Gravity Dam dengan material Roller Compacted Concrete (RCC). Teknologi RCC ini menjadikan Bendungan Cibeet sebagai bendungan RCC ketiga di Indonesia, dan yang pertama digagas langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Penggunaan RCC bukan tanpa alasan. Teknologi ini terbukti mempercepat proses konstruksi dan meningkatkan efisiensi material. Pengecoran beton dilakukan tanpa slump, memanfaatkan campuran fly ash dan semen dengan kadar rendah, kemudian dipadatkan menggunakan vibro roller. Hasilnya, struktur bendungan menjadi lebih kuat, ramah lingkungan, dan hemat waktu.

Selain unggul dari sisi teknis, keberadaan Bendungan Cibeet juga membawa dampak besar terhadap ketahanan wilayah sekitarnya. Bendungan ini dirancang untuk mendukung irigasi seluas 8.837 hektare lahan pertanian, yang dapat meningkatkan indeks pertanaman dari 100% menjadi 300%. Artinya, produktivitas lahan akan meningkat tiga kali lipat dalam satu tahun, sebuah lonjakan yang signifikan bagi sektor pertanian.

Di luar fungsi irigasi, bendungan ini juga akan menjadi penyedia air baku sebesar 3.770 liter per detik. Air ini akan disalurkan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri di Kabupaten Bogor, Karawang, dan Bekasi. Hal ini menjadi sangat krusial mengingat pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan industri yang terus meningkat di ketiga wilayah tersebut.

Manfaat lainnya adalah pengendalian banjir. Bendungan Cibeet dirancang untuk mampu mereduksi debit banjir hingga 66% di wilayah hilir Sungai Citarum. Ini menjadi solusi penting bagi kawasan yang selama ini rentan terdampak banjir musiman.

Tidak hanya itu, proyek ini juga diarahkan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Di lokasi bendungan akan dikembangkan dua pembangkit listrik energi terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) dengan kapasitas 0,25 MW, serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 110 MW. PLTS ini akan memanfaatkan area genangan bendungan sebagai tempat pemasangan panel surya terapung, solusi inovatif untuk pemanfaatan ruang air secara efisien.

Sisi lain dari keunggulan proyek ini adalah penerapan teknologi pemetaan modern. Untuk meningkatkan presisi dalam survei dan perencanaan topografi, tim proyek menggunakan teknologi Drone LiDAR (Light Detection and Ranging). Alat ini mampu memetakan kontur tanah dengan ketelitian tinggi, mempercepat proses desain konstruksi dan mengurangi potensi kesalahan struktur.

Gabungan dari seluruh pendekatan tersebut memperlihatkan bahwa PTPP tidak hanya menargetkan pembangunan fisik semata, melainkan membangun sistem infrastruktur yang adaptif, tangguh, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.

Proyek Bendungan Cibeet juga mencerminkan sinergi antara BUMN konstruksi dan program prioritas nasional. Dengan menyelaraskan proyek ini dengan visi besar pemerintah dalam ketahanan pangan dan air, PTPP menunjukkan peran aktifnya sebagai agen pembangunan yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga nilai sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.

Lebih dari itu, kehadiran bendungan ini akan menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi daerah. Pasokan air yang stabil, pengendalian banjir, dan potensi energi terbarukan diyakini akan membuka peluang investasi dan memperkuat ketahanan sosial-ekonomi masyarakat sekitar.

Sebagai bagian dari ekosistem BUMN yang strategis, PTPP terus mendorong penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap proyeknya. Komitmen tersebut semakin relevan seiring tuntutan global untuk membangun infrastruktur yang tidak hanya tangguh, tetapi juga berwawasan lingkungan.

Dengan terus mendorong efisiensi melalui teknologi RCC dan penerapan inovasi lain seperti Drone LiDAR dan pengembangan energi hijau, PTPP menunjukkan bahwa transformasi sektor konstruksi di Indonesia bukanlah wacana, melainkan kenyataan yang tengah diwujudkan, salah satunya melalui proyek bendungan Cibeet.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index