Serie A

Gebrakan Como 1907 di Bursa Transfer Serie A

Gebrakan Como 1907 di Bursa Transfer Serie A
Gebrakan Como 1907 di Bursa Transfer Serie A

JAKARTA - Kompetisi Serie A Italia kini menyajikan dinamika baru yang cukup menarik, terutama dari sisi pergerakan klub-klub di bursa transfer. Jika biasanya daftar belanja besar didominasi oleh klub-klub tradisional seperti Juventus, Inter Milan, atau Napoli, kini ada nama kejutan yang berhasil merangsek ke jajaran atas. Klub tersebut adalah Como 1907, tim promosi yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia, keluarga Hartono (Bos Djarum).

Seperti dilaporkan kanal Starting Eleven Momen, Serie A musim ini menghadirkan anomali dalam hal pengeluaran transfer. Juventus memang masih memimpin sebagai klub paling boros dengan total pengeluaran mencapai 118,5 juta euro, namun yang mengejutkan adalah posisi kedua yang ditempati oleh Como dengan belanja senilai 101,5 juta euro.

Angka ini menjadikan Como sebagai satu-satunya tim non-raksasa yang masuk dalam lima besar klub paling boros di Serie A, bersama Juventus, Atalanta, Napoli, dan Inter Milan.

Klub Medioker Tampil Agresif, Klub Tradisional Cenderung Pasif

Kondisi ini memperlihatkan pergeseran tren dalam strategi transfer. Klub-klub besar seperti AC Milan, Roma, dan Lazio justru tampil sangat konservatif. Hingga saat ini, ketiganya belum mencatatkan pengeluaran melebihi 50 juta euro. Bahkan Inter Milan, yang dikenal aktif di bursa transfer, baru menghabiskan 68,4 juta euro untuk mendatangkan empat pemain baru: Luis Enrique, Ange-Yoan Bonny, Petar Sucic, dan Nicola Zalewski.

Sementara Milan, yang sedang dalam proses peremajaan tim bersama pelatih Massimiliano Allegri, hanya mendatangkan Samuele Ricci dan Pervis Estupinan dengan nilai total 40 juta euro. Angka ini menempatkan mereka di posisi ketujuh daftar pemboros, jauh di bawah ekspektasi publik yang biasanya menanti gebrakan besar dari Rossoneri.

Como Tunjukkan Geliat Serius, Didukung Dana Besar dan Nama Besar

Sebaliknya, Como justru tampil mencolok. Klub yang kini dibesut oleh mantan pemain top dunia Cesc Fabregas itu, tampak serius dalam menata tim menghadapi tantangan Serie A. Tak kurang dari 9 pemain telah direkrut secara permanen. Beberapa nama seperti Jesus Rodriguez, Nicolas Kuhn, Martin Baturina, Alex Valle, hingga Maximo Perrone resmi bergabung ke skuad yang bermarkas di Stadion Giuseppe Sinigaglia.

Bukan hanya itu, Como juga tengah membidik Alvaro Morata, striker timnas Spanyol, yang diperkirakan akan menambah beban anggaran sekitar 10 juta euro. Jika transfer ini terealisasi, maka total belanja Como dipastikan akan menyalip Juventus  menempatkan mereka sebagai klub paling agresif di jendela transfer musim ini.

Kehadiran Como di papan atas klasemen belanja menjadi sorotan bukan hanya karena statusnya sebagai tim promosi, tetapi juga karena sokongan finansial besar dari pemiliknya  Djarum Group, konglomerasi asal Indonesia. Investasi besar-besaran ini mengubah citra Como dari klub medioker menjadi calon pesaing serius di Serie A.

Perbandingan dengan Raksasa Lain: Efisiensi vs Agresivitas

Yang membuat situasi ini semakin menarik adalah kenyataan bahwa klub-klub dengan tradisi juara seperti Napoli dan Atalanta juga belum terlalu gencar membelanjakan dana besar. Napoli mengeluarkan dana yang belum mencapai 100 juta euro, sementara Atalanta mencatat 79,8 juta euro. Cagliari dan Fiorentina pun masuk ke dalam 10 besar pengeluaran terbesar, dengan masing-masing mencatat 30,3 juta euro dan 43,5 juta euro.

Beberapa analis membandingkan fenomena ini dengan tren di Premier League musim lalu, di mana klub-klub papan tengah seperti Aston Villa atau Brighton justru mencuri perhatian lewat transfer cermat dan pengembangan pemain yang konsisten.

Kini, Serie A tampaknya mengarah ke pola serupa. Klub-klub tradisional lebih memilih efisiensi dan konsolidasi skuad, sementara tim-tim yang sebelumnya kurang disorot mulai berani berinvestasi besar-besaran untuk mengejar prestasi dan eksistensi di kasta tertinggi.

Juventus Tetap di Puncak, Tapi Belanjanya untuk Pemain Lama

Meski disebut sebagai klub paling boros musim ini, aktivitas transfer Juventus sebenarnya tidak terlalu agresif jika dilihat dari kualitas atau popularitas rekrutan mereka. Sebagian besar dana Juventus digunakan untuk mempermanenkan pemain-pemain pinjaman, seperti Francisco Conceicao, Lloyd Kelly, Pierre Kalulu, dan Michele Di Gregorio.

Artinya, meskipun angka pengeluaran mereka tinggi, manuver Juventus lebih mengarah pada stabilisasi tim ketimbang perombakan besar. Hal ini membuat status “paling boros” mereka sedikit mengecoh publik yang mungkin berharap perekrutan nama-nama besar baru.

Bursa Masih Panjang, Arah Persaingan Belum Jelas

Dengan bursa transfer yang masih akan berlangsung hingga bulan September, peta kekuatan antar klub Serie A belum sepenuhnya terbaca. Namun indikasi awal sudah cukup jelas: klub-klub non-tradisional mulai menantang dominasi tim-tim besar, setidaknya dari segi kesiapan skuad.

Como 1907, sebagai contoh paling nyata, mungkin sedang membangun babak baru dalam sejarah sepak bola Italia. Dari tim promosi menjadi klub elit, semua berkat strategi bisnis ambisius dan keberanian mengambil risiko di pasar pemain.

Jika hasil di lapangan mampu mengimbangi gebrakan mereka di bursa transfer, bukan tidak mungkin Como akan menjadi kekuatan baru Serie A — atau bahkan membuka jalan bagi era kejayaan klub-klub dengan sokongan investor dari luar negeri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index