Samsung

Samsung Galaxy S26 Ultra: Tipis dan Ngebut, Tapi Baterai Disorot

Samsung Galaxy S26 Ultra: Tipis dan Ngebut, Tapi Baterai Disorot
Samsung Galaxy S26 Ultra: Tipis dan Ngebut, Tapi Baterai Disorot

JAKARTA - Samsung kembali memanaskan persaingan di segmen flagship dengan Galaxy S26 Ultra. Bocoran informasi tentang perangkat ini telah mencuri perhatian, terutama karena berbagai peningkatan signifikan yang ditawarkan. Namun, di balik kemajuan desain dan teknologi pengisian daya, muncul kritik mengenai kapasitas baterai yang dinilai belum sebanding dengan ekspektasi penggemar maupun standar kompetitor dari Tiongkok.

Perangkat yang dijadwalkan rilis awal tahun depan ini membawa sejumlah pembaruan yang menekankan efisiensi dan performa. Salah satu perubahan paling mencolok adalah penggunaan baterai berkapasitas 5.500mAh, meningkat 10 persen dari pendahulunya, Galaxy S25 Ultra, yang hanya memiliki kapasitas 5.000mAh. Informasi ini berasal dari bocoran akun @chunvn8888 di platform X, yang dikenal cukup akurat dalam membagikan informasi seputar produk Samsung.

Secara sekilas, peningkatan kapasitas ini tampak menjanjikan. Namun, jika dibandingkan dengan pesaing utama seperti perangkat buatan pabrikan Tiongkok yang sudah menggunakan baterai 6.000mAh, langkah Samsung ini masih dirasa kurang ambisius. Beberapa pengguna bahkan menyuarakan kekecewaannya, menilai bahwa peningkatan tersebut masih setengah hati untuk standar ponsel flagship masa kini.

Meski demikian, Samsung mencoba menyeimbangkan kapasitas baterai tersebut dengan inovasi lain yang tak kalah penting: kecepatan pengisian daya. Galaxy S26 Ultra diperkirakan akan menjadi ponsel Samsung pertama yang mendukung pengisian kabel hingga 65W. Ini merupakan peningkatan besar dari standar sebelumnya yang bertahan di 45W sejak era Galaxy S22 Ultra. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Samsung tidak lagi puas dengan sekadar bermain aman dalam hal pengisian daya.

Tak hanya kabel, pengisian nirkabel juga mendapatkan peningkatan penting. Galaxy S26 Ultra diperkirakan akan mendukung pengisian nirkabel dengan kecepatan 25W menggunakan standar Qi2 terbaru. Meskipun untuk mencapai performa maksimal pengguna tetap memerlukan casing magnetik khusus, fitur ini memperlihatkan komitmen Samsung dalam merespons perkembangan tren teknologi nirkabel secara lebih agresif.

Terlepas dari peningkatan daya dan efisiensi, satu aspek yang juga patut mendapat perhatian adalah desain perangkat. Meski membawa baterai lebih besar, Galaxy S26 Ultra dikabarkan akan memiliki profil yang lebih ramping dibanding pendahulunya. Dimensi bodi diperkirakan hanya 7,9 mm lebih tipis dari Galaxy S25 Ultra yang memiliki ketebalan 8,2 mm. Hal ini dimungkinkan berkat tata letak komponen internal yang dirancang ulang secara lebih efisien.

Perubahan desain ini tentu menjadi nilai tambah tersendiri bagi pengguna yang mendambakan perangkat dengan performa tinggi namun tetap nyaman digenggam. Samsung tampaknya ingin menunjukkan bahwa peningkatan baterai tidak harus mengorbankan estetika dan ergonomi perangkat.

Di sektor dapur pacu, Galaxy S26 Ultra diyakini akan dibekali dengan chipset Snapdragon 8 Elite Gen 2. Meski detail produksi chip ini masih belum sepenuhnya terkonfirmasi apakah akan diproduksi oleh TSMC dengan kecepatan clock lebih tinggi atau oleh Samsung Foundry menggunakan teknologi fabrikasi 2nm terbaru langkah ini tetap mencerminkan upaya Samsung untuk menjaga daya saing performa.

Namun, semua keunggulan tersebut belum cukup memuaskan sebagian pengamat dan konsumen. Kritik utama tetap tertuju pada kapasitas baterai yang dianggap tidak cukup signifikan, terutama ketika banyak flagship kompetitor mampu menyematkan baterai 6.000mAh tanpa menambah ketebalan atau bobot secara drastis. Bagi pengguna dengan kebutuhan mobilitas tinggi, angka kapasitas ini masih menjadi tolok ukur utama, bahkan lebih penting dari kemampuan pengisian ulang yang cepat.

Apalagi dalam kondisi penggunaan berat seperti gaming, multitasking, dan konsumsi konten streaming daya tahan baterai tetap menjadi faktor utama penentu pengalaman pengguna. Di sinilah letak tantangan bagi Samsung: menciptakan keseimbangan ideal antara desain yang ramping, pengisian daya cepat, dan ketahanan baterai maksimal.

Kekecewaan tersebut bukan tanpa alasan. Samsung selama ini dikenal konservatif dalam hal kapasitas baterai dan kecepatan pengisian. Sementara sejumlah produsen Tiongkok telah lama mengadopsi pengisian 100W ke atas dan baterai besar sebagai standar flagship mereka, Samsung justru baru berani melangkah ke 65W dalam peluncuran mendatang. Meski peningkatan ini patut diapresiasi, konsumen tetap membandingkannya dengan standar industri saat ini yang semakin kompetitif.

Galaxy S26 Ultra akan menjadi bukti nyata apakah Samsung mampu kembali memimpin di tengah kompetisi ketat pasar flagship. Meski tidak semua pembaruan menuai pujian, upaya menghadirkan teknologi baru dengan tetap mempertahankan desain elegan patut diacungi jempol. Kini, pertanyaannya bukan hanya soal seberapa canggih spesifikasi yang ditawarkan, melainkan apakah Samsung mampu menjawab kebutuhan nyata pengguna khususnya dalam hal daya tahan baterai dan efisiensi penggunaan sehari-hari.

Dengan semakin dekatnya waktu peluncuran, publik menanti apakah bocoran ini akan sepenuhnya terwujud dalam versi final Galaxy S26 Ultra, dan apakah Samsung akan menghadirkan kejutan tambahan yang bisa menebus ekspektasi tinggi dari para penggemarnya. 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index