Logistik

Gudang Logistik Baru Rp10 Miliar Dibangun di Dompak

Gudang Logistik Baru Rp10 Miliar Dibangun di Dompak
Gudang Logistik Baru Rp10 Miliar Dibangun di Dompak

JAKARTA - Langkah konkret terus dilakukan Badan Pengusahaan (BP) Tanjungpinang dalam memperkuat posisi ibu kota Provinsi Kepulauan Riau sebagai kawasan strategis logistik nasional. Salah satu upaya terbaru yang mencuri perhatian adalah pembangunan gudang logistik baru di wilayah Free Trade Zone (FTZ) Pulau Dompak dengan nilai investasi sebesar Rp10 miliar.

Fasilitas ini menjadi bagian dari rangkaian pengembangan infrastruktur penunjang perdagangan yang ditujukan untuk mendorong peningkatan arus barang dan efisiensi distribusi di kawasan perbatasan. Tak hanya itu, proyek ini juga menjadi salah satu bentuk keseriusan BP Tanjungpinang dalam mengakselerasi masuknya investasi dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.

Kepala BP Tanjungpinang, Cokky Wijaya Saputra, menyampaikan bahwa proses pembangunan gudang tersebut telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Perizinan dari Pemerintah Kota Tanjungpinang telah rampung, dan seluruh tahapan teknis pembangunan siap dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Perizinan sudah diterbitkan oleh Pemko. Harapannya tahun ini pembangunan selesai agar bisa menyerap tenaga kerja lokal,” ujar Cokky.

Investasi Gudang Terus Bertambah, Dorong Efisiensi dan Konektivitas

Dengan tambahan fasilitas baru ini, kawasan FTZ Dompak kini akan memiliki empat gudang logistik yang masing-masing ditopang oleh investasi senilai Rp10 miliar. Secara total, nilai investasi untuk fasilitas logistik di kawasan ini telah mencapai Rp40 miliar.

Menurut Cokky, keberadaan gudang-gudang tersebut tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga menghadirkan peluang kerja yang signifikan. Berdasarkan estimasi, setiap unit gudang mampu menyerap lebih dari 50 tenaga kerja. BP Tanjungpinang secara aktif mendorong agar investor memprioritaskan perekrutan tenaga kerja dari kalangan lokal.

“Setiap gudang mampu menyerap lebih dari 50 tenaga kerja baru. Kami sudah minta agar investor memprioritaskan tenaga kerja lokal,” lanjutnya.

Upaya itu sejalan dengan visi BP Tanjungpinang yang berkomitmen menjadikan kawasan ini sebagai simpul logistik baru yang ramah terhadap pelaku usaha sekaligus mampu memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

Tanjungpinang Menuju Sentra Logistik Perbatasan

Transformasi kawasan Dompak menjadi pusat kegiatan logistik bukanlah tanpa alasan. Lokasinya yang berada di jantung Provinsi Kepulauan Riau, berdekatan dengan jalur pelayaran internasional, menjadikan Dompak sebagai titik strategis untuk distribusi barang ke berbagai wilayah, termasuk ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

BP Tanjungpinang melihat potensi besar ini dan terus menggandeng berbagai pihak guna menjadikan Tanjungpinang sebagai kawasan unggulan logistik dan industri. Menurut Cokky, investasi bukan hanya soal modal dan infrastruktur, melainkan juga soal ekosistem yang kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

“BP Tanjungpinang akan terus berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk menjadikan Tanjungpinang sebagai pusat kegiatan logistik dan industri baru di wilayah perbatasan,” tegasnya.

Dampak Pembangunan Terhadap Perekonomian Lokal

Pembangunan gudang logistik tidak hanya akan mempercepat aktivitas ekonomi di kawasan FTZ Dompak, tetapi juga meningkatkan daya saing daerah. Kehadiran infrastruktur yang mendukung rantai pasok logistik memungkinkan distribusi barang menjadi lebih cepat, murah, dan efisien, yang pada akhirnya bisa menarik lebih banyak investor masuk.

Proyek ini juga dapat menstimulasi pengembangan sektor-sektor lain seperti transportasi, jasa pengemasan, hingga logistik digital. Hal ini akan mendorong tumbuhnya peluang usaha kecil dan menengah di sekitar kawasan industri, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.

Dengan potensi tersebut, Dompak tidak hanya bertransformasi sebagai lokasi pergudangan biasa, tetapi menjadi simpul penting dalam jaringan ekonomi regional. Skema pengelolaan kawasan FTZ yang fleksibel dan insentif fiskal yang tersedia juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi para pelaku usaha yang ingin menanamkan modal di Tanjungpinang.

Harapan terhadap Keberlanjutan Proyek

Melalui langkah pembangunan ini, BP Tanjungpinang menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam memperkuat sektor logistik nasional. Selain memenuhi kebutuhan ruang penyimpanan barang, pembangunan gudang logistik juga menjadi simbol kesiapan infrastruktur pendukung kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan ekspor.

Dengan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan usaha, Tanjungpinang diyakini akan segera menjelma sebagai titik unggulan perdagangan dan distribusi di wilayah barat Indonesia.

Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi merupakan bagian dari skenario besar untuk meningkatkan daya saing daerah dalam jangka panjang. Diharapkan, pendekatan pembangunan berbasis kolaborasi ini dapat direplikasi di kawasan lain di Indonesia yang memiliki potensi serupa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index